Selesai menikmati makan siang mereka, Jisoo bersama Jennie membawa Rose dan Lalice berjalan jalan di mall. Awalnya Lalice menolaknya karena Rose baru saja pulang dari rumah sakit namun setelah melihat tatapan memohon dari Jisoo sama Jennie itu membuatkan Lalice tidak tega dan akhirnya dia pasrah. Rose pula tidak masalah sama sekali. Dia hanya mengikuti kembarannya itu saja. Lagian dia juga merasa nyaman sama sosok dua yeoja yang baru ditemui olehnya itu.
Sebenarnya, mereka ber4 merasakan ikatan yang berbeda ketika bersama namun mereka tidak memahami perasaan mereka itu.
"Kalian ingin apa?" Tanya Jisoo
"Kita tidak ingin apa apa Jisoo-ssi" tolak Rose dengan sopan.
Jisoo tersenyum "Panggil aku Eonnie saja. Lagian aku lebih tua dari kalian bukan?"
"Memangnya berapa umur kalian?" Tanya Jennie
"20 tahun" sahut Rose.
Deg
Jisoo sama Jennie sontak saling tatap dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Mereka sontak mengingat sosok adek kembar mereka.
"Kenapa?" Tanya Lalice membuyarkan lamuanan Jisoo sama Jennie.
"Ah, aniyo. Kita ke toko baju saja yuk" sahut Jisoo berganjak ketoko baju diikuti oleh Jennie disampingnya.
Pasangan kembar itu pula hanya mengikuti mereka dari belakang.
"Umur mereka sama seperti adek kembar kita Eon" bisik Jennie
Jisoo mengangguk setuju "Tapi itu tidak mungkin mereka. Nama mereka saja berbeda" sahutnya membuatkan Jennie menjadi lesu.
Sudah banyak paperbag yang dipegang oleh Jennie sama Jisoo. Mereka membeli banyak baju dan juga sepatu yang bermerk di beberapa toko yang ada di mall itu.
"Ini buat kalian" Lalice sama Rose melotot ketika Jisoo menyondongkan paperbag itu kepada mereka.
"Untuk apa?" Tanya Lalice
"Kita membelinya buat kalian. Semoga kalian suka deh" sahut Jisoo.
"Harus suka lah! Ini harganya mahal banget loh" sambar Jennie.
Lalice sontak mendelik kearahnya "Apa kalian pikir kita ini matre hah?!" Marahnya.
"Jen!" Tegur Jisoo menatap sang adek dengan kesal.
Jennie tersenyum canggung "Maaf, aku tidak bermaksud untuk menyinggung kalian. Aku ngomong seperti itu karena aku hanya ingin kalian menerima pemberian dari aku sama Eonnie aku ini"
"Sudah lah! Kita tidak butuh apa apa dari kalian!" Sahut Lalice "Ayo Eonnie, kita pulang" dia langsung menarik Rose pergi dari sana.
"Jenniefer!!!" Kesal Jisoo
"Maaf Eon" ujar Jennie menunduk takut.
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Mulut kamu itu dijaga dong! Apa ingin Eonnie cabein mulut kamu itu huh!?" Serunya galak.
"Tidak Eon!" Sahut Jennie dengan cepat.
Jisoo mendengus dan berganjak pergi dari sana meninggalkan Jennie yang berlari untuk menyusulnya.
:
:Seojoon memasuki mansionnya dengan raut wajah yang kelihatan sendu. Dengan langkah pelan dia menghampiri Jisoo sama Jennie yang fokus menonton di ruang tamu mansion.
"Papa!?" Heboh Jennie ketika menyadari kepulangan sang Papa.
"Hai anak anak Papa" ujar Seojoon mendudukkan dirinya disofa.
"Jadi gimana Pa? Apa Papa ketemu sama mereka?" Tanya Jisoo tanpa basa basi.
Seojoon menggelengkan kepalanya "Maafin Papa. Papa sudah berusaha mencari mereka tapi ternyata mereka sudah pindah"
Raut wajah kedua anaknya itu sontak berubah menjadi sendu "Kapan si kita bisa berkumpul bersama lagi" lirih Jennie.
"Maafin Papa ya. Andai saja Papa tidak cerai sama Mama kalian, kalian pasti tidak akan terpisah sama mereka" ujar Seojoon merasa bersalah.
"Aniyo. Papa tidak salah kok. Mungkin ini sudah alurnya. Kita masih bisa berusaha mencari mereka kok. Jisoo yakin suatu hari nanti kita pasti akan berkumpul bersama kembali" ujar Jisoo menenangkan sang Papa.
Seojoon tersenyum "Gimana makan malam sama keluarga Haein?"
"Berjalan dengan lancar Pa. Mereka juga tidak masalah si kalau aku belum siap untuk menikah. Mereka juga ingin membantu kita mencari Mama sama adek adek aku" sahut Jisoo.
Seojoon mengangguk paham dan beralih menatap anak keduanya "Terus kamu gimana Jen?"
"Aku? Aku baik baik saja si. Kenapa Pa?" Sahut Jennie.
"Maksud Papa, gimana hubungan kamu sama Kai?" Jelas Seojoon.
"Baik baik saja kok Pa. Kai bilang minggu depan dia bakalan ke sini" ujar Jennie.
"Loh, bukannya dia baru saja pulang kesini minggu lalu?" Tanya Jisoo.
Jennie mengangguk "Dia bilang dia kangen sama aku si makanya minggu depan dia ingin pulang kesini lagi"
"Hubungan kalian tidak ada masalah bukan? Biasanya LDR itu ada banyak rintangannya si" timpal Jisoo.
Jennie tersenyum "Semuanya baik baik saja Eon. Kuncinya hanya saling percaya si. Dia percaya sama aku dan aku juga percaya sama dia. Lagian dia setiap hari menelfon aku dan dia tidak pernah berubah. Walaupun sibuk dia tidak pernah lupa sama aku"
"Baguslah. Papa senang kalau anak anak Papa bahagia sama pilihan masing masing" ujar Seojoon lega.
:
:"Lis, Mama sama Om Yeongha kapan pulang?" Tanya Rose yang berbaring diatas kasurnya itu.
Lalice menghampiri Rose dan mendudukkan dirinya disamping kembarannya "Tidak tahu si. Semoga saja mereka tidak pulang" sahutnya acuh.
"Hushh! Jangan ngomong seperti itu ih! Apa pun yang terjadi, Mama tetap Mama kita" tegur Rose.
"Tidak ada Mama yang sanggup membuang anak anak mereka demi suami baru" sahut Lalice dengan santai.
Dia menarik selimut dan membaluti tubuhnya "Apa Papa juga sudah menikah lagi?"
Rose diam. Dia tidak menganggapi Lalice karena dia lagi memikirkan pertanyaan sang adek itu. Apa Papa mereka juga sudah menikah lagi? Jadi gimana nasib kedua Eonnie mereka itu?
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌