Dengan langkah santai Lalice berjalan memasuki kamarnya. Suasana mansion itu sepi membuatkan yeoja berponi ini bersyukur karena itu menandakan kalau Seojin dan Yeongha tidak pulang.
Ceklekk
"Chaeng? Kirain belum pulang" ujar Lalice menghampiri kembarannya itu.
"Tadi restaurant nya sepi makanya bos Eonnie mengizinkan para karyawan pulang" sahut Rose.
Lalice mengangguk dan sedetik kemudian dia menyadari kalau Rose lagi mengobati luka di siku nya "Loh, ini kenapa?"
"Tadi hampir ditabrak si" sahut Rose
Mata Lalice melotot. Secara tiba tiba dia memegang kedua pundak Rose dan meneliti badan kembarannya itu "Apa lagi yang sakit? Ngomong sama aku Chaeng!" paniknya.
Hal itu malah membuatkan Rose terkekeh kecil "Li, i'm okay. Hanya siku Eonnie saja si yang ke gores" ujarnya membuatkan Lalice bernafas lega.
Lalice mengambil obat di tangan Rose dan dia beralih mengolesnya di siku kembarannya yang terluka itu "Aishh, perih" ringis Rose.
"Siapa yang sudah hampir menambrak Eonnie huh?" tanya Lalice kesal.
"Jennie"
Lisa mengernyit. Nama itu sepertinya tidak asing deh "Apa dia yang sering muncul di tv itu?" tebaknya.
"Majja" sahut Rose. Dia mengambil uang yang disimpan dan memberikannya kepada Lalice.
"Uang apa ini?" bingung Lalice.
Rose sama Lalice memang tidak pernah menyimpan rahsia diantara mereka berdua makanya sekarang Rose jujur dan menceritakan semuanya kepada adek kembaranya itu.
"Apa apaan ini!" marah Lalice dengan muka yang memerah "Songong banget tuh cewek!" lanjutnya
Lalice paling tidak suka kalau ada orang yang menyakiti atau menginjek harga diri kembarannya itu. Selama ini dia mati matian berusaha untuk membahagiakan kembarannya itu namun sekarang orang asing malah dengan santainya menyakiti kembarannya itu huh?! Tidak bisa dibiarkan!
"Sudah Li, Eonnie tidak apa apa kok. Lagian Eonnie juga yang salah karena langsung menyebrang" ujar Rose menenangkan sang adek.
"Pokoknya kita harus mengembalikan uang ini" ujar Lalice.
Rose mengangguk "Iya. Eonnie juga memang ingin mengembalikan uang itu kok"
"Awas saja kalau aku ketemu sama dia!" duh, si Lalice masih marah nih.
Dengan lembutnya Rose mengelus punggung Lalice "Sudah, tidak perlu dipikirkan" ujarnya "Besok, apa kamu kuliah?"
Lalice menggeleng "Besok aku libur kuliah sama libur kerja jadi besok aku bisa bersantai deh"
"Bagus deh. Eonnie juga libur. Gimana kalau kita jalan jalan? Sudah lama juga kita tidak menghabiskan waktu bersama" usul Rose.
"Setuju!" sahut Lalice.
Rose mengelus kepala Lalice "Sekarang kamu mandi terus kita bisa tidur"
Adek kembarnya itu mengangguk patuh dan bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Deg
Secara tiba tiba, darah mengalir keluar dari hidung Rose. Ternyata yeoja ini mimisan. Tidak ingin melihat kembarannya itu khawatir, dia bergegas kekamar mandi lantai bawah untuk membersihkan darahnya itu.
"Arghhh!" Rose menggigit bibir bawahnya bagi menahan teriakannya. Sekujur badannya merasa sakit dan ini bukan pertama kalinya dia merasakannya. Dia malah beranggapan kalau badannya itu hanya merasa capek dan membutuhkan istirahat.
:
:Jisoo menghampiri Jennie yang bersantai di sofa ruang tamu itu dengan membawa dia cangkir susu hangat.
"Untung saja kamu mengangkat panggilan Eonnie" ujar Jisoo.
Jennie terkekeh kecil "Ya lagian kenapa bisa si mobil Eonnie tidak ada bensin"
"Sepertinya Eonnie lupa membeli bensin deh" sahut Jisoo.
Jennie beralih menatap Jisoo dengan serius "Aku penasaran deh sama yeoja yang sudah menemani Eonnie itu"
Secara tiba tiba Jisoo tersenyum "Nama dia Lalice. Dia yeoja yang baik si walaupun dia menyebalkan"
"Sepertinya seru deh temanan sama dia" komentar Jennie. Duh, mbak Jen tidak tahu saja nih kalau sosok Lalice marah kepadanya.
"Eonnie juga lupa si untuk meminta nomer ponsel dia" keluh Jisoo.
"Ya sudah deh. Mungkin suatu hari nanti kita bisa kembali ketemu sama dia" ujar Jennie.
"By the way, kenapa tadi kamu telat menjemput Eonnie? Kamu pikir Eonnie tidak kedinginan huh" omel Jisoo.
Jennie terdiam setelah dia mengingati kejadian yang dilalui olehnya sewaktu dia ingin menjemput Jisoo. Secara tiba tiba dia merasa bersalah sama sosok yeoja yang hampir ditabrak olehnya itu.
"A-aku hampir menabrak seseorang si" dengan ragunya Jennie berucap.
Mata Jisoo sontak melotot "Heol! Gimana bisa Jen?"
"Waktu itu aku panik terus takut kalau Eonnie kenapa napa makanya aku buru buru. Untung saja aku tidak sempat menabrak yeoja itu" jelas Jennie.
"Tapi yeoja itu tidak apa apa bukan?" tanya Jisoo.
"Dia tidak apa apa kok.....mungkin si" suara Jennie memelan diakhir kata. Dia bahkan ragu sama jawabannya sendiri.
"Sudah minta maaf sama dia?" tanya Jisoo memicingkan matanya.
Jennie tersenyum kaku "B-belum si"
"Jen-"
"Aku buru buru waktu itu makanya aku belum sempat buat minta maaf sama dia" potong Jennie sebelum dia menerima ocehan dari sang Eonnie.
Jisoo menggeleng pelan "Kalau ketemu sama dia, minta maaf. Papa tidak pernah mengajarkan kita untuk tidak meminta maaf atas kesalahn kita" nasihatnya.
"E-eoh, arreosso" sahut Jennie
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌