TTL 20

1.9K 41 2
                                    

"Bagaimana kamu bisa masuk"

Arbei memandang Nick heran sehingga posisinya menjadi duduk tegak tanpa disadari ada sesuatu yang terpampang.

Nick menatap Arbei dengan tajam. Tidak ada niat untuk menjawab pertanyaan Arbei. Dirinya sibuk melepas satu persatu pakaian ditubuhnya sampai benar benar telanjang.

" Nick " Seru Arbei. Wajahnya mulai memerah.

" Kamu ingin bersandar atau ingin posisimu seperti itu sayang? "

Kaki Nick perlahan maju mendekati bath ub yang berisi busa dan juga wanita yang sungguh sangat menggodanya sejak dulu.

" Aa... Ku. Aku sudah selesai berendam. " Kata Arbei dan segera ingin meraih handuk.

Namun sayang, Nick lebih dulu melempar handuk itu kesembarang tempat membuat Arbei melebarkan matanya karena terkejut.

" Baiklah, sepertinya keputusan ada ditanganku kan? "

Dalam hitungan detik, Nick sudah berada dalam bath ub membuat air sedikit bergerak dan keluar .

" Aaaahh " Arbei mendesah merasakan air mengenai wajahnya.

Segera Nick memutar tubuh Arbei dan menangkup wajahnya. Perlahan mengusap wajah Arbei dengan sedikit tersenyum

" Maaf sayang " Ucap Nick tulus.

" Kamu membasahi wajahku. " Rengek Arbei sambil menggenggam tangan Nick yang masih berada di wajahnya.

Tiba tiba Nick menarik pinggang Arbei agar semakin mendekat dengannya, kemudian mengecup seluruh wajah Arbei dengan sedikit menjilatnya

Arbei memejamkan mata dan terkikik geli. Nick terus saja melancarkan aksinya dan akhirnya menggosokkan hidungnya dengan hidung Arbei.

" Kenapa selalu terlihat cantik dan menggoda hm? " Jempol Nick mengelus bibir bawah Arbei.

" I'm a model, Nick. Sudah seharusnya seperti itu " Jawab Arbei asal.

" Berhenti menjadi model. Aku tidak suka orang lain menonton tubuhmu. Kamu terlalu gampang untuk menggoda orang, bahkan hanya berpose serius pria diluar sana pasti akan bernafsu "

Arbei menyugar rambut Nick dengan sayang " Itu mereka yang tanggung sendiri. Aku hanya melakukan pekerjaan. Lagi pula aku hanya berpose, tidak sedang melakukan seks, Nick "

Nick menggeram pelan dan membawa tubuh Arbei masuk kedalam pelukannya " Tapi tetap saja sayang. Aku tidak menyukai itu. "

Hidung Arbei menangkap aroma Nick yang sungguh memabukkan untuknya. Aroma favorit Arbei sejak awal bertemu.

Matanya terpejam menikmati wangi dan sesekali mengelus dada Nick yang sedikit berbulu. " Tapi aku menyukai pekerjaan itu. Itu yang membuat aku terkenal. Dan itu yang menghidupiku setelah orangtuaku meninggal "

" Baiklah aku akan membatasinya tapi jangan pernah melarangku untuk itu. Sementara ini aku akan mencoba serius bekerja di perusahaan Arash. "

Nick melepas gulungan rambut Arbei dan mengelusnya perlahan. Memberi kecupan kecil di puncak kepalanya berkali kali. Terkadang mendesah kecil ketika Arbei sengaja memainkan putingnya.

" Bagaimana kalau kamu jadi istriku saja agar kamu tidak bekerja lagi. " Tawar Nick

Arbei mendongakkan sedikit kepalanya. Menatap Nick dari bawah membuat Nick juga ikut menatapnya

" Mungkin aku tidak akan bekerja diluar sana, tapi bekerja khusus untukmu dirumah setiap hari. "

Tangan Arbei meraba dibawah sana " dan bekerja ekstra keras untuk ini kan? " Arbei mengakhiri kalimatnya bersamaan dengan remasan nya di milik Nick.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang