-27-

1.7K 257 19
                                    

Susana diruang tamu mansion keluarga Park menjadi begitu dingin setelah Luna datang dan berdiri didepan mereka.

"Jadi Luna, bisa jelasin apa yang terjadi?" Tanya Seojoon serius.

Luna menunduk "A-aku melihat Nona Rose memasuki k-kamar Nona Jisoo"

Plakkkk

Jennie yang sudah tidak mampu menahan emosinya lagi langsung saja memberikan tamparannya kepada yeoja didepannya itu "Jangan pernah lo ngomong soal adek gue dengan mulut sialan lo itu!" Sentaknya.

"Luna, kami sudah melihat rekaman CCTV dan semuanya terbukti kalau kamu yang mengambil berkas perusahan aku dan memberikan berkas perusahan itu kepada Leon" jelas Jisoo.

Raut wajah Luna sontak berubah. Secara tiba tiba yeoja itu bersimpuh dilantai "Tolong maafin aku. Semuanya memang salah aku" ujarnya merasa bersalah.

"Ck, kenapa setelah kebenarannya terbongkar lo mengaku huh?" Timpal Jennie.

"Mianhe" lirih Luna.

"Atas alasan apa kamu melakukan semua itu?" Tanya Seojoon.

"Aku terpaksa. Aku butuh uang untuk biaya pengobatan adek aku dirumah sakit. Aku ketemu sama Pak Leon juga waktu aku ke supermarket. Dia bilang aku harus mengambil berkas itu dan dia akan membayar aku. Pak Leon juga bilang kalau dia sudah meminta Nona Rose untuk mengambil berkas itu tapi Nona Rose tidak mau bahkan Nona Rose mengancam Pak Leon untuk tidak mengganggu Nona Jisoo" jelasnya membuatkan Jennie dan Jisoo semakin merasa bersalah. Rose mati matian berusaha menjaga mereka tapi mereka malah mengusir yeoja itu tanpa mencari tahu buktinya duluan.

"Lo sudah mendapat uang dari Leon bukan? Pasti lo sudah tidak membutuhkan kerja disini. Jadi sila beresin barang barang lo dan pergi dari sini sekarang!" Usir Jennie.

Luna beralih menatap Seojoon dengan sendu "Pergi lah. Jangan kembali lagi" ujar Seojoon.

Akhirnya yeoja itu hanya pasrah. Dia bergegas membereskan barang barangnya dan berlalu pergi dengan penuh penyesalan.

Secara tiba tiba Jennie bersimpuh didepan Seojoon "Pa, tolong cari Rosie sama Lalice. Aku benar benar merasa bersalah sama mereka. Aku ingin mereka kembali kesini Pa" pintanya.

"Nanti Papa akan meminta Kyungsoo mencari mereka" sahut Seojoon.

Ding dong~

Bersamaan dengan itu, bel mansion kedengaran. Jisoo sontak bangkit dan berganjak kearah pintu utama.

Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali bersama Minyoung, Irene dan juga Kyungsoo.

"Kalian? Ada apa kalian kesini malam malam?" Bingung Seojoon.

"Aku sama Irene kesini untuk membahas soal berkas perusahan itu si. Apa kalian ingin melaporkannya kepada polisi?" Tanya Minyoung.

"Kita sudah mendapatkan buktinya. Besok pagi kamu tolong ke kantor polisi dan menyerahkan buktinya ya" pinta Seojoon.

"Baiklah" sahut Minyoung.

"Terus kamu?" Tanya Seojoon menatap Kyungsoo.

Kyungsoo berdehem "Tuan, saya sudah menemukan identitas Rose sama Lalice"

Mereka semua sontak diam dan menunggu lanjutan dari Kyungsoo.

"Nama sebenar Park Roseanne adalah Park Chaeyoung. Nama sebenar Park Lalice adalah Park Lalisa. Mereka memang anak kembar yang selama ini Tuan cari" jelas Kyungsoo.

"Mwoya?!" Jennie berseru kaget. Dia beralih menatap Jisoo yang juga menatapnya itu. Astaga, jadi selama ini kedua si kembar itu adalah adek kandung mereka. Kenapa selama ini mereka tidak menyadarinya?

"Sudah saya duga" ujar Seojoon tersenyum haru "Tolong cari keberadaan mereka dengan segera" ujarnya.

"Bukannya mereka tinggal disini?" Timpal Minyoung bingung.

"Tadi pagi mereka sudah diusir sama Jennie gara gara kehilangan berkas perusahan itu" sahut Seojoon.

"Mianhe Pa" lirih Jennie.

"Sudahlah. Tidak ada gunanya juga kamu merasa bersalah. Sekarang kita hanya perlu mencari keberadaan kedua adek kamu itu. Papa tidak ingin kehilangan anak anak Papa lagi" ujar Seojoon.

"Apa Tuan ingin saya mengarahkan semua bodyguard untuk mencari Nona Chaeyoung sama Nona Lisa?" Tanya Kyungsoo.

"Iya. Dan tolong cari keberadaan Seojin juga. Saya harus membuat perhitungan sama dia!" Tegas Seojoon.

"Baiklah Tuan. Saya permisi" setelah membungkuk, Kyungsoo bergegas pergi dari sana untuk mencari keberadaan kedua anak atasannya itu.

































*

Sedari tadi Lalice hanya diam disamping kasur Rose dengan menggenggam tangan dingin kembarannya itu.

Dia mungkin melewatkan makan malamnya kalau saja Sehun tidak memaksanya untuk makan.

Sekarang Sehun dan Chanyeol sudah pulang karena Lalice lah yang memintanya. Lalice hanya ingin berdua bersama Rose walaupun kembarannya itu masih belum membuka matanya.

"Chaeyoung-ah. Ayo bangun" lirihnya mengecup punggung tangan Rose berkali kali.

Tadi sebelum jam makan malam, Dokter Joy sudah memeriksa kondisi Rose dan dia bersyukur karena Rose sudah stabil makanya sekarang dia hanya perlu menunggu kembarannya itu sadar.

Perlahan lahan jari yang digenggam oleh Lalice itu bergerak "Chaeng" panggil Lalice

"L-Lisa" lenguh Rose membuka matanya.

"Chaeng-ah. Terima kasih karena sudah sadar" ujar Lalice mengecup pipi chubby kesayangannya itu.
















  Tekan
    👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang