TTL 13

1.9K 44 0
                                    

" Maaf boleh duduk disini? " Seorang wanita meminta izin di hadapan Arbei. Cukup mengejutkan, Arbei tidak menyangka bisa bertemu dengan wanita ini.

" Mmmm silahkan " Arbei mempersilahkan dengan sedikit canggung.

Vanessa duduk disebelah Arbei " Tadi aku tidak sengaja melihatmu waktu aku lewat di sekitar sini. Bagaimana kabarmu? "

Arbei hanya menatap Vanes. Apa maksud Vanes menanyakan kabarnya? Apakah ingin memastikan dirinya menderita setelah tidak bersama dengan Nick.

Perlahan Vanes mengelus punggung tangan Arbei " Rileks, aku tidak akan memperlakukanmu seperti dulu "

Senyuman tulus hadir di wajah Vanes yang sangat natural tanpa riasan apapun. Jika di lihat, wajahnya tampak biasa saja. Tidak menarik. Tapi jika dipoles, Arbei merasa Vanes akan memiliki kecantikan tersendiri.

" Ah iya, sebelumnya aku minta maaf atas perkataan ku waktu itu. Aku merasa sangat keterlaluan mengatakan hal seperti itu padamu. "

" Ini sepenuhnya bukan salahmu. Tapi terjadi karena aku dan Nick juga. Aku sadar kalau aku selalu mengatakan alasan yang tidak masuk akal kepada Nick sehingga dia berpaling dariku. Ketakutan yang ada di kepalaku lah yang akhirnya membuat pernikahanku seperti ini " Sesal Vanes.

" Nick berkali kali mengatakan kalau ini bukan salahmu. Nick lah yang hadir dalam hidupmu dan memberimu harapan. Akuu ---- " Vanes menjeda kalimatnya.

" Tidak. Ini salah ku. Walaupun aku tahu Nick sudah menikah aku masih meneruskannya. Aku yang keterlaluan dan tidak mengerti bagaimana perasaan mu " Mata Arbei berkaca kaca menatap Vanes.

Sungguh Arbei sangat malu mengingat hal yang dilakukannya selama bersama Nick yang berstatus suami orang. Tapi semuanya selalu terasa indah, membuatnya sulit untuk berhenti apalagi melepas Nick dari hidupnya.

Tapi setelah melihat kejadian itu dan berfikir baik baik, Arbei akhirnya dengan susah payah mengambil keputusan yang memang seharusnya di lakukan sejak awal bertemu dengan Nick.

" Aku membenci mu sejak pertama kali melihatmu seperti menahan perasaan terluka ketika di kantor Nick. Dan semakin membenci mu ketika Nick setelah itu meninggalkanku dan memilih menemuimu. "

Vanes tertawa sumbang "aku bisa melihat Nick marah padaku dan menangis karena mu. Dia sangat tidak menyukai ketika aku mencacimu. "

" Tapi entah kenapa setelah itu, dia mengatakan padaku ingin memperbaiki hubungan kami dan berusaha untuk mempertahankan rumah tangga kami. Jujur Aku curiga, hingga aku selalu membuntutinya apakah dia tetap menjalin hubungan denganmu di belakangku. Tapi ternyata tidak. "

Vanes sedikit meremas tangan Arbei " Nick terlihat menyibukkan diri dengan pekerjaan. Ketika pulang kerumah, dia tetap bersikap manis padaku tapi aku merasa jiwanya kosong. Ada yang sedikit berbeda dengannya. Nick jadi lebih pendiam daripada sebelumnya. "

" Pernikahan kita tetap baik baik saja tapi tidak dengan Nick. Aku paham bagaimana Nick karena kita bersama sejak sekolah. Dia sudah tidak bisa tertawa lepas bersamaku. Bahkan kadang dia memaksakan terlihat baik baik saja, dan menyembunyikan perasaan nya dibalik wajah tampannya yang selalu tersenyum palsu untukku "

Semua kalimat Vanes membuat Arbei merasa paling jahat didunia. Dengan hadirnya Arbei, tanpa sadar membuat sebuah hubungan yang tercipta sejak dulu hancur begitu saja. Arbei tidak tahan untuk tidak menangis. Air matanya jatuh menyesali perbuatannya.

" Namun seketika aku tersadar, kalau Nick sudah menjatuhkan hati padamu. Aku bisa melihat tatapannya memuja ketika melihat fotomu di ponselnya. "

Sedikit menggeleng, Vanes mencoba meyakinkan Arbei " Ini sudah takdir kami. Sudah seperti ini jalannya. Jangan mengutuk dirimu dengan mengatakan semua ini salahmu. Kamu pun hadir dalam kehidupan Nick sudah jadi takdir Tuhan "

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang