TTL 04

3.7K 53 0
                                    

"Ssssssshhhhhhhhh"

Arbei sedikit meringis merasakan milik Nick masih tertanam dalam miliknya. Dan setiap Arbei bergerak, milik Nick otomatis menjadi bengkak dan mengeras kembali.

" Mau di keluarkan saja sayang? " Nick mengelus punggung Arbei.

Kepala Arbei menggeleng dan mengelus kaki Nick menggunakan kakinya " Biarkan seperti ini. Yang bawah masih saling merindukan "

Nick tersenyum mendengar kalimat Arbei. Kecupan bertubi tubi menyerang pucuk kepala Arbei yang sedang bersandar di dadanya.

" Sayang? "

" Hm? "

" Tadi kamu ke kantor ku? " Tanya Nick pelan.

Arbei tidak menjawab hanya memejamkan matanya dan mengecup puting Nick.

" Aaaahh sayang. Ya enak " Desah Nick

Tangan Arbei mengelus perut Nick yang juga berbulu. Sungguh Arbei sangat menyukai tubuh Nick. Seluruh anggota tubuhnya tanpa terkecuali

Perlahan, Arbei menumpu kan dagunya di dada Nick " Tidak. Aku seharian ini ada di agency. Jadwal pemotretan ku padat hari ini. Ada apa? " Tatapan Arbei sayu seakan meminta sesuatu

"Eummm tidak apa apa sayang. " Nick mengelus rambut Arbei. Sesekali mengaitkan poni Arbei yang sudah sedikit memanjang di belakang telinga Arbei.

" Bukannya aku harus memberi kabar dulu sebelum ke kantor mu kan? "

" Iya sayang. Tapi tidak masalah juga jika kamu datang langsung tanpa beri kabar. Justru aku menyukainya "

" Benarkah? Baiklah nanti akan aku coba." Arbei memberikan senyuman manisnya.

" Sayaaang, jangan bergerak terlalu sering dibawah, nanti aku menerkam mu lagi " Nick memejamkan matanya dan meremas sedikit rambut Arbei.

Arbei menggeser tubuhnya naik sampai bibirnya bertemu dengan bibir Nick. Arbei mencium pelan, menyesap bibir atas bawah Nick yang dibalas lembut juga oleh Nick.

Awal nya pelan dan lembut lama lama semakin cepat dan saling menggigit satu sama lain. Lidah mereka tidak kalah berperan. Bergantian masuk, menghisap sampai gigi mereka bertabrakan pun mereka tidak bisa menghentikan ciuman mereka.

Tangan Nick bergerak dari punggung menuju bokong Arbei yang mulus putih dan montok. Melakukan pergerakan meremas dan sesekali memukul pelan membuat nafsu Arbei semakin menjadi jadi.

Tiba tiba Arbei melepas ciumannya dan sedikit memundurkan kepalanya. " Kenapa? " Tanya Nick bingung

" Pulang lah. Aku tidak ingin ketika kita sedang dipuncak, ada yang mengganggu kita " Ucap Arbei

Dengan sekali hentakan, Nick mengukung tubuh Arbei di bawahnya dan menghimpit tubuhnya. Arbei melebarkan matanya melihat Nick dengan rahang yang mengeras menahan marah.

Tangan Nick meraih ponselnya dan menonaktifkannya " Lihat, tidak akan ada yang mengganggu kita " Nick mendekatkan hidungnya dengan hidung Arbei.

" Nick nngghh "

" Kenapa? Sudah tidak ada masalah kan? Katakan apa yang menghambat lagi? " Nick menjilat tulang leher Arbei membuat Arbei meremang.

Dengan tenaga tersisa, Arbei mendorong kepala beserta tubuh Nick sehingga membuat Nick terduduk. Arbei bangun dan menghindari Nick

" Bei, ada apa? " Nick semakin bingung.

Arbei tidak menjawab, hanya sibuk memakai gaun tidur satinnya tanpa menggunakan dalaman nya lagi. Nick hanya menatap dan melihat segala pergerakan Arbei.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang