-9-

1.5K 228 13
                                    

Sudah hampir seharian Chanyeol menemani Rose bersama Lalice diruang inap itu. Jam bahkan sudah menunjukkan pukul 7 malam dan mereka bertiga sudah selesai menikmati makan malam mereka.

"Chan, mendingan kamu pulang deh. Aku bukan mengusir kamu tapi aku takut kamu dimarahin Appa kamu karena telat pulang" ujar Rose.

Chanyeol menghela nafasnya dengan kasar. Andai bisa, dia ingin terus disamping pacarnya itu namun sang Appa pasti akan mencari keberadaannya "Ya sudah. Aku pulang duluan ya" dia mengelus kepala Rose.

"Hati hati. Jangan khawatir soal aku, ada Lisa yang bisa menjaga aku" ujar Rose.

Chanyeol mengangguk "Besok pagi aku kesini" dia beralih menatap Lalice "Lice, Oppa pulang duluan ya"

"Okay Oppa" sahut Lalice.

Chanyeol akhirnya berganjak pulang dari sana membuatkan suasana ruangan itu menjadi hening.

"Chaeng, aku mandi duluan ya" ujar Lalice. Sebelumnya dia memang sudah pulang si untuk mengambil baju bajunya serta baju kembarannya itu. Untung sekali Yeongha sama Seojin tidak ada dirumah karena mereka berangkat ke luar kota untuk urusan pekerjaan mereka.

"Iya" sahut Rose.

Setelah mengambil baju serta beberapa kelengkapannya, Lalice bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Rose hanya melamun memikirkan nasibnya itu. Dia takut kalau dia tidak mampu bertahan. Siapa yang akan menjaga Lalice kalau dia pergi untuk selama lamanya? "Gue harus berusaha mencari Papa sama Eonnie deul! Gue bisa pergi dengan tenang setelah Lisa bahagia bersama mereka" tekad Rose.












:
:

"Jen, sudah selesai?" Tanya Jisoo memasuki kamar adeknya itu.

"Sudah Eon" sahut Jennie menyambar tasnya.

"Papa dimana? Eonnie ingin Papa ikut makan malam bareng keluarga Haein Oppa" ujar Jisoo.

Jennie meringis "Ah, sepertinya aku lupa buat ngomong sama Eonnie kalau Papa harus ke Busan"

"Mwo?! Papa ngapain ke Busan? Apa ada masalah sama project disana?"

Jennie menggeleng "Papa mendapat informasi kalau dulu Mama sama kedua adek kembar kita ada di Busan makanya sekarang Papa kesana untuk mencari mereka" jelasnya.

"Astaga. Andai saja Eonnie tahu dari awal, Eonnie pasti akan ikut sama Papa" sesal Jisoo.

"Awalnya aku juga ingin mengikut Papa si tapi Papa bilang kalau aku harus membantu Eonnie di perusahan. Kalau Papa mendapat informasi, Papa akan ngomong sama kita kok jadi Eonnie jangan khawatir"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Ya sudah lah" dia melirik jam dipergelangan tangannya "Mendingan kita berangkat sekarang. Biar Eonnie saja yang menyetir"

"Arreosso Eonnie" sahut Jennie.














:
:

Yoona bersama Jongsuk tersenyum setelah melihat kedatangan Jisoo bersama Jennie.

"Annyeonghasaeyo Om, Tante" ujar Jisoo sama Jennie dengan sopan.

"Maaf karena telat. Tadi jalanannya macet" lanjut Jisoo

"Tidak apa apa sayang. Silakan duduk" sahut Yoona.

Jisoo sama Jennie duduk dibangku kosong.

"Dimana Papa kalian?" Tanya Jongsuk.

Jisoo melirik Jennie sekilas dan kembali menatap Jongsuk "Maaf Om, Tante. Papa tidak bisa ikut makan malam ini. Dia harus ke Busan" sahutnya.

"Busan? Bukannya dia juga baru pulang dari luar kota?" Tanya Jongsuk lagi.

Jisoo tersenyum tipis "Papa ke Busan untuk mencari Mama sama adek kembar aku" sahutnya

"Ada informasi soal mereka?" Tanya Haein.

"Iya. Pas cerai sama Papa, Mama sama adek kembar aku ke Busan si makanya sekarang Papa ke Busan untuk mencari mereka" jelas Jisoo membuatkan Haein bersama kedua orang tuanya mengangguk paham.

Keluarga Jisoo memang sudah akrab sama keluarga Haein bahkan Jongsuk sama Seojoon itu temanan makanya keluarga Haein bisa tahu apa yang terjadi kepada keluarga Jisoo itu.

"Semoga kalian cepat ketemu sama adek kembar kalian itu ya" ujar Yoona.

"Iya Tante" sahut Jennie sama Jisoo dengan kompak.













:
:

Rose meringis ketika sang suster kembali menyuntikkan obat kedalam infus yang dipakai olehnya itu. Tangannya itu sedikit kesemutan. Mungkin saja itu efek obat yang sudah mengalir kedalam badannya itu.

"Apa sakit?" Tanya Lalice setelah suster berganjak keluar dari ruang inap itu.

Dapat Rose lihat kalau adek kembarnya itu kelihatan khawatir.

Ia tersenyum bagi menenangkan adek kembarnya itu "Sedikit si tapi tidak apa apa kok. Eonnie harus terbiasa. Mungkin hidup Eonnie hanya akan ditemani oleh obat obatan rumah sakit ini" Rose tersenyum miris diakhir kata.

Lalice mengelus tangan Rose yang bengkak gara gara jarum infus itu "Kalau sakit, gigit saja tangan aku. Biarin aku ikut merasakan sakitnya. Kita kembar, kalau Eonnie merasa sakit, aku juga ikut merasakan sakit itu" ujarnya dengan tulus.

Mata Rose berkaca kaca. Ah, adek kembarnya itu suka banget si bikin dia baper "Lisa🥺" lirihnya

Lalice membawa sang Eonnie kedalam dakapannya. Tanpa Rose tahu, Lalice mati matian berusaha menahan air matanya. Ia ingin terlihat kuat agar Eonnie nya itu ikutan kuat untuk melawan penyakit yang bersarang dibadannya itu.










Pengen kembar seperti mereka😭

   Tekan
    👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang