11. Dunia pertama

2.7K 197 0
                                    

Pagi tiba membuat mata flora yg awalnya tertutup mengerjap merasa terusik dengan suara gaduh yg di buat sistem.

"Siiss... matiin spiker nya gilaa" pekik flora secara bersamaan spiker yg menggema mati.

Flora mengilat membuka matanya menatap datar hologram di sampingnya lalu beranjak menuju kamar mandi. Namun... sesuatu menghentikan langkahnya. Flora meneliti kamar nya lalu menatap bajunya yg berubah menjadi sebuah gaun yg pertama ia pakai saat naru saja datang ke dunia ini.

"Sis? Apa yg terjadi?" Ujar flora menatap wajahnya di cermin. Adegan ini seperti dejavu dirinya pernah mengalaminya.

"Itu yg ingin saya katakan tuan. Entah mengapa kita kembali ke awal" ujar sistem membuat flora menggeleng mencoba menyadarkan dirinya, takut takut kalau dirinya bermimpi.

"Aakkhhh sis? Apa yg terjadi ini?" Berang flora frustasi.

"Sepertinya seseorang kembali mengulang waktu tuan, dan itu menyebabkan kita kembali ke sini, namun kemungkinan besar hanya kita yg sadar, karna anda bukan lah dari dunia ini" jelas sistem.

"Aakhh.. secara ga langsung lo bilang kalau yg mengulang waktu itu juga bukan berasal dari dunia novel ini" sahut flora masih terbongong menatap dirinya di cermin rias.

"Benar tuan sepertinya kita harus cepat menyelesaikan misi anda agar kita bisa berpindah ke novel lain. Sebab jika seseorang terus menerus mengulang waktu maka dunia parallel ini akan hancur" jelas sistem membuat flora menatapnya.

"Seriuus??"

"Benar tuan"

"Jam berapa sekarang gue laper" ujar flora lalu berganti baju.

Setelah siap dengan baju yg ia kenakan ia berjalan menuju pintu, saat pintu terbuka menampakan sosok veren yg membuatnya sedikit terkejut, namun dia ingat kalau ini pernah terjadi padanya.

"Flora tersenyum canggung menatap veren yg terus menatapnya dengan aneh.

"Apa kamu gila setelah pertunangan mu di batalkan" tanya veren membuat flora melotot. Ini berbeda dari saat awal dirinya datang.

"Enggak... aku lapar tapi ada abang di sini, mau menyapa takut salah" ujar flora menunduk dengan menyeringai kecil. Sepertinya ia tau harus berbuat apa.

"Ayoo" veren menggandeng tangan nya. Sedangkan flora tersenyum manis mengikuti langkah veren ke ruang keluarga.

Di sana terlihat laras, genta, juga kenan yg duduk, lalu mereka menatap ke arah nya dengan pandangan berbeda, dan yg paling membuat flora kesal adalah tatapan yg genta layangkan.

"Abang... lo liat ada bau bau orang ga suka sama gue ga?" Veren menoleh ke arah flora lalu menyirit bingung.

"Ck.. udah bang gue laper nih" ujar flora membuat veren mengangguk. Pria dewasa itu menarik tangan flora ke dapur.

Di dapur dirinya ber papasan dengan megan yg membawa teh milik suaminya.

"Kamu...."

"Kenapa mi?" Tanya flora di balas gelengan oleh megan.

"Kalian ngapain di dapur ren, nat?" Tanya megan.

"Laper mi... mami ga kasih makan aku emang?" Megan meringis mendengar pertanyaan anak angkatnya.

"Bukan gitu nat... tadi kan ada masalah mami belum sempet masak gimana kalau pesen aja?" Flora akhirnya mengangguk mendengar ucapan megan. Dirinya sudah lapar sungguh.

"Tuan saya mendapat sebuah kabar" pekik sistem membuat flora yg baru mendudukan diri di samping genta terdiam.

'Kabar apaan? Ntar yg lo bawa ane aneh lagi sis'

"Tidak tuan. Kemungkinan besar seseorang yg memutar waktu hanya mengincar beberapa dari kita termasuk apa yg di miliki pemeran utama wanita."

'Jan bebelit napa sis gue ga bisa mikir elah'

"Haahhh... jadi intinya, keluarga francisco ga merasa pengulangan waktu. Jadi sebenernya waktu berjalan hanya saja pada alur cerita yg di ceritakan pada novel saja yg mengalami pengulangan tuan" flora nampak mengangguk di sela lamunan nya.

"Nat" seseorang menyenggol lengan nya membuat flora tersadar dari lamunan nya.

"Kenapa?" Tanya flora pada genta yg menatapnya datar.

"Gue takut lo kesambet" ujar genta membuat flora terkekeh.

"Cuma lagi laper kok" ujar flora kembali menopang dagunya.

"Kamu sedih sayang?" Tanya laras di balas gelengan dengan senyum manis flora.

"Ga kak. Cuma kesel aja gitu. Lagian ga penting juga kalo aku ga jadi tunangan." Jawab flora santai.

"Kalian mau ga ikutin rencana aku..." seisi ruang tv menyirit bingung.

"Aku tau apa yg akan terjadi di masa depan." Jawab nya membuat genta menggeplak kepala flora.

"Sakit bang" rintih flora mengusap kepalanya.

Setelah selesai berunding dengan keluarganya, flora kembali menyalakan lagu di handponenya, dan ikut menyanyikan lagu yg sedang di putar

Bahagia itu sederhana
Hanya dengan melihat senyummu
Ketika dunia seakan mau hancur
Kita bercanda tertawa bersama
Sederhana

Flora menyanyikan lagu dengan semangat dengan gaya yg bisa di bilang kocak

Bahagia itu milik kita
Aku raja dan engkau ratunya
Walau cuma kita berdua yang tau
Aku dan kamu kita berdua
Bahagia sederhana

Hayayayay mengertilah
Hayayayay percayalah

Aku dan kamu
Kita tercipta tuk menjadi
Satu hal yang ku tau
Cinta tak kan kemana-mana bila
Kita berdua kita bersama
Kita bahagia sederhana

Tiba tiba flora mengingat genta, hal itu membuat dia menepuk kepalanya dengan tertawa aneh.

Mengertilah hayayayay percayalah
Aku dan kamu
Kita tercipta tuk menjadi
Satu hal yang ku tau cinta takkan kemana-mana bila
Kita berdua (kita berdua)
Kita bersama (kita bersama)
Kita bahagia
Sederhana
Lalala
Bahagia itu sederhana
Bahagia itu sederhana
Karna ada kamu

Tanpa di sadari, genta terkekeh mendengar nyanyian juga melihat tingkah gadis itu. Genta yg awalnya ingin ke kamar malah berbelok ke arah adik angkatnya itu.

"A-... abang" pekik flora karna terkejut. Genta terkekeh lalu mengelus kepala flora.

"Abang tidur sini ya?" Glora mengerjap pelan matanya. Merasa bingung dengan tingkah genta.

"Bang lo kan ga suka sama gue" ujar nya menatap genta yg merebahkan diri di kasurnya.

"Gue ga suka kalo lo sama cowo lain"

Spalss

Tiba tiba kepala flora sakit, sebuah ingatan memenuhi kepalanya hal itu membuat flora mengerang bhkan tubuhnya sampai meluruh ke lantai. Genta panik buru buru menanyakan kenapa.

"Nat... nat... kenapa heyy?"

"Sshh.... aakhhh"

"Nat.. heyy... apa? Kenapa? Lo kenapa?"

Brukk

flora tumbang ke pelukan genta. Genta menidurkan flora di kasur lalu memanggil dokter.

Btw... aku lagi ultah ni, mau ngucapin ga? Xixi...

Hari ini aku up kaya biasa ya 5 chapter lagi, abis tu tamat, tapi tenang aja. Abis ini masih ada lagi kok flora di dunia ke 2 yg pastinya lbih gaje... xixi... :)

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang