Semua ahli keluarga sudah berkumpul dirumah duka dan sekarang rumah duka sudah dipenuhi oleh para pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada salah satu anak kembar Seojoon itu.
Seojin bersama Yeongha juga turut hadir gara gara paksaan dari Seojoon yang menginginkan Seojin menatap wajah Rose sebelum dimakamkan. Seojoon dapat bertemu keberadaan Seojin juga gara gara Kyungsoo yang terus berusaha mencari keberadaan wanita itu.
"Kenapa selama ini kamu membawa Chaeyoung sama Lisa menjauh dari aku hah?!" Tanya Seojoon menahan emosinya.
"Memangnya kenapa? Mereka juga anak aku bukan?" Sahut Seojin santai.
"Anak? Memangnya kamu memperlakukan mereka seperti anak kamu? Selama ini kamu malah menyiksa batin mereka bahkan kamu menjadikan mereka sebagai pembantu kamu! Apa kamu pantas dipanggil ibu?!" Marah Seojoon.
"Itu bukan urusan kamu! Sekarang kamu sudah ketemu sama mereka bukan, jadi jangan pernah mengganggu aku lagi" ujar Seojin.
"Tapi gara gara kamu aku tidak ada banyak waktu bersama Chaeyoung! Kalau saja kamu tidak menyembunyikan identitas Chaeyoung sama Lisa, aku pasti sudah lama ketemu sama mereka!"
"Aku tidak peduli" sahut Seojin. Dia beralih menatap Yeongha disampingnya "Ayo yeobbo, kita pulang"
"Kalian tunggu saja! Aku akan pastikan suami kamu itu mendapat hukuman atas perbuatannya yang hampir melecehkan Lisa!" Ancam Seojoon membuatkan wajah Yeongha pucat.
"Kamu jangan asal nuduh ya!" Marah Seojin.
"Ck, lihat saja nanti!" Sahut Seojoon berganjak pergi.
"Aku harus gimana?" Panik Yeongha.
Seojin menatap sang suami dengan kaget "Jangan bilang kalau apa yang dikatakan sama Seojoon itu ada benarnya?! Apa jangan jangan gara gara itu juga Rose sama Lalice kabur dari rumah kita?!"
Melihat sang suami yang diam dengan wajahnya yang gelisah itu membuatkan Seojin yakin apa yang dikatakan sama Seojoon ada benarnya "Kita bahas ini dirumah! Ayo pulang!" Marahnya.
Didepan peti mati, terlihatlah tiga orang yeoja yang hanya duduk dengan tatapan kosong mereka. Mata mereka sudah sembab dan mereka sudah tidak sanggup untuk menangis lagi. Jiwa dan batin mereka sudah benar benar tersiksa.
Chanyeol juga datang kesana namun dia langsung pulang setelah selesai memberikan penghormatan terakhir kepada sang pacar. Hatinya benar benar sesak dan dia tidak sanggup untuk terus menatap wajah pacarnya yang sudah tidak bernyawa itu. Walaupun begitu, dia tetap akan berusaha mengikhlaskan kepergian Rose agar pacarnya itu bisa tenang dialam sana.
"Anak anak. Tataplah wajah Chaeyoung untuk yang terakhir kalinya. Dia harus segera dimakamkan" ujar Seojoon menghampiri ketiga anaknya.
"Andwae! Chaeng tidak akan kemana mana!" Sahut Lalice menatap Seojoon dengan tajam.
"Lisa-ya. Jangan seperti ini Nak. Ikhlasin Chaeyoung ya" bujuk Seojoon.
Lalice menggeleng "Pokoknya tidak ada siapa siapa yang bisa membawa Chaeng pergi!" Teriaknya.
Seojoon menghela nafasnya dengan kasar. Tidak butuh waktu yang lama, beberapa orang pria menghampiri peti mati itu dan mengangkatnya.
"Jangan sentuh kembaran gue sialan!" Teriak Lalice marah.
Dia berusaha menghalang pria itu namun Seojoon langsung memeluknya "Tenang Lisa. Chaeyoung harus dimakamkan"
"Andwae!! Jebal Papa!! Chaeng masih hidup! Kalian tidak boleh memakamkan dia!! Hiks jebal! Aku mohon Pa!" Teriak Lalice meronta ronta didalam dakapan Seojoon.
Jisoo dan Jennie hanya terduduk lemes dipojokan. Mereka juga ikut terpukul atas kepergian Rose namun mereka sudah tidak bisa melakukan apa apa lagi "Chaeyoung-ah. Kita baru saja ketemu tapi kenapa kamu pergi tinggalin Eonnie secepat ini hurm? Bogoshipo" lirih Jisoo menenggelamkan mukanya dikedua lututnya.
Tidak jauh beda dari Jisoo, kondisi Jennie juga kelihatan kacau. Dengan mata sembab dan rambut yang acak acakan, dia terus menangis dengan mulut yang terus menggumamkan nama sang adek "Jebal. Jangan pergi Rosie. Hiks hukuman kamu ini terlalu berat. Eonnie tidak sanggup" isaknya sendu.
Beberapa hari berlalu dan mansion keluarga Park yang dulunya dipenuhi oleh canda tawa kini sudah berubah menjadi sepi. Para penghuni masih berduka diatas kepergian Rose.
Setelah Rose dimakamkan juga, semua bukti bukti kejahatan yang dilakukan oleh Leon akhirnya terbongkar. Dia bersama namja yang menyuntikkan racun kedalam infus Rose itu akhirnya ditahan polisi dan mereka akan menerima hukuman yang setimpal. Tidak lupa juga dengan sosok Yeongha yang ikut ditahan atas pertuduhan pelecehan yang hampir dia lakukan kepada Lalice itu.
Seojin bahkan memohon kepada Seojoon untuk menarik kembali tuduhan keatas Yeongha itu namun Seojoon tetap tidak mau. Pokoknya sesiapapun yang menyakiti anak anaknya, harus menerima hukumannya.
Perpisahan
Sebuah kata yang mengandung makna kesedihan
Selalu ada kecewa
Selalu ada air mata
Dan pasti ada hati yang terluka....
Chaeyoung-ah....
Apa kebahagiaan sudah menghampiri kamu?
Apa kamu sudah tidak merasakan kesakitan lagi?
Chaeyoung-ah....
Andai kita dilahirkan kembali, kita harus terlahir sebagai saudara karena terlahir sebagai saudara kamu adalah sesuatu yang paling berharga.
Kamu, malaikat tanpa sayap yang dikirim oleh Tuhan untuk kebahagiaan kami.
Bersama kamu, kita belajar arti kehilangan dan kehilangan memang benar benar menyakitkan.
Semua orang berhak untuk bahagia begitu juga dengan kamu.
Jadi sekarang kamu harus bahagia ya. Tuhan pasti sudah menyiapkan rencana yang baik untuk kamu. Berbahagialah disana. Kita akan sentiasa mengingati kamu walaupun alam kita sudah berbeda.
We love you Chaeyoung♡
-JenChuLi
The End✅
Aku gak tau si kalian dapat feelnya apa kagak. Tapi semoga dapat dehhh.
Terima kasih untuk semua readers yang masih setia membaca cerita ini dari awal sehingga akhir.
Aku benar benar menghargainya. Berkat dukungan kalian aku berjaya menamatkan satu lagi cerita aku ini🥰
Maafin aku kalau ada kata kata atau penulisan aku yang bikin kalian kurang nyaman🙏
New story coming soon ya❤️
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌