ekstra chapter 4

689 57 1
                                    

Di sebuah perusahaan, seorang pria berwajah tampan sibuk bergulat dengan setumpuk berkas dan komputer di depan nya. Wajahnya menampakan wajah lelah dan letih, tangan nya tak bisa diam sesekali menari di atas keyboard, sedangkan tangan satunya sibuk memainkan pena di tangan nya.

"Kenapa ni berkas kaga kelar kelar sih, puyeng gue" gumamnya menunjukan wajah malas, dan lelahnya.

Tiba tiba seorang pria parau baya masuk dengan stelan jas miliknya dan berjalan dengan angkuh mendekati pria itu.

"Bagaimana kerjaan mu son" ujar gani, ayah pria itu.

"Seperti yg anda lihat" gumamnya tanpa melihat sosok gani di depan nya itu.

"Ada kepentingan apa sampai ayah datang ke kantorku?" Tanya nya.

"Setelah kamu lulus SMA ayah tidak pernah melihatmu dekat dengan wanita" ucapan  Gani membuat pria tadi mengalihkan pandangan sepenuhnya pada ayahnya itu.

"Lalu? Apa urusan nya dengan dirimu ayah" ujar pria itu berdiri dari duduknya ikut duduk di samping gani.

"Apa yg kau tunggu, sejak kau pulih dari koma kau sangat berbeda dengan anak ku" ujar gani membuat pria itu menatapnya sinis.

"Kan pernah ku beri tau, aku memang bukan anakmu, kau saja yg terlalu mengelak dan tidak mau percaya" ujarnya beralih memainkan ponsel.

"Ck, kau masih senang membuat lelucon" decak gani membuat pria itu hanya menghela nafasnya pelan

"Jadi apa yg ayah mau dariku kali ini?" Gani tersenyum tipis.

"Anak teman ayah seorang gadis lajang, dia baru saja lulus SMA beberapa bulan lalu..." Ucapan gani terhenti, membuat pria itu tau apa mau ayahnya ini.

"Kau berniat menjodohkan ku? Bagaimana bisa? Aku tidak mau menikah kecuali dia orang yg selama ini aku cari" ujar nya membuat gani menghela nafasnya.

"Samuel Emilliano addison, bisakah kau mendengar perkataan ku dulu" ujarnya pada pria di depan nya itu.

"Ano ga mau yah, ano tau pasti ayah berniat menjodohkan ano kan?" Gani diam dia tidak mengelak atau membantah ucapan anaknya. Karna itu kenyataan nya.

"Tapi ayah hanya mau melihatmu menikah, kamu tau ibu sudah sakit sakitan, kami ingin seorang cucu, dan hanya kamu anak kami" ujar gani mencoba memberi pengertian pada ano.

"Tapi yah, ano masih cari keberadaan menantu ayah dan ibu"

"Apa yg kamu harapkan hmm? Bahkan gadis itu tidak mendatangimu, bagaimana kau bisa bertemu dengan nya." Ujar gani.

"Ayah mohon, kau bisa mulai mencintai nya dan melupakan gadis itu, yg bahkan ayah sendiri tidak tau seperti apa wajah dan sifatnya" lanjutnya memohon, membuat pria itu tak bisa menolak mau ayahnya.

"Huhhh... Ano mau bukan berarti ano melupakan dia, ano cuma ga mau buat ayah dan ibu kecewa" setelah mengucapkan itu ano kembali ke berkasnya. Sedangkan gani tersenyum melihat anaknya begitu penurut.

Dia samuel, pria itu sekarang menjadi anak tunggal keluarga Addison, awalnya dia bingung kala saat ia terbangun dia kembali jadi bocah SMA.

Tubuhnya masih sama hanya saja umurnya yg bertambah muda, awal nya dia mengira dia sedang bermimpi namun tidak, nyatanya semua nyata saat chelsi memeluknya.

Chelsi merupakan ibu nya, dia awalnya terkejut mendengar namanya yg berubah, walau tetap menyelipkan nama panggilan nya dulu.

Saat bertemu dengan gani serta chelsi Samuel merasa ini memang kehidupan nya. Chelsi menceritakan semuanya, berapa lama pria itu tertidur, bhkan samuel merasa chelsi merupakan ibunya.

Samuel pun terkejut mendengar cerita bahwa hampir 2 bulan dirinya koma hanya karna tertimpa ember berisi kapas, cukup lucu hingga membuatnya merasa tubuhnya benar benar lemah.

Dia juga terkejut kala chelsi menceritakan betapa bejatnya sikapnya dulu hingga dia di takuti di sekolahnya, bhkan dulu samuel sering membentak chelsi, membantah perkataan ayahnya.

Samuel atas nama tubuhnya meminta maaf pada chelsi dan gani, keduanya senang mendengar samuel yg mau berubah, walau nyatanya itu bukanlah anaknya.

Samuel juga menceritakan jika dirinya bukanlah anaknya namun semua itu di bantah mentah oleh gani dan chelsi, mereka tetap menganggap samuel anaknya siapa pun yg ada di tubuhnya dia tetap anaknya.

"Sore nanti datanglah ke caffe ini, besok kita akan bertemu dengan calonmu" samuel hanya dapat mengangguk.

Gani tersenyum melihat anaknya tak lagi membantah ucapan nya seperti dulu, dia benar benar bersyukur atas perubahan anak nya itu.

Samuel juga merasa aneh, dia merasa itu memang lah tubuhnya, karna dia juga mengingat apa yg tubuhnya itu lakukan.

"Ayah harap kamu tidak membantah lagi kali ini" samuel pun kembali mengangguk.

Skip

Esok harinya.

Seperti yg sudah di rencanakan, samuel berangkat dari mansion nya menuju caffe yg di tunjuk gani kemarin, samuel memang tidak tinggal dengan orang tuanya, karna pria itu memutuskan untuk membeli mansion setelah ia bisa mendirikan perusahaan nya sendiri tanpa campur tangan orang tuanya.

Sampai caffe samuel memarkirkan mobilnya dengan rapi, di lihat ada mobil ayahnya di sana, dan 1 mobil lain. Samuel berjalan menuju pintu caffe, sepertinya caffe ini sudahlah di booking oleh ayahnya yg senang menghamburkan uang itu.

Saat masuk dapat dia lihat di meja panjang terdapat 4 orang tengah bercerita, Samuel tebak gadis yg akan di jodohkan dengan nya itu belumlah datang.

"Maaf, saya telat. Apa ada yg keberatan?" Ujarnya mendudukkan diri di samping ibunya setelah mencium singkat pipi chelsi itu.

"Ahh dia anakmu gani?" Tanya wanita yg ada di depan chelsi tadi.

"Iya, dia anakku tari" wanita bernama tari itu tersenyum ke arah samuel.

"Anak ku akan sangat bahagia menemukan mu" gumam suami tari.

"Permisi... Maaf menunggu, mah pah" seorang gadis datang terburu buru mencium pipi tari dan suaminya lalu tersenyum ke arah chelsi dan gani.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang