4. Dunia ketiga

1.4K 103 2
                                    

Flora masih menutup matanya di brangkar rumah sakit, wajahnya penuh dengan sayatan, tubuhnya pun sama.. beberapa lebam terdapat pada kulit putihnya, bahkan bibirnya robek sedikit akibat permainan andrian.

Ya andrian memang bermain dengan flora, tapi pria itu bermain darah, dia bhkan tak segan menggoreskan pisau di pipinya.

Jhoson duduk tak jauh daru brangkar flora. Yaa.. jhoson lah yg membawa flora ke rumah sakit, kalau tidak jhoson bawa bisa bisa flora mati muda.

Bahkan jhoson melarang flora untuk bersekolah, dengan keadaan nya yg seperti itu. Sudah pasti sekolahnya berhenti semenjak 3 bulan lalu gadis itu koma karna andrian.

"Euughh" mata gadis itu mengerjap pelan melirik sekitar mendapati jhoson yg mendekatinya... lalu flora membuang mukanya. Sudah jelas mukanya saat ini terlihat mengerikan.

"Kamu ga papa?" Tanya jhoson.

"Ga papa" sahut flora acuh, dia merasa hidupnya sudah tak lagi berarti.

'Apa gue bakar aja ya kalung dari sistem. Ga papa gue balik tanpa ingatan deh' pikirnya meremas kalung yg ada di tangan nya.

"Yakin lo ga papa? Ada yg sakit?" Tanya jhoson lagi.

"Lo kenapa peduli banget si ke gue... lp juga bukan siapa siapa gue" akhirnya flpra menatap kesal jhoson yg malah tersenyum.

"Aku ga mau kamu kenapa napa. Maaf aku ga bisa cegah andrian" ujar jhoson menunduk. Membuat hati flpra sedikit melunak.

"Apa lagi yg lo rencanain kak?... apa lo juga bakal kaya samudra yg cuma manfaatin gue?" Tanyanya lirih, terdengar sendu.

"Enggak..." buru buru jhoson menjawab dengan menggeleng.

"Aku janji akan lindungin kamu, walau nanti nyawa aku yg jadi bayaran nya" ujar jhoson yg mampu membuat flpra kesal. Spontan gadis itu melempar apel hingga mengenai kepala pria itu.

"Mikir pake otak" ujarnya membuat jhoson terkekeh.

"Udah jangan marah makin serem" ledek jhoson mampu membuat flora tambah kesall...

"Iihhh... pergi loo... hiihh... ada ya cowo sengeselin lo" pekik flora.

Ceklek

Perdebatan terhenti melihat andrian di pintu. Flora terdiam, tubuh nya kaku begitu saja.

"Lagi ngapain kalian?" Tanya nya dingin. Jhoson diam. Dia pun tak berani dengan andrian.

"Udah berani selingkuh ya?" Tanya andrian pada flora yg masih diam.

"Awwhh" flora melengguh sakit kala tangan andrian menyentuh tangan nya yg luka.

"Yan... tanga...."

"Diem bego" bentak andrian membuat jhoson kicep.

"Jangan macem macem atau gue bunuh di sini" bisiknya membuat flora mematung. Andrian bersmrik lalu pergi.

Tiba tiba flora berteriak, kepalanya sakit, memori memori dari pemilik tubuh berputar di kepalanya seolah kaset rusak. Tak lama kemudian dokter datang dengan jhoson.

Setelah menyuntikkan cairan pada tubuh flora. Gadis itu mulai diam, tapi tatapan nya kosong mengarah ke deoan, seolah jiwanya hilang.

"Apa ada sesuatu yg terjadi tadi?" Tanya dokter pada jhoson. Pria itu hanya mampu menggeleng dengan menatap kasihan flora.

"Sepertinya pasien harus di pindah ke rumah sakit jiwa. Mentalnya terguncang hebat, hingga mengganggu kinerja otaknya" ujar dokter membuat jhoson mengepalkan tangan nya.

"Biarkan dulu untuk sementara di sini dok, sampai saya berani membawanya" ujar jhoson di angguki dokter itu.

"Saya akan memberi 1 suster untuk berjaga di ruangan pasien. Untuk menghindari hal yg tidak di inginkan" jhoson mengangguk membiarkan dokter pergi dengan suster tadi.

"Hiks... kenapa aku sendiri terus? Kenapa?" Tangis flora memenuhi seisi ruangan yg senyap.

"Sabar flora. Kalau aku udah mampu aku akan membawamu pergi denganku" gumam seseorang yg mengintip di jendela lalu pergi ketika jhoson tak sengaja meliriknya.

"Daniel?" Gumam jhoson.

"Bi..." panggil nya namun bukan nya di respon flora malah sibuk memainkan jari jarinya.

"Bia..." belum sempat tangan jhoson menyentuh pundak flora. Gadis itu sudah menepis dengan wajah ketakutan.

"Kamu mau bunuh aku? Jangan... jangan... anak aku... jangan ambil anak aku" pekiknya dengan memegang perutnya.

"Heyy..  tenang aku ga bakal ambil anak kamu"

" ga... ga kamu bohon... pergi.. pergi kamu pergiiii" jhoson dengan berat hati meninggalkan flora, dia tak mau gadis itu bertambah parah.

Setelah jhoson pergi. Flora meneliti sekitar, lalu terkekeh kala rencananya berhasil.

"Gampang juga bohongin mereka" ujarnya dengan tertawa.

"Gimana? Prediksi gue bener kan?" Suara seorang wanita membuat flora menatapnya.

"Iya. Kayaknya gue suka sama drama kali ini deh" ujar flora bertepuk tangan layaknya bayi yg mendapat mainan baru.

"Lo udah keliatan setresnya" ejek gados tadi debgan duduk di brangkar flora.

"Jahat banget sih lo" ujar flora mencebik kesal.

"Emm... makasih ya" gadis tadi tersenyum lembut pada flora mengacak rambutnya lalu terkekeh.

"Minta apa pun sama gue. Gue janji akan turutin, selagi lo bisa selamet. Udah cukup selama ini lo nahan gue buat diem bi" ujarnya membuat flora tersenyum.

Beruntung flora bertemu dengan gadis itu waktu dirinya habis keguguran, jadi saat itu lah mereka dekat, bhkan diam diam mereka membuat rencana yg sangat tersusun rapi.

Flora mengira gadis di depan nya ini ingin balas dendam, tentu, flora juga tau kalau gadis di depan nya itu sahabatnya, dan pernah memutar waktu untuk membalaskan dendam nya.

Dan di sini sekarang flora merasa beruntung masih ada yg sayang padanya, flora bisa melihat jika gadis di depan nya itu sangat tulus membantunya.

"Wooyy... jangan bengong gue takut lo beneran gila" suara gadis di depan nya membuat flora tersentak.

"Bisa ga sih ga usah buat kaget. Gue bener bener jantungan tanggung jawab lo" ujar flora kesal.

"Gue ga hamilin lo bege... ga mau gue tanggung jawab." Ujar nya membuat flora tertawa.

"Lo ngeselin banget sih. Velensy ratu ravelna" teriak flora membuat ratu sukses tertawa.

"Ululuhhh... gue gemes deh sama lo" ledeknya lagi membuat glora melempar bantal ke arahnya. Dan terjadinya perdebatan pada 2 sahabat itu.

"Nih... hadiah dari gue. Di pake ya" ujar flora memberi kalung yg di beri sistem.

"Eemmm... bagus sih... tapi...." ratu sengaja menggantungkan ucapan nya dengan senyum jahil. Flora sudah lebih dulu cemberut.

" ga suka ya" tebak flora.

"Pasangin yaa" pinta ratu di angguki flora. Dengan bersiap memasang kan kalung itu di leher ratu.

"Cantik buanget, gue janji bakal jaga kalung ini" ujar ratu membuat flora tersenyum senang.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang