TTL 11

2.3K 49 0
                                    

" Arbeiiiiii " Arash sedikit berteriak ketika membuka pintu ruangannya dengan wajah panik.

Arbei yang baru saja di turunkan oleh Nick diatas sofa merasa kaget begitupun dengan Nick.

" Apa yang terjadi? " Tanya Arash cemas. Tangannya mengecek kening Arbei.

" Tidak apa apa. Kata dokter dibawah, aku hanya asam lambung." Arbei tersenyum manis walaupun wajahnya masih sedikit terlihat pucat.

" Pak nick? "

Nick menegakkan duduknya " Oh maaf Pak Arash, tadi saya datang lebih awal berniat ingin berkeliling di kantor anda. Tapi tadi saya melihat Arbei sudah lemas di dalam lift jadi saya membawa nya ke klinik kantor anda" Jelasnya

" Terima kasih pak " Ucap Arash tulus.
" Kamu sudah makan? Bilang sama aku, kamu ingin makan apa hm?" Lanjut Arash masih menggenggam tangan Arbei.

" Eummmmmm " Arbei mengulum bibirnya.

Arash dan Nick menatap Arbei yang terlihat seperti memikirkan sesuatu. " Pasti Strawberry pie " Ucap Nick tidak sadar.

Kali ini giliran Arbei dan Arash yang menatap Nick. Tersadar kalau Nick mengucapkan sesuatu, nick mengelus belakang lehernya.

" Kamu tahu kesukaan Arbei? " Selidik Arash

Nick menjawab dengan sedikit gugup " Bi -- biasanya wanita suka strawberry. Dan pasti butuh yang manis apalagi belum makan sejak tadi "

" Strawberry itu asam pak. Dan Arbei sedang asam lambung. " Lawan Arash

Melihat Arash dan Nick seperti ingin berdebat, Arbei segera menghentikan pembahasan mereka.

" Aku ingin fettuccine " Kata Arbei sambil memundurkan tubuhnya dan bersandar di sandaran sofa.

" Tanpa jamur " Ucap Nick spontan.

Lagi lagi Arash terkejut dan menatap Nick lekat. Arbei juga kaget mendengar ucapan Nick. Sampai sekarang Nick paham tentang dirinya.

" Seperti nya ini bukan kebetulan. " Arash berdiri dan memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

" Kalian baru 3 kali bertemu, dan pak Nick ini sudah mengetahui apa yang kamu suka dan tidak sukai, Arbei "

" Kalian seperti sudah bicara banyak atau mungkin sudah kenal sejak lama? " Ucapan asal Arash mengenai sasaran.

Gerak Arbei mulai gelisah. Begitupun Nick. Melirik Arbei yang mulai berkeringat, Nick merasa harus menyelamatkan Arbei dari situasi seperti ini.

Nick berdiri dan mengulas senyum " Waktu di apartemen anda ketika kita makan, saya melihat dia memisahkan jamur dari makanan yang anda beli. Jadi saya pikir, dia tidak menyukai jamur. "

Arash memicingkan matanya dan mencoba mengingat. Dan memang benar waktu itu Arash lupa pesan tanpa jamur sampai Arbei harus memisahkannya.

" Oh. Benar " Arash tertawa dan menepuk bahu Nick.

Nick dan Arbei membuang nafas lega bersamaan. " Aku minta maaf kunjungan pak Nick ke kantor saya jadi seperti ini. Dan Terima kasih sudah menolong Arbei. "

" It's okay Pak Arash. Baiklah karna anda sudah ada disini, saya sebaiknya pamit. " Nick menatap Arbei yang tiba tiba memalingkan wajahnya.

Sedikit menahan senyumnya, Nick melanjutkan kalimatnya " Mungkin lain kali saya berkunjung lagi kesini. Saya tidak ingin mengganggu waktu anda mengurus dia yang sedang sakit. "

" Terima kasih pengertian nya pak. Saya janji, lain kali kita akan mengatur jadwal untuk bertemu lagi. Sekali lagi Terima kasih " Arash menjabat tangan Nick kemudian memberi pelukan.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang