-19-

1.5K 241 6
                                    

Sekarang ke4 yeoja itu sudah bersantai diruang tamu mansion dengan menonton drakor yang baru saja ditayangkan.

Awalnya, Jisoo sama Jennie tidak membiarkan Rose dan Lalice keluar dari kamar karena kondisi mereka itu namun si kembar yang sudah bosen itu malah merengek membuatkan Double J itu tidak tega.

"Astaga, aku sudah telat untuk bekerja!" seru Rose ketika menyadari jam yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

"Aku juga sudah telat!" Lalice juga ikut berseru heboh.

"Kalian masih sakit. Istirahat saja dirumah" ujar Jisoo.

Lalice menggeleng "Besok aku harus membeli peralatan kuliah yang baru jadi aku butuh uang"

"Kenapa tidak bilang sama Eonnie? Biar Eonnie saja yang membelikannya" timpal Rose.

"Aniya. Uang Eonnie itu untuk Eonnie. Lagian tabungan aku juga masih ada kok. Eonnie simpan saja uang Eonnie itu. Itu hasil keringat Eonnie jadi sudah seharusnya Eonnie yang menggunakannya" ujar Lalice penuh perhatian.

Jisoo sama Jennie dibuat tersenyum ketika mendengar kata kata Lalice. Sekarang mereka mengerti kalau Lalice memang hanya akan dingin dan irit bicara sama orang yang baru dikenali "Mulai besok kalian berdua harus berhenti dari kerja kalian itu" ujar Jisoo.

Sudah pasti hal itu membuatkan si kembar itu kaget "Maksud Eonnie?" Tanya Rose

"Mulai sekarang kalian akan tinggal disini. Anggap saja rumah ini seperti rumah kalian. Kalian sudah tidak perlu bekerja lagi karena Eonnie yang akan menanggung semua kebutuhan kalian" jelas Jisoo.

"Dan Rosie, kamu juga bisa melanjutkan kuliah seperti Lalice. Eonnie sama Jisoo Eonnie akan membayar uang kuliahnya" lanjut Jennie.

Memang sudah dari awal Jisoo sama Jennie membahasa soal ini. Mereka sudah berencana untuk menjadikan kembar itu sebagai adek angkat mereka makanya mereka sanggup membayar semua kebutuhan si kembar.

Lalice sama Rose saling menatap. Mereka seakan berbicara melalui hati mereka saja "Maaf Eon. Aku sama Lalice menghargai kebaikan kalian tapi kita tidak bisa menerimanya. Kita sudah bersyukur karena kalian membiarkan kita tinggal disini dan kita tidak ingin membebankan kalian. Aku sama Lalice akan tetap lanjut kerja dan kalian tidak perlu membayar kebutuhan kita" ujar Rose.

"Tap-"

"Tolong hargai keputusan kami" Lalice memotong kata kata Jisoo. Dia sudah tahu kalau Jisoo pasti akan protes.

"Eonnie akan memberi izin buat kalian untuk bekerja tapi sebagai syaratnya, kalian hanya bisa bekerja di 1 tempat saja dan kalian tidak boleh pulang terlalu malam" ujar Jennie.

"Jam 7 kalian sudah harus berada dirumah" lanjut Jisoo tegas.

Si kembar itu terdiam. Mereka sadar kalau apa yang dilakukan oleh Jisoo sama Jennie itu adalah untuk kebaikan mereka dan mereka juga memang tidak boleh menolak permintaan Double J itu.

"Baiklah. Kita setuju" putus Rose mewakili sang adek.

Double J itu sontak bernafas lega. Bukan tanpa alasan mereka tidak membiarkan Rose sama Lalice bekerja di tempat yang berbeda pada hari yang sama namun mereka hanya tidak ingin si kembar itu merasa capek.

"Ya sudah. Mendingan sekarang kalian kekamar terus istirahat. Badan kalian masih hangat" ujar Jisoo

"Baiklah. Terima kasih Jisoo Eonnie, Jennie Eonnie" sahut Lalice berganjak menarik Rose menuju kekamar mereka.

Setibanya dikamar, Lalice langsung mengambil obat yang ada di tas Rose dan memberikan obat itu kepada pemiliknya "Sekarang sudah saatnya Eonnie meminum obat Eonnie ini" ujarnya.

Senyum tipis terukir dibibir Rose. Dia bersyukur karena diberi kembaran seperti Lalice yang selalu saja ada disaat dirinya membutuhkannya.

"Gomawo Li" ujar Rose yang langsung saja meminum obat yang sudah disediakan oleh sang adek. 

Lalice membaringkan dirinya diatas kasur dan dia meletakkan kepalanya dipangkuan Rose. Dia sontak memejamkan matanya dengan nyaman ketika Rose mengelus kepalanya "Apa kita akan selamanya tinggal disini?" Tanya Lalice tanpa membuka matanya.

"Tenang saja, nanti Eonnie akan mengumpulkan uang dan kita bisa pindah ke kosan. Tidak mungkin kita merepotkan mereka bukan? Lagian kita hanya orang asing dan Eonnie merasa tidak enak karena sudah membebankan mereka" sahut Rose.

"Ya sudah, nanti aku akan ikut membantu Eonnie menabung untuk menyewa kosan" ujar Lalice.

"Jangan Li. Mendingan kamu fokus kuliah saja. Uang gaji kamu itu juga mendingan kamu simpan untuk keperluan kamu. Biar Eonnie saja yang pikirin soal sewa kosan"

"Tidak boleh seperti itu dong. Kita kembar jadi semuanya harus kompak! Eonnie tenang saja. Walaupun aku kerja, aku tidak akan bolos kuliah kok. Aku akan lulus kuliah agar aku bisa menjadi Dokter"

Dahi Rose mengeryit "Dokter? Bukannya dulu kamu ingin menjadi guru dance?"

Lalice membuka matanya. Tatapannya kelihatan sendu "Aku ingin menjadi Dokter agar aku bisa menyembuhkan Eonnie"

Mendengar kata kata yang terlontar dari kembarannya itu membuatkan Rose terdiam. Apa kembarannya itu benar benar menginginkan dirinya agar tetap hidup? Tapi dia sudah tidak sanggup lagi. Sudah cukup dia sering merepotkan kembarannya itu.

"Eonnie?" Panggil Lalice menyadarkan lamunan Rose.

"Ah iya. Terserah kamu saja Li. Apa pun yang kamu ingin lakukan, Eonnie akan mendukung kamu selagi apa yang kamu lakukan itu adalah hal yang baik" ujar Rose merapikan poni sang adek.










  Tekan
    👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang