-18-

1.7K 231 10
                                    

Seojoon memasuki kamar tamu dengan memakai jas kerjanya "Tadi Papa melihat Seulgi. Ada apa memangnya?"

"Ah, ini Pa. Lalice sama Rose demam. Mungkin gara gara kehujanan tadi malam" sahut Jisoo mengompres dahi Lalice yang sudah kembali tidur itu.

Seojoon mendekati kasur. Ditatapnya kedua anak kembar itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Kenapa hati dia seakan sakit ketika melihat wajah pucat kedua yeoja itu? Apa itu hanya perasaan kasiannya saja?

"Papa ingin ke perusahan?" Tanya Jennie membuyarkan lamunan Seojoon.

"Iya" sahut Seojoon "Hari ini mendingan kalian libur saja. Jagain mereka. Biar Papa yang menguruskan perusahan" lanjutnya.

"Apa tidak apa apa Pa? Jennie bisa membantu Papa di perusahan" ujar Jennie.

"Tidak perlu Jen. Kamu bantu Eonnie kamu menjaga Lalice sama Rose saja. Lagian di perusahan juga Papa dibantu sama sekertaris kok" sahut Seojoon.

"Ya sudah. Papa hati hati ya" ujar Jennie

"Iya. Papa duluan" pamit Seojoon mengecup dahi Jisoo sama Jennie secara bergantian dan berganjak pergi dari sana.

"Jen, mendingan kamu turun sarapan saja dibawah. Biar mereka dijaga sama Eonnie saja duluan" ujar Jisoo.

Jennie menggeleng "Aku tidak lapar Eon. Melihat mereka sakit sudah bikin hati aku ikut merasa sakit" ujarnya sendu.

Jisoo menghela nafasnya "Ya sudah lah. Nanti Eonnie akan meminta Luna untuk membawa sarapan kita kesini. Kita makan disini saja, sekalian jagain si kembar ini" ujarnya disetujui oleh Jennie.

















:

Sedari tadi, Seojoon hanya melamun diruang kerjanya. Dia masih memikirkan sosok dua orang yeoja yang dibawa oleh kedua anaknya itu.

Hatinya masih merasakan perasaan yang aneh "Apa jangan jangan mereka memang anak gue?" Gumamnya.

Akhirnya dia menekan intercom diatas meja kerjanya itu "Jae, bilang sama Kyungsoo untuk masuk keruangan saya sekarang"

"Baiklah Tuan"

Tidak butuh waktu yang lama, terdengarlah ketukan pintu dari luar.

Tok tok tok

"Masuk" arah Seojoon.

Masuklah seorang namja berjas hitam yang juga memakai kacamata hitamnya itu. Jangan lupakan raut wajahnya yang datar "Tuan memanggil saya?" Tanya nya datar.

"Iya. Saya ingin kamu menyelidi 2 orang gadis yang tinggal di mansion saya itu. Rose sama Lalice. Mereka berdua saudara kembar. Saya ingin informasi mereka secepatnya" arahnya.

"Baiklah Tuan. Akan saya turuti arahan Tuan!"

"Ya sudah. Kamu bisa pergi"

Kyungsoo membungkuk sopan dan berganjak pergi dari ruangan itu.

"Papa berharap kalau itu benaran kalian" gumam Seojoon menatap figura photo ke4 anaknya yang masih kecil itu.











*
*

Rose bersama Lalice sudah bangun dan sekarang mereka berdua lagi disuapin makan oleh Jisoo dan juga Jennie.

Hati mereka menghangat ketika mendapat perhatian dari kedua sosok yang sudah dianggap seperti saudara mereka sendiri itu.

"Terima kasih untuk segalanya" ujar Rose

"Kita ikhlas membantu kalian kok. Kita juga sudah menganggap kalian seperti adek kita" sahut Jisoo disetujui oleh Jennie.

"Nanti aku akan bekerja dan berusaha mencari kontrakan untuk aku sama Lalice" ujar Rose.

"Memangnya kalian tidak ingin tinggal disini?" Tanya Jennie

"Kita tidak ingin merepotkan kalian. Lagian kita hanya orang asing bukan?" Sahut Lalice.

"Kalian bukan orang asing. Anggap saja Eonnie sama Jennie sebagai Eonnie kalian. Papa juga tidak masalah kok kalau kalian tinggal disini. Nanti Eonnie akan memperkenalkan kalian sama Papa" ujar Jisoo.

"Gomawo" kompak si kembar

"Baiklah, sekarang habisin bubur kalian" Jennie kembali menyuapi Rose, begitu juga dengan Jisoo yang kembali menyuapi Lalice.

















*

"Gimana mereka bisa kabur?!" Marah Seojin.

Yeongha mendengus "Si sialan itu memukul aku" sahutnya

"Tidak mungkin mereka memukul kamu tanpa alasan bukan?"

"Ya aku tidak tahu si. Aku kedapur untuk mengambil minum terus mereka tiba tiba memukul tengkuk aku dan bikin aku pingsan" sahut Yeongha berbohong.

Seojin menggigit kukunya "Sekarang kita harus mencari mereka"

"Untuk apa si mencari mereka lagi? Kalau mereka ingin kabur, biarkan saja. Lagian kita juga tidak membutuhkan mereka" santai Yeongha.

"Sebelum orang tua aku mati, mereka menyerahkan harta mereka kepada cucu cucu mereka. Diusia Rose sama Lalice yang ke 21 tahun, mereka bisa menuntut harta mereka itu. Kalau kita menjaga mereka sehingga mereka berusia 21 tahun, kita pasti bisa mendapatkan harta mereka itu!" Jelas Seojin.

"Kenapa kamu tidak bilang dari awal?!!"

"Kamu menyalahkan aku?! Yang salah itu kamu! Kamu tidak becus menjaga mereka sehingga mereka kabur!"

"Arghhh sial!" Yeongha mendengus marah.

"Kita harus segera menemukan mereka sebelum mereka bertemu sama mantan suami aku. Kalau mereka tinggal bersama mantan suami aku itu, harta mereka pasti akan menjadi milik mantan aku itu juga" ujar Seojin.

Yeongha mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dia langsung menghubungi seseorang "Cari kedua anak tiri gue sampai ketemu! Bawa mereka pulang dengan segera!"











  Tekan
    👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang