4. Dunia Pertama

3.8K 310 1
                                    

"Gini ya om tante. Kalian kalau mau buang kak clau itu cukup usir dia. Keluarga saya mampu kok buat nampung dia" setelah mengucapkan itu flora menuntun clau menuju gerbang.

______________________

"Tunggu" suara geral menghentikan keduanya membuat flora dan clau berbalik.

"Kalau mau keluar balikin semua aset yg saya kasih" lanjutnya membuat flora cengo. Sedangkan clau mencoba menahan air matanya.

"Kak kasih aja" clau pun memberikan kunci mobil, gelang yg di pakainya, juga perhiasan yg menempel di tubuhnya. Setelahnya berjalan memberi barang itu pada geral.

"Dan saya akan mengambil barang saya yg ada di kamar saya" setelah mengucapkan itu clau masuk mengambil barang berharganya serta kunci kamar yg di beri neneknya.

"Jangan di bawa kuncinya kak" ujar lyly membuat clau yg baru keluar menatapnya.

"Kamar itu hak milik saya, nenek memberinya khusus untuk ku, jangan ada yg menyentuh atau mencoba masuk. Kalian tau akibatnya" ujar nya lalu berjalan menggandeng flora keluar gerbang.

Di jalan yg sepi flora dan clau bingung mencari taksi.

"Ihh ga ada taksi" geram clau menendang kerikil.

"Emm... bntar deh aku telvon abang" ujar flora merogoh sakunya. Tiba tiba perasaan tak enak menelusup ke ulu hatinya.

'Sis lo di mana? Kenapa lo ga nyaunyautin tin ucaoan gue' batin nya gelisah.

"Ab...."

"Lo di mana sih? Lo buat kita kwatir tau ga. Udah malem bukan nya pulang malah keluyuran mau jadi jalang heh" suara genta membuat flora menjauhkan ponsel nya dari telinga.

"Ihh abang makanya jangan potong ucapan aku donk. Ini baru mau pulang tadi ada problem di rumah clau"

"Lo ngapain sa... sial sakit kak"

"Ya lo siapa suruh ngatain adek gue jalang. Pacar lo kali tuh yg jalang"

"Gue udah putus ya dari clau. Lagian tu anak cuma gue jadiin taruhan" flora melirik clau yg menguap bosan menunggu, saat mendengar perdebatahan kakak dan abangnya di ponsel.

"Udah deh, mending jemput aku aja di jalan ga bisa pulang, oya clau nginep di rumah boleh kan"

"Itu urusan nanti, genta... jemput adikmu di jalan ga bisa pulang"

"Pantes ga bisa pulang dia aja di jalan ga bisa pulang" suara kakak dan abangnya yg berdebat membuatnya terkekeh.

"Ya udah flo tunggu yah"

Setelah mematikan telepon flora menatap clau yg melamun.

"Kak... ada apa?" Tanya nya di balas gelengan oleh clau.

Sepanjang waktu hanya terjadi keheningan, hingga mobil silver milik genta berhenti tepat di depan nya.

"Ayo kak" keduanya masuk dengan flora di samping genta dan clau di kursi penumpang.

"Kok sama dia" tanya genta melirik belakang membuat flora terkekeh.

"Boleh ga ya sama mami kalau mulai sekarang clau tinggal di rumah kita" ujar flora membuat genta diam. Dia akan menjawab namun berpikir takut menyinggung perasaan clau.

Sampai di rumah flora di cecar pertanyaan oleh megan dan laras.

"Kamu kemana aja sih nak, mami tuh kwatir" ungkap megan.

"Kamu tuh suka banget buat kita panik" gerutu laras.

"Lain kali abis pulang langsung pulang" ujar veren datar.

Pletak

Tiba tiba sentilan mendarat begitu saja di dahinya, ulah kenan.

"Aww... aaww sakit abang... iiihhh. Lepas abang belum mandi bau" teriak flora kala kepalanya di apit di lengan genta.

Dari belakang clau menatap iri mereka. Dan dia hanya bisa menunduk meratapi nasib nya.

"Eh iya mi, pi boleh ga kalau mulai sekarang temen flo tinggal sama kita?" Tqnya flora menarik clau agar lebih mendekat.

"Waahh.. boleh donk, eh cantik, siapa namanya?" Tanya megan, sedangkan kenan hanya mengangguk. Berbeda dengan veren dengan wajah datarnya begitu juga genta, sedangkan laras malah melamun.

"Claudia Relvani tante" ujar clau ramah.

"Panggil aja mami sayang"

"Aahh iya mi"

Flora mengguncang tubuh laras kala gadis itu melamun. Membuat laras tersentak kaget tak sengaja menginjak kaki veren membuat pria itu reflek mendorong tubuh laras hingga menyenggol megan cukup keras, hingga terdorong kedepan menubruk claudia, dengan tangan megan menarik lengan kenan mencari bantuan, namun kenan yg tak siap itu terjatuh dengan menyenggol genta yg ikut tersungkur.

Flora menatap keluarganya, dengan meringis pelan, melirik veren yg masih mengaduh kesakitan, serta keluarnya nya dan clau meringis.

"Bisa jatuh gitu ya" gumam flora lalu berlari masuk, takut terkena omel megan.

Sampai di kamar flora berganti baju lalu menatap dirinya di cermin.

"Hay nona, apa anda mencari saya" sapa sistem membuat flora sedikit lega.

"Dari mana sih lo sis?" Ujar flora kesal melirik robotics di sampingnya.

"Maaf tuan ada yg eror dari saya jadi saya ke kantor pusat untuk perbaikan. Dan setelah saya melihat rekaman dari memory anda, sepertinya saya mendapat firasat buruk tuan" kini flora sudah menatap hologram yg berisi kepala kucing robot di sana.

"Maksut lo apa?"

"Sepertinya anda salah membawa claudia ke rumah tuan. Saya mendapat firasat buruk akan itu nona" ujar sistem membuat flora berpikir sedemikian rupa.

"Gue juga ngerasa aneh tapi ya bodoamat, selagi ga ada apa apa berarti semuanya aman bukan" ujar flora kembali ke ranjang untuk tidur.

"Semoga saja tuan, saya hanya berharap anda bisa keluar dari dunia ini. Karna cukup berbahaya untuk anda, tapi sebisa mungkin saya akan melindungi anda" gumam sistem lalu hologram itu menghilang bersamaan dengan laras yg masuk ke kamarnya.

"Udah tidur ternyata" gumam laras mendekatkan diri dengan membenarkan selimut flora.

"Kenapa kaka ngerasa perasaan ga enak ya, seolah akan ada yg terjadi sama kamu nat" ujar laras mengelus kepala flora.

"Lo juga kak?" Suara genta membuat laras meliriknya.

"Gue juga ngerasa hal yg sama, perasaan gue ga enak waktu flora bawa dia ke rumah ini. Gue jadi kwatir" ujar genta menunduk.

"Gue yakin ga akan terjadi apa apa sama dia. Ya udah yuk kita balik ke kamar nanti nata kebangun lagi" setelah keduanya pergi seseorang masuk dengan perlahan memandangi wajah flora yg tertidur damai.

"Lo terlalu baik, sampai sampai mudah buat gue kibulin. Soo, nikmati hari hari terakhir lo di rumah mewah ini" ujarnya dengan kilatan obsesi di matanya. Setelah itu pergi.

Flora membuka matanya perlahan kala mendengar pintu tertutup. Menyeringai sinis lalu mematikan lampu kamarnya.

"Well... ternyata gue salah kali ini" gumam nya lalu benar benar tertidur dengan nyenyak menunggu pagi tiba.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang