TTL 24

1.2K 22 0
                                    

Arash, Arbei dan Nick sekarang sudah berada di meja makan dan mencicipi berbagai makanan yang Arash pesan di restoran ternama. Sambil makan, mereka menyelipkan obrolan ringan agar suasana tidak terasa sepi.

Sesekali, Arbei melempar senyum ke arah Nick yang membuat perasaan Nick menjadi hangat. Tentu saja, Nick membalas senyuman Arbei tidak kalah manis.

" Kalian kenapa bisa datang bersamaan? " Tanya Arash sambil memotong steak di piringnya.

Nick ingin menjawab tapi Arbei memberi kode agar dirinya saja yang menjawab. " Hm, tadi aku ke kantor Nick untuk beri tahu pesan kamu. "

" Bisa lewat telfon bukan, kenapa harus ke kantor Nick " Arash mengunyah steak dengan menunduk tanpa melihat Arbei ataupun Nick.

Arbei meneguk air sambil menatap Nick. Perasaan nya kembali menjadi gelisah setiap Arash bertanya padanya akhir akhir ini.

" Aku kebetulan berada di dekat kantor Nick. So, mungkin lebih baik aku memberi tahunya secara langsung bukan melalui telfon " Suara Arbei memelan.

" Oh " Arash hanya merespon singkat. Tidak ada lagi pertanyaan ataupun obrolan yang keluar menemani makan malam mereka.

Arbei menatap Arash dan Nick bergantian. Tangannya hanya mengacak acak pelan makanan didalam piringnya. Nafsu makannya tiba tiba hilang karena rasa gelisahnya.

" Permisi, aku ke toilet sebentar " Pamit Arbei.

Nick menggerakkan mulut nya menanyakan kondisi Arbei tanpa suara. Arbei mengangguk pelan dan tetap memberi senyum.

" Nick " Panggil Arash membuat Nick menoleh

" Sudah selesai makan? Bisa ikut saya? "

Nick menyeka mulut nya dan mengangguk mengiyakan.

" Biarkan Arbei melanjutkan makannya. Saya hanya perlu bicara berdua dengan mu "

" Okay. " Nick berdiri lalu mengekori langkah Arash yang ternyata sedang menuju ruang kerjanya.

---------------------------------------------------------------------

Arash berdiri menghadap jendela ruangan kerjanya dengan kedua tangannya masuk kedalam saku celananya. Tatapannya memandang kolam renang di bawah sana yang airnya sangat tenang. Sementara Nick sudah berada di sebelah Arash.

" Sejak kapan kamu mengenal adik saya? " Tanya Arash tetap dengan posisi dan pandangannya.

Nick menelan ludahnya lalu mencoba menjawab pertanyaan Arash " 4 tahun yang lalu "

" Ternyata feeling saya benar, kalian sudah mengenal sebelum pertemuan kalian di acara waktu itu. "

" Tapi saya tidak menyangka jika sudah selama itu . Kenal di mana dengan Arbei? " Lanjut Arash.

" Disuatu tempat. " Jawab Nick singkat.

Mereka berdua lama terdiam. Baik Nick maupun Arash larut dalam sunyinya malam. Sampai pada akhirnya, Arash berjalan meninggalkan Nick menuju meja kerjanya.

" Kamu tidak perlu mendekati Arbei lagi. Tinggalkan dia. "

Kalimat Arash begitu jelas dan tajam sampai di telinga Nick membuat Nick menoleh menatap Arash. Nick perlahan mencoba mendekati Arash.

" Saya tidak menyetujui hubungan kalian berdua. Arbei keluarga saya satu satunya. Dan saya tidak ingin adik saya menjalin hubungan dengan pria seperti kamu "

" Apa maksudmu, Arash "

Arash berbalik dan menatap Nick tajam. " Saya tahu semuanya. "

Mata Nick melebar dan terpaku diposisinya. " Perlu saya jelaskan apa yang saya ketahui, pak Nick? " Sambung Arash.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang