TTL 21

1.9K 41 0
                                    

Sejak siang tadi sampai di perjalanan pulang, Arbei menjadi pendiam. Pikirannya berkecamuk. Perkataan yang dilontarkan Arash selalu saja memenuhi kepalanya.

Sebenarnya Arbei ingin pulang sendiri tanpa ditemani Arash agar dirinya bisa memiliki waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya.

Namun Nick yang melihat gerik dan menebak suasana hati Arbei sedang tidak baik baik saja, akhirnya memutuskan dengan sedikit memaksa agar Arbei ikut pulang dengannya. Tentu saja atas izin Arash juga. Nick sangat paham dan harus tetap hormat dengan keluarga Arbei walaupun umur mereka sama.

Sepanjang perjalanan, Nick memperhatikan Arbei. Ketika mereka bercakap, Arbei menjawab seperlunya. Atau kadang hanya memberi senyuman tipis sebagai jawabannya. Setelah itu Arbei menatap jendela di sebelahnya lalu larut dalam lamunannya

Karna terlalu asyik melamun, Arbei tidak menyadari kalau sekarang sudah berada di parkiran sebuah pantai. Sentuhan tangan Nick di punggung tangannya membuatnya tersadar.

Arbei melihat di depan sana sudah ada pantai dan segelintir orang yang berjalan di pesisirnya " Nick. Maaf kita kenapa bisa ada disini? " Tanya Arbei polos

" Ayo turun " Ajak Nick tanpa menjawab pertanyaan Arbei.

Dengan penuh perhatian, Nick membantu Arbei melepas sabuk pengamannya lalu mengecup pelan pipi kanan Arbei. Setelah itu Nick turun lalu membukakan pintu untuk Arbei.

Arbei keluar setelah menerima uluran tangan Nick. Dirinya seperti seorang ratu dan Nick benar benar memperlakukannya sangat lembut.

Mereka berjalan beriringan menuju pesisir pantai. Tidak ada percakapan yang terjadi. Mereka masing masing hanya menatap kedepan melihat matahari yang berwarna jingga perlahan lahan ingin tenggelam.

Tiba di pesisir, Nick mengajak Arbei untuk berhenti. Perlahan Nick berlutut dan membantu melepaskan sepatu Arbei.

Dirasa tidak enak, Arbei mundur dan membungkuk melarang Nick melakukan itu untuknya. Baginya itu hal yang mudah untuknya dan tidak seharusnya Nick melakukan itu untuknya. Arbei sangat menghargai dan menghormati Nick sebagai pria.

" Jangan lakukan itu. Aku bisa melepaskannya sendiri , Nick " Tolak Arbei.

Angin berhembus meniup rambut mereka. Nick mendongak sekilas namun tetap menjalankan tugasnya sampai kedua sepatu lepas dari kaki indah milik Arbei.

Setelah itu, Nick dengan cepat melepaskan sepatunya juga hingga mereka berdua tanpa alasan kaki. Mereka berdiri Tidak lama ombak kecil menghantam pelan kaki mereka.

"Sssshhhhhhhhhh" Arbei mendesis merasakan dinginnya air menyapu kakinya. Sesekali terkikik geli.

Nick tersenyum lalu menggenggam tangan Arbei " Sepertinya rasa tidak suka kamu dengan pantai mulai pudar"

Arbei diam sejenak lalu mengangkat wajahnya menatap Nick. " Kamu masih ingat? " Mata Arbei mengerjap

"Bagaimana bisa aku lupa, sayang "

Senyum Nick mengembang sangat manis. Wajah tampannya terkena cahaya matahari terbenam. Rambutnya terlihat acak acakan karena angin.

Kaki Arbei melangkah dan mengambil posisi di hadapan Nick. Kedua tangannya menggenggam tangan Nick dengan erat.

Sedikit berjinjit, Arbei meraup bibir Nick. Matanya terpejam, tangannya semakin erat menggenggam Nick, kakinya berkali kali diterpa air pantai.

Hanya beberapa detik, Arbei melepaskan ciumannya. Sekarang tangannya mengalung di leher Nick. " Aku rasa kamu juga akan mengingat ini terus "

Arbei kembali mencium Nick sedikit lebih menuntut. Nick otomatis memeluk pinggang Arbei agar Arbei tidak terjatuh. Mereka berciuman seiring matahari terbenam sepenuhnya.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang