11. Dunia ketiga

814 72 2
                                    

1 minggu kemudian.

Flora sudah di perbolehkan pulang, saat ini gadis itu ada di kamar samuel, mama samuel sangat menyambut kedatangan nya, papa, kakak dan adik kecil samuel pun sama halnya.

Seperti saat ini. Flora tengah ada di kamar samuel, untuk sementara, karna kamar yg akan di tempatinya masih di dekor oleh papa samuel.

Ceklek

Samuel masuk membuat flora mendongak, dia menatap samuel yg wajahnya terdapat lebam.

"Duduk" suruh flora, samuel menurut dia duduk di depan gadis itu.

"Andrian? Daniel?" Tanya flora namun Samuel diam.

"Samuel" pria itu menoleh. Memamerkan senyum manisnya.

"Ga papa... Cuma perselisihan kecil" ujar samuel, membuat flora hanya bisa menghembuskan nafasnya.

"Mama sama papa ada di bawah?" Tanya flora dibalas anggukan oleh Samuel.

"Oh... ya udah aku mau ke bawah" ujar flora turun dari ranjang menuju ke bawah menemui mama dan papa Samuel.

Sampai di lantai bawah flora melihat Andrian ada di sana bersama dengan adik kecil Samuel dan kakak pria itu.

"Mbak ada apa ini" tanya flora setelah sampai di ruang tamu.

"Nggak tahu tadi Mbak baru pulang, lihat Samuel sama Andrian berantem." Ujar Riani kakak Samuel.

"Masalah apa kalian sampai berantem kayak gitu" ujar flora menatap andrian.

"Lo Bianca... Samuel nggak mau biarin lo pulang sama gue, padahal lo istri gue" flora menyirit mendengar ucapan Andrian.

"Gue bukan Bianca, gue itu flora! gue juga tahu kalau misalkan wajah gue itu mirip sama mantan istri lo itu. tapi gue bukan Bianca gue flora perlu gue tegaskan lagi gue flora, zeflora anindya."

"Lo itu Bianca, Bianca istri gue! udah deh nggak usah drama, ayo pulang" Andrian menarik tangan flora, namun langsung ditahan karena Samuel datang.

"Gue flora bukan Bianca ya, Bianca udah mati! lo sendiri yang bunuh dia" tekan flora dengan mata berkilat tajam.

"Lo pikir gue nggak tahu ya kalau misalkan Bianca itu lo bunuh dengan mendorongnya dari lantai 7, ya... cukup miris dia punya suami kayak lo." Lanjut flora dengan terkekeh remeh.

"Jaga ucapan lo"tekan andrian mendorong tubuh flora. untung ada samuel yg menahan nya, kalau tidak flora akan jatuh terkena meja.

"Andrian istri kamu tuh udah nggak ada, dia itu flora bukan bianca, waktu awal kakak ketemu sama dia, kakak juga ngiranya dia Bianca tapi kakak salah sifat Bianca dan flora itu berbeda jauh" ujar Riani melerai pertengkaran antara ketiganya.

"Gue tetap nggak percaya, dia Bianca! gue tahu, kalau misalkan dia Bianca, bukan flora" tekan andrian kekeuh pada pendirian nya.

"Perlu bukti apa?" Tanya Samuel pada Andrian.

"Di perutnya ada bekas jahitan dulu pernah gue tusuk" flora terkekeh memperlihatkan perutnya yang polos tanpa jahitan.

"Apalagi? gue udah bilang kalau misalkan gue itu flora bukan Bianca! mantan istri lo yang udah mati"

"Udah deh mending lo pulang sekarang. Daripada lo di sini malah nambah beban hidup gue" ujar Samuel menarik flora menuju kamar hingga tinggallah Riana adik kecil Samuel dan Andrian.

"Mbak nggak tahu permasalahan kalian, jadi saran Mbak mending kamu lupain istri kamu deh, soalnya dia flora bukan Bianca!" ujar Riana pergi menuju dapur.

"Gue tau kalo itu lo. Lo bianca" gumam andrian lalu berlalu pergi.

Andrian sampai di sebuah bangunan tua, pria itu masuk menemui 2 orang yg berjaga di sana.

"Kumpulkan semua anggota inti ke ruangan, kecuali samuel" perintah andrian lalu hendak masuk, namun di tahan oleh 2 orang itu.

"Anda tidak di ijinkan masuk oleh king" ujar salah satunya.

"Kalian melawan ketua?" Geram Andrian.

"Gelar ketua anda sudah di cabut oleh king" ujar satunya lagi.

"Biadab" umpat andrian hendak menarik pelatuk pistolnya.

"Well... Anda tidak berhak membunuh bawahan saya brengsek" ujar seorang pria yg baru saja keluar dengan seorang wanita.

"Kalian" pistol yg di pegang andrian terjatuh, dia terkejut dengan fakta baru ini.

"Kalian Ngapain di sini?" Tanya andrian.

"Cakra king mafia lo" sahut wanita di samping cakra tadi, yg tak lain tak bukan ialah ratu.

"Hahh"

"Gue ratu, gue queen yg kasih lo tugas, dan dia king, baru kemarin gue angkat jadi king, dan dia mutusin buat out lo, dan tetap tutup mulut tentang mafia ini, atau nyawa lo taruhan nya" ujar ratu dengan senyum menyeramkan.

Prok... Prok... Prok...

Tepukan tangan dari arah belakang andrian membuat pria itu berbalik.

"Ga nyangka ya... Ketua yg Di percaya ternyata di berhentikan secara paksa" ujar pria yg tadi bertepuk tangan dengan melirik wanita di sampingnya.

"Samudra akan jadi ketua pengganti anda" ujar cakra secara gamblang menunjuk samudra, membuat andrian menatap nya emosi.

"Gimana kamu bisa merekrut seorang pemimpin sepertinya ratu... Dia bhkan bodoh dalam mengurus rumah tangganya" ujar wanita di samping samudra tadi.

"Bianca, kembalilah, aku tak akan membuatmu sakit lagi" ujar andrian menatap mata wanita itu yg tak lain flora.

"Ku bilang berapa kali, aku bukan bianca aku flora." Setelah itu flora menyerobot masuk ke ruangan di susul ratu.

"Kalian... Seret pecundang ini keluar dari markas, dan awasi dia" perintah cakra mutlak.

Andrian menatap cakra dan samuel tajam lalu 2 orang tadi menyeret andrian keluar gedung.

"Kita liat keadaan bia" ajak cakra di angguki samuel.

"Hiks... Hiks...." Suara isak tangis menyapa samuel dan cakra kala melihat flora dan ratu yg tengah duduk di sofa.

"Kenapa harus sakit banget sih" gumam flora memukul dadanya menghalau rasa sakit dan sesak yg mendominasi.

Sebuah tangan melingkar di pinggangnya, kepala seseorang bertumpu di pundaknya, mengecup pelan bibir dan pipinya. Membuat tangis flora agak mereda.

"Jangan gitu, itu karna luka yg di berikan andrian terlalu banyak untuk mu,dan tubuhmu itu" ujar samuel.

Samuel dan cakra sudah tau jika flora bukan bianca, flora hanya jiwa pengganti yg di kirim untuk sebuah misi. Dan ratu, dia juga bukan dari dunia ini, jiwa yg ada di tubuh ratu, asalnya sama dengan jiwa flora.

Jiwa ratu terlempar karna flora tak sengaja menyeretnya, jiwa asli ratu memutar waktu hingga jiwa yg ada di tubuh ratu terseret dan menempati tubuh antagonis itu.

Namun takdirnya malah semakin rumit, ratu yg malang malah mendapat kasus bullying karna hamil di luar nikah dengan cakra, cakra sendiri tiba tiba datang di hidup ratu, kejadian itu di rencanakan seseorang tanpa ratu ketahui.

Dan saat itu tak sengaja dia bertemu dengan flora, sampai keduanya tau kalau mereka bukan dari sini, ratu membantu permasalahan flora begitu juga dengan ratu.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang