Tidak terasa waktu berjalan dengan begitu pantas. Sekarang sudah sebulan Rose sama Lalice tinggal bersama Double J itu.
Hari hari yang dilalui oleh mereka begitu bahagia dengan Seojoon yang menganggap si kembar seperti kedua anaknya sendiri bahkan dia ingin Rose kuliah seperti Lalice namun Rose menolaknya karena tidak ingin merepotkan.
Buat pengetahuan semua juga, Seojoon meminta si kembar itu memanggilnya Papa dan langsung saja dituruti oleh keduanya.
"Hari ini kalian pulangnya sebelum jam makan malam ya" ujar Seojoon
"Kenapa Pa?" Tanya Jennie.
"Papa akan membawa kalian makan malam diluar. Rose sama Lalice juga harus ikut bersama" ujar Seojoon menatap si kembar.
"Maaf Pa, tapi apa tidak apa apa? Gimana kalau media tahu soal ini?" Tanya Lalice.
"Tidak apa apa dong. Media juga harus tahu kalau kalian sudah menjadi anak angkat Papa" sahut Seojoon.
"Benar tuh! Media harus tahu kalau kalian anak angkat keluarga ini" timpal Jisoo disetujui oleh Jennie.
Rose sama Lalice saling tatap. Mereka ingin membantah namun mereka tidak bisa. Mereka sadar kalau mereka hanya orang asing disana jadi mereka harus mengikuti segalanya "Baiklah. Terserah kalian saja" sahut Rose mewakili sang adek.
"Luna!" Teriak Jisoo memanggil sang pembantu.
Tidak butuh waktu yang lama, Luna menghampirinya "Iya Nona"
"Nanti malam kamu bisa pulang lebih awal ya. Tidak perlu siapin makan malam" ujar Jisoo.
"Baiklah Nona" sahut Luna.
"Ya sudah, kamu bisa lanjut kerja" ujar Jisoo.
Luna mengangguk dan berganjak pergi dari sana.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 1 petang dan sekarang saatnya untuk Rose menikmati makan siangnya. Dia memilih untuk menutup toko bunga itu untuk sementara dan berganjak memasuki sebuah cafe yang berada tidak jauh dari lokasi tokonya.
Baru saja dia ingin menikmati makan siangnya itu, seorang pria yang berjas menghampirinya.
Dia menelan ludahnya dengan kasar. Siapa pria itu? Apa pria itu adalah orang suruhan Mama nya? Jika benar, apa sekarang dia harus kabur?
"M-maaf, kamu siapa?" Tanya Rose.
"Bisa aku duduk?" Tanya pria itu
Dengan ragunya Rose mengangguk membuatkan pria itu duduk dan membuka kaca mata hitam yang dipakainya itu "Perkenalkan, nama aku Leon dan nama kamu Rose bukan?"
Dahi Rose mengernyit "Gimana kamu bisa tahu nama aku? Dan siapa kamu?"
Leon tersenyum tipis "Aku butuh bantuan dari kamu"
"Bantuan?"
"Jisoo, direktur CRcompany. Kamu tinggal bersama dia bukan?"
Rose melotot. Gimana bisa sosok pria didepannya itu mengetahuinya "Apa yang kamu inginkan Leon-ssi!?"
"Gampang saja" smirk Leon. Tanpa aba aba, dia mula menjelaskan tujuannya datang menemui Rose.
Raut wajah Rose kelihatan sulit untuk ditebak. Dia hanya menatap pria didepannya itu dengan datar "Sudah cukup Leon-ssi! Maaf, aku tidak bisa membantu kamu" tolak Rose.
"Kenapa? Aku akan membayar 1 miliyar sebagai permulaan untuk kamu. Tenang saja, kalau kamu berhasil melakukan apa yang aku inginkan itu, aku akan membayar 3 kali ganda"
"Pokoknya aku tidak mau! Dan aku tidak akan membiarkan kamu melakukan semua itu! Jangan ganggu Jisoo Eonnie!" Tegas Rose. Nafsu makannya langsung hilang membuatkan dia bangkit dan berganjak pergi dari sana. Tidak lupa juga dia meninggalkan beberapa lembar uang diatas meja.
Leon pula menatap kepergian Rose dengan senyuman miring diwajahnya "Kamu terlalu baik Rose-ssi" smirknya.
"Totalnya 300 won" ujar Lalice.
"M-maaf, apa harganya tidak bisa dikurangkan?"
Lalice mengernyit. Dia menatap sosok didepannya itu. Ah, ternyata sosok didepannya itu masih seorang pelajar SMA. Namun anehnya terdapat banyak memar dimukanya.
"Kalau tidak bisa membayarnya, kamu bisa meletakkan kembali soda yang kamu ambil ini" ujar Lalice.
"A-aku tidak bisa" sahut cowok itu dengan menunduk.
Lalice menghela nafasnya dengan kasar "Apa kamu dibully?"
Cowok itu sontak mendongak menatap Lalice membuatkan Lalice meringis kecil ketika melihat darah yang sudah mengering disudut bibir sang cowok "Aku diminta untuk membeli semua ini tapi aku tidak punya uang yang cukup" jelasnya.
"Berapa yang kamu punya?" Tanya Lalice.
Cowok itu menunjukkan uang yang berada di genggamannya "Sekitar 250 won"
"Baiklah. Kamu bisa membayar 250 won saja" ujar Lalice.
"Benaran?!" Tanya sang cowok dengan mata berbinar binar.
Lalice melirik nametag yang ada dibaju sang cowok "Iya Jaemin-ssi"
Jaemin, sosok itu langsung membungkuk "Terima kasih Nona. Aku pasti tidak akan melupakan kebaikan Nona" ujarnya bergegas menyerahkan uang kepada Lalice.
"Kamu itu cowok, seharusnya kamu bisa mempertahankan diri kamu sendiri. Jangan biarkan ada yang merundung kamu. Kamu harus kuat, aku yakin kamu bisa"
Jaemin tersenyum hangat "Baiklah Nona. Aku tidak akan melupakan nasihat Nona. Aku permisi duluan" setelah membungkuk, dia bergegas pergi dari sana meninggalkan Lalice yang menghela nafasnya dengan kasar.
New story coming soon 🤫
*Happiness*
-Apa kebahagiaan itu wujud?-
Trailernya ada di Tiktok, bisa di check ya.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌