TTL 08

2.8K 52 0
                                    

" Apa yang kamu lakukan disini? ". Arbei bertanya dengan sedikit berteriak dan penuh rasa terkejut.

Orang yang di peluknya hanya menatap Arbei dalam. Melihat kepala Arbei menggeleng, dan matanya menelusuri seluruh ruangan seperti mencari sesuatu.

Orang itu berniat untuk menghampiri namun Arbei mengangkat tangannya meminta nya untuk tidak bergerak apalagi mendekatinya.

Melihat tidak ada satupun orang selain mereka berdua, Tanpa di sangka, Arbei berlari ingin bersembunyi di dalam kamarnya.

Belum sempat memegang handle pintu, orang itu memeluknya dari belakang dan mengurung tubuh Arbei dalam pelukannya.

" Lepaskan aku. " Pinta Arbei

" No " Balasnya singkat.

" Lepas. Aku bilang lepaskan aku!!!! " Arbei berusaha melepaskan tubuhnya sekuat tenaganya.

" Lepas. Lepas. Lee -------- aaaaahhhhhhhhhh"

Tubuh Arbei dibalik dan di sandarkan  pada tembok. Nafas Arbei memburu penuh kemarahan. Rambutnya menjadi berantakan dan salah satu tali gaunnya jatuh kelengannya.

" Nick " Arbei menyebut nama nick dengan berbisik ketakutan.

Nick bisa melihat mata Arbei ketakutan, juga tubuhnya yang bergetar dalam kurungan Nick. Memajukan wajahnya, Nick semakin membuat Arbei gelisah dan ketakutan.

" Kenapa kamu ketakutan, hm? aku tidak akan menyakitimu. "

Kini hidung mereka saling bersentuhan. Arbei sungguh tidak memiliki kekuatan untuk keluar dari kukungan Nick.

" Aku akhirnya bisa mendengar kamu menyebut namaku lagi setelah dua tahun, Bei " Bisik Nick di depan bibir Arbei.

Remasan tangan Arbei pada ujung gaun tidurnya semakin kuat. Entah apa alasan Arbei menjadi takut untuk bertemu Nick.

" Nick, please " Mohon Arbei.

" For what? " Tanya Nick sambil memejamkan matanya

Aroma tubuh Arbei yang sangat dirindukannya selama ini. Yang tidak pernah berubah sampai Nick menghapal mati aroma ini.

Ditambah dengan penampilan Arbei saat ini yang berantakan karena ulah Arbei sendiri karena meronta melepaskan diri darinya.

" menyingkir dari hadapan aku. " Kata Arbei tegas namun terdengar lembut di telinga Nick.

Nick mengecup pucuk hidung Arbei " No more . I can't Bei "

Bunyi pintu apartemen menandakan ada yang datang. Baik Arbei ataupun Nick saling bertatapan. Melihat ada kesempatan, Arbei mendorong tubuh Nick sekuat tenaga dan akhirnya bisa meloloskan dirinya.

" Apa yang kalian lakukan di sana? "

Arash menatap mereka berdua yang saling diam. Menangkap tatapan Nick yang terus menatap Arbei yang kini berlari ke arahnya.

Arbei memeluk tubuh Arash." Sayang kamu dari mana? Aku mencarimu. Aku hanya kaget ada orang lain di sini. "

Merasa Arbei memeluknya sangat erat, Arash mengelus kepala Arbei dengan sayang " Maaf, aku hanya membeli beberapa makanan karena aku ada tamu. Tidak enak jika menjamu tamu tanpa sesuatu bukan?"

Dari tempatnya, Nick melihat Arbei memeluk erat Arash seperti meminta perlindungan. Dan juga sepertinya Arbei sangat mencintai pria itu.

" Maaf aku tidak tahu jika kekasihmu juga ada disini. Dia terlihat sangat terkejut melihat ku disini " Ucap nick dengan memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celananya.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang