Rasa sakit yang tiba tiba muncul membuatkan Rose terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu.
Keringat sudah membasahi lehernya. Dengan tangan yang terketar, dia mengambil obat yang sudah ada diatas nakas dan bergegas meminumnya bersama air putih.
Dia memejamkan matanya sejenak bagi mengistirahatkan badannya itu. Nafasnya juga perlahan lahan kembali membaik dan rasa sakit akhirnya perlahan menghilang.
Hah~
Sampai kapan dia harus melalui semua itu? Apa dia masih sanggup bertahan untuk kedepan?
Rose beralih menatap Lalice yang tidur disampingnya itu. Dielusnya wajah cantik sang adek. Senyum terbit dibibir Rose ketika dia mengelus wajah polos kembarannya itu "Adek Eonnie cantik sekali" gumamnya pelan.
Rasa kantuk kembali menghampirinya membuatkan Rose membaringkan dirinya disamping Lalice dan dia beralih memeluk kembarannya itu.
Hurmm~
Nyaman sekali~
*
*Dengan memakai jas kerjanya, Jisoo sama Jennie berganjak duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan mereka.
"Papa dimana?" Tanya Jisoo.
"Tuan sudah keluar" sahut Luna, pembantu di mansion itu.
"Kemana?" Bingung Jennie.
"Maaf Nona, saya tidak tahu" sahut Luna lagi.
"Ya sudah, kamu bisa lanjut kerja" ujar Jisoo.
Luna mengangguk dan bergegas ke belakang untuk menyelesaikan pekerjaannya.
"Kira kira Papa kemana ya" ujar Jennie.
Jisoo menggedikkan bahunya dengan acuh "Mungkin Papa punya urusan" sahutnya dan kembali fokus sama chicken yang ada dipiringnya itu.
*
*Seojoon menyesap coffee yang ada didepannya itu "Jadi, apa informasinya?"
"Tuan, saya mendapat informasi kalau Nyonya Park memang sengaja membawa kedua anak kembar Tuan menjauh dari Tuan. Sebagai bukti, dia mengganti nama kedua anak kembar Tuan itu"
Tangan Seojoon terkepal emosi "Dasar wanita gila!" Umpatnya kesal "Siapa nama anak anak saya?!"
"Maaf Tuan, saya belum bisa mencari tahu soal itu. Nyonya Park benar benar menutupi identitas anak anak Tuan"
Helaan nafas kasar Seojoon kedengaran. Dia menatap pria didepannya itu dengan serius "Bilang sama orang orang kamu untuk mencari anak anak saya dengan segera!" Tegasnya. Dia bangkit dan berganjak pergi dari sana.
*
*Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi namun jam kelas Lalice sudah selesai membuatkan yeoja berponi itu memilih untuk langsung ke supermarket dan mula bekerja.
"Kebetulan sekali kamu datang lebih awal jadi kamu tolong jagain supermarket ini ya" ujar Miya.
"Hurm" sahut Lalice cuek. Dia memang tidak terlalu akrab sama orang baru si soalnya Miya itu memang pekerja baru di supermarket itu.
"Aku sudah meminta izin sama bos kalau aku harus pulang dengan segera. Tenang saja, bos akan memberikan bonus buat kamu" lanjut Miya sebelum berganjak pergi dari sana.
Beberapa detik berlalu, seseorang memasuki supermarket itu. Lalice menatap sosok itu dengan tatapan yang sulit diartikan "Hai Lalice!" Seru sosok itu dengan heboh.
"Tumben pemilik perusahan yang kaya mampir ke supermarket kecil ini" sinis Lalice.
Sosok itu malah terkekeh "Ayo lah. Apa kamu masih marah sama aku? Aku minta maaf. Aku juga sadar kok kalau kata kata adek aku itu sudah keterlaluan" ujarnya yang tidak lain tidak bukan adalah Jisoo.
Lalice menghembuskan nafasnya dengan kasar "Ada apa apa yang bisa aku bantu? Kalau tidak ada, silakan pergi dari sini" usirnya secara halus.
"Kamu tega mengusir aku huh? Aku bisa membeli supermarket ini ya" ujar Jisoo.
Lalice menaikkan salah satu alisnya "Mau pamer?"
Jisoo terkekeh kecil "Aniyo. Aku hanya bercanda kok"
Lalice hanya diam. Dia malas berdebat sama sosok yang menurutnya aneh itu.
"Kapan jam kerja kamu selesai?" Tanya Jisoo.
"10 malam" sahut Lalice dengan singkat.
"Yahhh, masih lama dong" Jisoo malah kelihatan kecewa.
"Memangnya kenapa?"
"Aku ingin jalan jalan sama kamu. Sama Eonnie kamu juga si" jelas Jisoo.
"Jalan jalan dan berakhir dengan kalian yang menginjek harga diri aku sama Eonnie aku bukan?" Sinis Lalice.
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Kita tidak menginjek harga diri kalian kok. Soal yang dulu aku mewakili adek aku ingin meminta maaf sama kalian. Tolong maafin Jennie ya" sesalnya.
"Aku memang tidak ingin memaafkan kalian si tapi gara gara Eonnie aku, aku akan memaafkan kalian" sahut Lalice "Tapi maaf, kita tidak bisa keluar jalan jalan bersama. Aku sama Eonnie aku sibuk"
"Bisa aku dapatkan nomer ponsel kamu? Nanti kalau kamu tidak sibuk, kamu bisa kabarin aku" ujar Jisoo.
Lalice mengangguk singkat dan beralih menulis nomer ponselnya di kertas "Ini"
"Terima kasih" ujar Jisoo tersenyum dengan tulus.
Deg
Untuk beberapa saat Lalice terpaku sama senyuman itu. Senyuman itu mengingatkannya sama senyuman seseorang "Tidak mungkin" batinnya
*
Jam makan siang sudah tiba membuatkan Rose kembali sibuk untuk melayan para pelanggan.
"Noona, ini pesanan meja nomer 4" ujar Jeongwoo.
"Ah, terima kasih" Rose mengambil nampan yang berisi hot latte itu dan membawanya kemeja pelanggan "Silakan diminum" ujarnya sopan.
"Rose?"
Rose menatap sosok itu "Jennie-ssi"
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again✅
FanfictionPerpisahan yang tidak pernah diinginkan akhirnya terjadi membuatkan ke4 saudara saling tidak mengenali. Akankah takdir mempertemukan mereka kembali? Siblings 📌 Blackpink 📌