8. Dunia Kedua

1.6K 132 0
                                    

Sore cerah ini flora masih sibuk mengobrol dengan sistem nya di kamar seorang diri, hanna, dan yg lain nya tengah sibuk dengan urusan mereka.

"Sis sepertinya famale lead di novel ini sangat licik" ujar flora menatap luasnya taman bunga yg terlihat dari jendela kamar flora.

"Anda benar tuan, jadi apa anda sudah memiliki rencana?" Tanya sistem membuat flora berpikir.

"Tapi ada yg janggal di sini, kenapa tiba tiba wilham ingin menikahi luciana, sedangkan tidak ada yang menarik dari gadis itu" gumam flora.

"Anda benar tuan, sebaiknya kita memang bergerak mencari tau tuan" usul sistem.

"Malam ini, malam ini aku akan menyelidikinya" flora tersenyum miring.

Flora sadar jika tadi ada yg menatapnya, makanya flora hanya bergumam tidak berbicara. Dan untungnya, sistem membuat dinding ilusi untuk mengecoh orang itu. Hingga di mata orang yg menatapnya akan terlihat flora bernyanyi dengan tersenyum manis menatap hamparan bunga.

Malam pun tiba.

Flora siap dengan gaun hitam nya serta penutup wajah sedikit transparan juga berwarna hitam, dengan sekali jentikan flora sudah berada di kediaman khusus permaisuri. Flora berjalan hingga membuat gelang kakinya berbunyi.

Flora menatap interior di sepanjang lorong, bibirnya menyungging senyum licik ketika melihat foto pernikahan wilham dan lucy yg terlihat romantis.

"Sebentar lagi... sebentar lagi posisimu akan ku gantikan" gumamnya.

Flora bersembunyi di balik tembok kala melihat seluit lucy yg berjalan terburu buru. Tanpa menunggu lama flora mengikuti langkah kaki lucy.

Lucy yg merasa ada yg mengikutinya karna mendengar suara gelang kaki lain membuatnya berbalik, namun tak ada siapa pun di belakang tubuhnya dengan acuh lucy berjalan terburu buru ke bawah.

Flora menghela nafasnya lega, kembali mengikuti langkah kaki lucy. Hingga di pintu gerbang, flora melihat lucy menyuruh penjaga gerbang belakang itu pergi, dengan patuh para kesatria pun undur diri. Flora mengintai mereka dari atas pohon yg sedikit dekat dengan lucy.

Hingga terlihat seorang pria yg asing di mata flora, pria itu memeluk lucy, dan mencium bibir nya membuat flora menyirit jyjyk. Setelah beberapa menit bercumbu lucy memulai percakapannya.

"Ada apa kau kesini?"

"Apa tidak boleh saya mengunjungi kekasih saya?" Flora melotot mendengar ucapan pria tadi.

"Tidak, tapi bagaimana jika kaisar tau?"

"Tidak akan aku selalu tau kapan kaisar tidak mengunjungimu sayang"

"Altezza... bisakah kau mengecilkan suaramu, kalau ada yg mendengar bagaimana"

Flora menyirit mendengar nama pria itu.

"Sis siapa pria itu?"

"Dia adalah penyihir agung tuan. Namanya altezza. Dia salah satu bawahan setia kaisar wilham tuan"

"Teka teki lagi, ck" decak flora kesal lalu menghilang mengikuti pria itu yg berjalan keluar.

"Sepertinya ada yg aneh dengan kalung yg lucy pakai, aku merasa ada mana hitam yg mengisinya" gumam flora lalu berjalan mengikuti pria yg bernama altezza yg di duga penyihir agung iceland.

"Berhenti di situ atau bola hitam ini akan melayang"

Splaass

Flora dengan sigap memblock serangan dadakan altezza yg mengetahui keneradaan nya. Flora yg saat ini dengan rambut emas serta pedang emas yg di pegangnya menatap altezza yg menatapnya bingung.

"Ternyata wanita" ujar altezza dengan bersmrik.

"Lantas, kenapa jika saya wanita, penyihir agung?" Ujar flora menimpali membuat altezza menatapnya tajam.

"Dari mana anda tau saya penyihir agung?" Tanya altezza karna yaa... tidak ada yg tau penyamaran nya, jadi mereka hanya menganggap altezza rakyat biasa.

"Saya flora, saya tau semua tentang anda, emm... bahkan rencana anda yg tengah memanfaatkan permaisuri" smrik terukir di bibir flora yg tertutup penutup wajah.

"Apa mau mu?" Tanya altezza tanpa basa basi membuat flora terkekeh.

Flora mendekat mengalungkan tangan nya di leher altezza, lalu berputar hingga di belakang pria itu, tangan nya nakal membelai lembut rahang tegas altezza hingga pria itu memejamkan matanya membiarkan flora bergerak bebas.

Cling

Sadar, flora sadar kala semuanya berubah, dari yg awalnya hutan dengan pohon kini di sebuah kamar dengan nuansa hitam. Flora terkekeh tangan nya memeluk altezza dari belakang, menempelkan kepalanya di punggung tegap pria itu.

Nyaman

Itulah yg di rasa keduanya. Flora mengendurkan pelukan nya kala altezza berbalik menarik pinggangnya, tangan pria itu membelai lembut pipi flora membuat flora memejamkan matanya menikmati usapan lembut altezza.

Klik

Penutup wajah flora terlepas, menampakan wajah cantik miliknya, mata tajam dengan pupil biru, kulit putih, pipi yg sedikit mengembang, hidung mancung bak perosotan, bibir merah alami tipis yg menggoda, di tambah rambut emas yg terlihat memikat hati pria yg menatapnya.

"Cantik" puji altezza memeluk flora yg di balas pelukan juga.

"Kenapa kau baru datang? Setelah sekian lama, kau malah menjadi selir agung kaisar bodoh itu" ujar altezza mengelus kepala flora.

"Apa rencana mu? Aku hanya memiliki misi untuk menjadi satu satunya milik kaisar, tapi aku yakin di kehidupan selanjutnya kita akan bertemu kembali" ujar flora tersenyum manis mengacak rambut altezza.

"Nanti ku beri tau. Bisakah untuk 2 hari kau menginap di sini? Aku merindukan mu" ujar nya membuat mau tak mau flora mengangguk.

"Baiklah, hanya untuk 2 hari" altezza nampak mengangguk lalu mengecup kening flora sayang.

"Apa setelah misi itu selesai kau akan pergi?" Tanya altezza saat ini pria itu sedang memeluk tubuh flora dengan menyembunyikan wajahnya di dada flora, sedangkan flora mengelus rambut altezza sayang.

"Hmm... sesuai dengan apa yg kau pikir al" ujar flora menunduk, sedangkan altezza mendongak.

"Apa kau bisa lebih lama di sini? Aku merasa menemukan apa yg hilang di sini" ujarnya membuat flora menggeleng.

"Aku harus pergi" setelah mengatakan itu flora menutup matanya bersiap menuju alam mimpi.

Altezza yg melihat jawaban flora menghembuskan nafasnya, merangkak naik hingga mengecup bibir flora dengan sedikit melumatnya. Flora terkekeh dengan membuka matanya. Mengecup pelipis altezza lalu menyuruhnya untuk tidur.

"Tidur, atau aku pulang" ancam flora membuat altezza buru buru memejamkan matanya dengan menyembunyikan wajahnya di dada flora memeluk erat gadis itu seakan tak mau kehilangan.

Ini adalah pertemuan awalnya, namun keduanya merasa jika mereka sudah pernah bertemu bhkan saling dekat, flora maupun altezza pun bingung, namun tidak dengan sistem yg melihat itu.

"Sepertinya dia memang takdir anda tuan" gumam sistem, flora tak mendengar karna gadis itu sudah tertidur lelap, begitu pula dengan altezza.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang