3. Dunia Kedua

2K 210 0
                                    

Setelah berbicara dengan sang ayah, flora kini berada di kamarnya dengan pelayan pribadinya, Hanna.

"Nona veronica, mohon ampun. Di luar ada lady lucyana ingin bertemu dengan anda" ujar salah satu kesatria yg berjaga di depan pintu kamar flora.

"Hmm... untuk apa dia menemuiku?" Tanya flora menatap bingung kesatria itu.

"Mohon ampun nona, hamba tidak tau" ujar kesatria bernama nick itu dengan menunduk.

"Heyy... aku tidak tengah memarahimu nick. Mengapa kamu menunduk" ujar flora lalu berjalan keluar di ikuti hanna.

Sampai di ruang tamu flora dapat melihat lucyana yg tengah duduk dengan anggun.

"Ada apa lady lucyana mencari saya hingga ke kediaman braganza?" Tanya flora lalu duduk dengan anggun di depan lucy.

"Aahh... salam kepada lady veronica, semoga tuhan memberkati anda" salam lucyana dengan menarik gaunnya serta menunduk sedikit.

"Ya, salam kembali kepada lady lucyana," ujar flora dengan tersenyum tipis.

Lucyana yg melihat senyum flora pipinya bersemu merah. Lalu menunduk mencoba agar tidak gugup. Flora yg melihat itu merasa geli sendiri.

"Jadii... ada kepentingan apa anda kemari lady lucyana?"

"Aahh... panggil saja lucy, lady veronica" sahut lucy lalu flora mengangguk.

"Saya hanya ingin bertanya, apa anda mengikuti perayaan lampion besok? Dan saya berniat mengundang anda secara langsung ke perjamuan minun teh di kastil saya sore ini lady veronica" flora menaikan alisnya.

"Bukan kah perayaan lampion masih lama? Dan untuk jamuan nya, saya akan usahakan untuk datang" ujar flora setelah menyirit bingung lalu memamerkan senyum tipisnya.

"Tidak lady veronica, besok lah perayaan lampion di laksanakan, dan yang mulia kaisar sendiri yg akan memimpin, di temani yang mulia ibu suri" ujar lucy tersenyum malu.

"Baiklah, saya akan ikut besok, ah ya... apa lady ada keperluan lain setelah ini? Karna saya ingin mengajak anda berjalan jalan di sekitar kastil braganza" ujar flora membuat lucy mengangguk.

"Boleh lady veronica. Kebetulan saya tidak ada keperluan lain"

Keduanya pun melangkah menuju taman bunga milik ibunda veronica. Berbagai bunga tertaman di sana memanjakan mata akan keindahan nya.

"Tuan apa yg anda rencanakan kali ini?" Suara sistem membuat flora tersenyum miring menatap luciana yg tengah bermain bunga.

"Aku akan melakukan sesuatu untuk menghindari kematian ku, dan ini... caraku" ujar nya pelan.

"Lady lucy tadi baru saja saya di perintah ayah untuk mengantar berkas ke istana, bisakah anda ikut menemani saya ke istana, dan bertemu kaisar?" Lucy yg namanya di panggil menoleh menatap flora yg memegang sebuah berkas di tangan nya.

"Baiklah ayo, aku akan menemanimu ke istana" sahut nya tersenyum manis.

Cling

"Eh" suara kaget lucy membuat flora terkekeh geli.

"Panggil aku veronica, tak perlu embel embel lady" ujar flora lalu bergandengan menuju dalam istana.

Yaa tadi baru saja flora melakukan teleportasi hingga sampai di halaman istana tanpa melewati penjaga.

"A-apa kak veronica baru saja melakukan teleportasi?" Tanya lucy di sela keterkejutan nya.

"Aah iya.. maaf jika itu membuat mu pusing lucy" ujar flora menghentikan langkahnya di lorong istana.

"Aku tidak apa kak veronica, tapi... apa kita tak apa jika masuk tanpa di ketahui kak" ujar lucy dengan wajah sedikit takut.

"Kau tenang saja, jika nanti seseorang mencelakai kita aku akan melindungimu" ujar flora mengacak rambut lucy. Tinggi lucy yg hanya se batas hidung flora membuat flora terlihat seperti sang kakak.

'Mendekati famale lead dengan menjadikan nya adik, adalah jalan awal merubah alur, antagonis yg cerdik' ujarnya dalam hati lalu berjalan kembali menggandeng tangan lucy.

"Siapa di sana?" Ujar salah satu penjaga yg tak sengaja melihat seluet flora.

"PENYUSUP" teriak prajurit lalu menyerang flora secara bersamaan membuat flora harus mendorong lucy agar sedikit menjauh.

"Lucy tetap di belakangku" lucy hanya mengangguk dan meringkuk ketakutan di belakang flora.

"Saya di utus marquess chris untuk mengantar berkas ke yg mulia kaisar wilham. Dan kalian menyerang saya juga adik saja, serta menuduh penyusup." Ucap flora dengan menghalau serangan.

Sreet

Jleb

Ting

Suara pedang jatuh membuat mereka berhenti, menatap flora yg menatap lengan nya serta lucy yg terduduk dengan darah merembes gaun nya.

"Bisakah hanya menyerang saya tanpa melibatkan dia" flora murka... tentu saja, mainan nya lebih dulu terluka bhkan mereka membuat darah di tubuh lucy merembes sampai menembus gaun nya.

Flora menekan tangan nya ke perut lucy, lucy mencoba mempertahankan kesadaran nya, melihat tangan flora mengeluarkan cahaya lalu flora meninggalkan lucy karna salah satu prajurit menyerangnya hingga menggores pipi flora.

"Jangan tutup matamu sampai ada yg menolongmu" peringat flora di angguki lucy.

Sreeet...

Jdeeer

Flora mengeluarkan pedangnya, lalu angin membawa tubuhnya terbang, cahaya keluar dari tubuh gadis itu. Rambutnya yg awalnya hitam kini berubah menjadi emas, matanya berkilat tajam dengan pupil biru laut yg indah, pedang emas dengan di lapisi permata biru pun ikut bersinar.

Para prajurit ternganga lalu sedetik kemudian mereka sadar, jika mereka bukan lagi di istana. Melainkan di lapangan luas. Langit berubah gelap dalam sekejap mata, lalu angin bertiup kencang. Membuat para prajurit itu terkejut dan was was.

"Kalian salah melukai ku dan orang terdekatku. Maka balasan nya adalah mati" ucap flora dengan suara terendam karna angin lalu menguar seperti mengudara sampai ke istana. Membuat kaisar wilham keluar dari ruang kerjanya, melihat fenomena yg sama.

Matanya tak sengaja melihat seorang gadis yg terduduk dengan lemas, ada map di sampingnya, wilham mendekat menatap wajah pucat gadis itu.

"Apa anda baik baik saja lady? Bagaimana bisa. Anda di istana?" Ujar wilham membuat lucy mendongak, tersenyum tipis.Lalu kesadaran nya hilang.

Kaisar yg melihat itu memanggil aldrick untuk membawa lucy ke kamar tamu, bersamaan dengan perginya aldrick serta lucy. Flora datang dengan tampilan yg sama. Lalu tak lama munculah, prajurit yg sudah tergeletak tak berdaya, entah darimana asalnya.

"Salam kepada yg mulia kaisar wilham, maaf jika saya lancang membunuh beberapa prajuritmu." Ujar flora memberi salam serta meminta maaf membuat wilham tersadar.

"Siapa kau?" Flora terkekeh.. memungut berkas yg ada di lantai, lalu menyerahkan nya ke wilham.

"Saya di utus ayah untuk mengantar berkas ini kepada anda yang mulia kaisar, dan saya tak mau berlama lama di sini, jadi katakan dimana lady lucyana" ujar flora menyodorkan berkas itu pada wilham tanpa menundukan kepalanya.

Wilham mengambil berkas itu, lalu membacanya sekejap, setelah itu menjentikan jari hingga keduanya sampai di sebuah kamar dengan lucy yg tertidur di kasur.

"Apa kamu baik baik saja?" Tanya flora mendekat mengelus tangan lucy.

"Seharusnya aku tak mengajakmu kesini," gumam nya lagi yg masih dapat di dengar kaisar wilham.

"Ijin membawa lady lucy pergi yang mulia kaisar" ujar flora tanpa menatap kaisar lalu menghilang tanpa menunggu jawaban wilham.

'Menarik' batin kaisar wilham lalu menggeleng pelan menghalau pikiran nya. Dan kembali ke ruang kerjanya.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang