ekstra chapter 2

895 63 0
                                    

Di sebuah gedung pernikahan seorang gadis sibuk bolak balik dengan sesekali memberi komando pada bawahan nya.

"Itu di kencengin dikit ya kayaknya agak kendor takutnya nanti malah jatuh" ujarnya pada bawahan nya.

"Siap"

"Ini kayaknya mengganggu, gimana kalo di taruh di sana aja, kemungkinan besar ga ada tamu undangan yg di sana" ujarnya dengan menunjuk barang tersebut.

"Oke sebentar"

"Ya udah ini udah rapi, gue mau cek yg lain" gadis itu pergi menuju meja hidangan makanan.

"Ini ga kebanyakan?" Tanyanya menunjuk beberapa makanan yg menurutnya terlalu banyak.

"Nyonya yg menyuruh untuk buat sebanyak ini nona" gadis itu mengangguk mendengar jawaban bawahan nya.

"Ini aman semua kan?" Gadis yg menjadi bawahan nya mengangguk mantap.. lalu beberapa orang membawa beberapa makanan.

"Boleh di coba dulu siapa tau ada yg ga cocok" gadis itu mulai menyuapkan makanan ke mulutnya lalu mengangguk.

"Good, ya udah lanjutkan" gadis itu pun pergi.

"Ini mejanya kayaknya terlalu mepet bisa di pindahin ga?"

"Gampang madam"  gadis tadi mengangguk meninggalkan penata meja.

"Kayaknya lampunya di sini deh, biar nanti kalau ambil gambar terang" para bawahan pun berlaku cepat menyesuaikan cahaya.

"Ini aman kan? Buat panggung, soalnya pasti nanti banyak yg pada naik"

"Aman madam" gadis itu mengangguk lalu naik ke atas panggung.

Prok prok...

Tepukan tangan nya membuat para bawahan menoleh, gadis itu tersenyum manis.

"Break dulu yuk, udah mau dhuhur, kita lanjut lagi nanti jam 1, terimakasih atas bantuan kalian" ujar gadis itu.

Para bawahan mulai mengistirahatkan tubuh mereka. Begitu juga dengan gadis itu. Dia duduk di salah satu kursi menatap puas dekorasi ruangan ini.

"Huhh... Cape banget" keluhnya menghapus keringat yg bercucuran.

"Nih minum dulu" seorang gadis yg menjabat jadi sahabatnya itu menyodorkan minuman.

"Thanks, btw kok lo ke sini sih mel" ujarnya pada amel yg menjabat sebagai sahabatnya.

"Kwatir lah sama lo, takut lo ilang lagi ya kan" ujar amel membuat gadis itu memutar matanya malas.

"Matalo ilang, gue cuma ilang 1 hari ya ampun" ujarnya setelah meneguk air.

"nesa sayang, gue tuh sebagai sahabat yg baik gue kwatir in lo" ujar amel sedangkan gadis yg di panggil nesa itu melenggang pergi.

"Iihh... Vanesa ratu Starlet" teriak amel membuat ratu terkikik geli.

"Ga nyangka 2 tahun udah gue balik, dan sampai detik ini gue belum ketemu sama mereka" gumam nya.

Dia ratu, 2 tahun yg lalu dia di kabarkan hilang, padahal dia mengarungi dimensi lain amat sangat lama, sampai dia memutar waktu , dan bertemu. Dengan flora.

Dia kini telah sukses menjadi seorang Wedding Desainer sejak 1 tahun yg lalu. Bahkan sebelum lulus SMA dia sudah di sibukan dengan karir nya.

Banyak orang yg mengenal nya dengan nama vanesa, atau biasa di panggil nesa.

Saat ini ratu telah selesai dengan kerjanya, maka dari itu dia memutuskan untuk pulang, sejak kejadian dimana dia hilang hal itu membuat sahabat dan keluarganya amat posesif padanya.

"Nona anda besok ada pertemuan khusus dengan pemilik acara kali ini" ratu mengangguk mendengar ucapan asisten pribadi nya.

"Kita mampir ke toko mama dulu ya... Mama pasti belum pulang" ujar ratu di angguki asisten nya yg bernama gina.

Mobil terparkir sempurna di depan sebuah caffe yg ramai pengunjungnya. Bhkan jan larut seperti ini pun pengunjung tak ada hentinya keluar masuk, kebanyakan anak remajalah yg nongkrong di caffe ini.

Ratu masuk mengedarkan pandangan nya mencari sosok yg telah melahirkan nya itu, dari jauh dia melihat seorang anak remaja memaki wanita parau baya dengan satu orang lagi tengah menahan teman nya agar tak kasar.

Prannggg

Nampan yg berisi gelas yg di pegang wanita itu terlempar dan pecah berserakan, sedangkan pria remaja tadi menatap tajam teman nya yg melempar nampan itu.

Ratu mendekat samar samar dia mendengar ucapan mereka, dan terdengar isak tangis wanita yg membuat hatinya teiris.

"Lo ga bisa gini donk rel, ibu ga sengaja numpahin menuman itu harusnya lo ga semarah ini, lo bisa beli 10 yg kaya gini kalo lo mau" ujar pria yg sendari tadi ratu lihat membela wanita parau baya itu.

"Lo pikir gampang hah" bentak lelaki yg di      panggil rel itu.

"Cuma gara gara putus asa lo lampiasin semua amarah lo ke orang iya? Sini gue bunuh lo" pria itu melayangkan pisau ke pemuda di depan nya namun terhenti kala sebuah tamparan lebih dulu mendarat di pipi pemuda itu.

"Cuma orang bodoh yg berprilaku layaknya anjing" suara ratu terdengar dingin membuat ruangan makin mencekam.

"Gina... Bubarkan mereka dan tutup caffe nya" gina yg mengikuti dari belakang mengangguk mulai melaksanakan perintah tuan nya.

Caffe akhirnya sepi, para pengunjung sudah pergi.

"Mama kenapa sih, kan udah ada yg lain, mama ga perlu lah sampe cape cape ngelayanin" ujar ratu mengecek tubuh wanita parau baya yg menjabat sebagai mamanya itu.

"Mama ga papa... Kenapa kamu kesini?" Tanya letta.

"Jemput mama lah apa lagi" ratu menatap tajam ke arah 2 pria yg saling melirik sinis.

"Kalo ga mau minuman itu jatuh ngena baju mahal lo itu, lo boleh kok bawa sendiri dari dapur." Ujar ratu menatap tajam 2 pria di depan nya itu.

"Jadi dia mana lo... Pasti kalian orang miskin sampe mama lo aja kerja jadi pelayan caffe," ujar pria yg tadi marah marah yg langsung di tatap tajam teman nya juga ratu.

"Gue cabut, gue ga mau ikut ikut" pria di sampingnya menyambar jaket lalu berjalan keluar hingga tinggalah ketiganya.

"Lo perlu tau, mama ataupun gue bukan orang miskin, atau malah lo yg miskin. Buktinya baju basah segitu lo marah besar" ujar ratu dengan tersenyum miring.

"Permisi nyonya" gina datang dengan paperbag di tangan nya, tanpa mengucapkan apa pun ratu menyambar paperbag itu.

"Bawa mama pulang, biar dia gue yg urus." Ujarnya pada gina, di angguki gadis itu.

Ratu menarik tangan pria itu menuju luar caffe.

"Ini baju, dan ini ganti rugi buat itu semua, sekarang lo bisa pergi" ujar ratu menyerahkan paperbag dan beberapa uang.

Pria itu menerimanya, lalu ratu bergegas pergi, namun tangan nya di tahan pria itu.

"Apaan sih lepas" pekiknya mencoba melepas tangan nya, namun lebih dulu di tarik paksa hingga ratu menabrak pria di depan nya kini.

"Mine" suara memabukan itu terdengar di telinganya.

"Cakra" gumam ratu kala mengingat seseorang yg ia tunggu, sedangkan pria di depan nya tersenyum tipis.

transmigrasi flora (End/Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang