-22-

1.5K 237 21
                                    

Acara makan siang ke4 yeoja itu berjalan dengan lancar. Banyak candaan yang dilontarkan oleh Jisoo dan Lalice membuatkan suasana diantara mereka menjadi semakin hangat.

Sekarang Jennie sama Jisoo sadar kalau Lalice yang dulunya kelihatan dingin itu ternyata mempunyai sifat absurd sama seperti Jisoo.

"Apa kalian akan kembali bekerja?" Tanya Jisoo menatap Rose sama Lalice secara bergantian.

"Iya Eon" sahut Rose.

"Tenang saja, kita bakalan pulang sebelum jam 7 seperti janji kita" lanjut Lalice.

"Eonnie sama Jennie sudah tidak akan kembali ke perusahan jadi kita akan menemani kalian" ujar Jisoo.

"Huh?" Bingung Lalice.

"Eonnie akan menemani Rosie bekerja ditoko bunga dan Jisoo Eonnie akan menemani kamu bekerja di supermarket" jelas Jennie.

"Memangnya tidak apa apa? Mendingan kalian pulang saja. Kita tidak ingin merepotkan kalian. Lagian nanti kita bisa pulang bareng bus kok" ujar Rose.

"Ho'oh" lanjut Lalice.

"Sudah Eonnie katakan kalau kalian tidak merepotkan" ujar Jisoo "Lagian kita juga memang bosen si makanya kita memilih untuk menemani kalian" lanjutnya.

"Baiklah, terserah kalian saja" pasrah Lalice.




















Sedari tadi Jennie terus menatap Rose yang fokus bekerja. Dia benar benar bangga sama sosok Rose yang terus semangat itu. Senyuman juga tidak pernah luntur dari wajah Rose.

"Rosie, Eonnie ketoilet duluan ya" ujarnya

"Ah,iya Eon" sahut Rose.

Jennie bangkit dan berganjak ke toilet yang memang sudah ada didalam toko bunga itu.

Rose pula memilih untuk duduk dibangku ketika pelanggan terakhirnya itu berganjak keluar dari toko. Hah~ benar benar melelahkan namun dia senang ketika bekerja.

Cring

Pintu kembali dibuka membuatkan Rose bergegas bangkit "Selamat datang. Ada yang bisa aku bantu?" Sopannya.

Seorang pria menghampiri Rose dengan sempoyongan. Tidak lupa juga dengan tangannya yang memegang botol kaca "H-hey"

"A-ahjussi tidak apa apa?" Tanya Rose takut takut.

Pria itu mendekati Rose membuatkan Rose bisa mencium dengan jelas aroma yang menempel dibadan sang pria. Ah, ternyata pria didepannya itu mabuk "Beri gue soju" pinta pria itu.

Rose mengernyit "Maaf ahjussi, ini toko bunga. Aku tidak punya soju"

Pranggg

Pria itu membanting botol kaca yang dipegangnya itu membuatkan pecahan kaca bertaburan dilantai "Lo mau membantah hah?!" Teriaknya marah.

"Ahjussi, sila pergi dari sini" usir Rose yang masih sopan itu.

Plakkk

Pria itu kesal dan langsung melayangkan tamparannya dipipi Rose membuatkan Rose terjatuh dan tangannya terkena pecahan kaca yang ada di lantai "Akhh" teriak Rose menahan sakit ditangannya yang sudah berdarah.

"Apa yang sudah elo lakukan brengsek!!" Jennie yang baru keluar dari toilet itu sontak berteriak marah. Dia bergegas menghampiri Rose "Rosie, kamu tidak apa apa?" Tanya Jennie mengelus pipi Rose.

"Shh, perih Eon" ringis Rose soalnya tangan Jennie menyentuh pipinya yang baru ditampar itu.

"Brengsek!!" Jennie menatap pria itu dengan emosinya "Bisa bisanya elo sakitin adek gue hah?!"

"Berani elo teriak hah?!" Pria itu malah bergantian memarahi Jennie.

Jennie menatap pria itu dengan tatapan tajamnya. Hey, apa pria itu tidak tahu dengan siapa dia lagi berbicara huh?

"Ada apa ini?!" Jisoo sama Lalice tiba tiba muncul disana.

Lalice sudah selesai bekerja makanya dia sama Jisoo memilih untuk mampir kesana namun sekarang mereka malah melihat kejadian itu.

"Si brengsek ini sudah menyakiti Rosie" sahut Jennie.

"Eonnie!" Lalice bergegas menghampiri Rose "Apa ada yang luka?" Dia beralih menatap tangan Rose. Nafasnya memburu. Sial! Dia benci melihat saudara kembarnya itu terluka.

Brughhh

Dengan emosinya Lalice melayangkan pukulannya kepada pria yang sudah menyakiti kembarannya itu. Bukan hanya sekali, dia malah memukul pria itu berkali kali membuatkan pria itu terkapar dilantai.

"Li, sudah" halang Rose

"Tidak bisa dibiarkan Eon! Tidak ada siapa siapa yang bisa menyakiti Eonnie! Selama ini aku yang berusaha membahagiakan Eonnie tapi si brengsek ini malah sakitin Eonnie! Kurang ajar" Sahut Lalice yang masih emosi.

"Eonnie, tolong halang Lalice" Rose memohon kepada Jisoo.

Jisoo mengangguk dan bergegas menarik Lalice menjauh dari pria itu "Sudah Lice. Kamu harus tenang" Jisoo menangkup kedua pipi Lalice "Nanti kalau dia mati, kamu yang akan ditahan sama polisi"

Lalice menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia kembali menghampiri Rose "Ayo aku obatin luka Eonnie" dia membawa Rose kesofa dan mengambil kotak p3k yang ada disana.

Jennie pula memilih untuk menghubungi polisi dan Jisoo memilih untuk membereskan pecahan kaca yang ada dilantai.

"Aishh perih Li" ringis Rose ketika Lalice mengobati luka ditangannya.

"Tahan sebentar Eon" ujar Lalice mengoles obat diluka itu. Tidak lupa juga dia meniup luka itu "Selesai" ujarnya setelah selesai memperban tangan sang kakak.

"Terima kasih Li" ujar Rose tersenyum lembut.

"Pipinya sudah bengkak tuh. Nanti pas pulang aku kompres" ujar Lalice dan Rose mengangguk.

Tidak butuh waktu yang lama, polisi yang dihubungi oleh Jennie tiba. Pria yang sudah pingsan itu akhirnya dibawa pergi oleh polisi dan Jennie bahkan menyerahkan rekaman cctv sebagai bukti.
















  Tekan
   👇

Until We Meet Again✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang