TTL 14

2K 49 2
                                    

" Vanes " Panggil Nick dengan nafas putus putus seperti habis lari maraton. Mobilnya juga di parkir tidak teratur di depan rumah Vanessa.

" Nick. Atur nafasmu. Duduk dulu " Ajak Vanessa tapi di tolak Nick.

" Dimana dia? " Tanya Nick sambil membungkukkan tubuhnya dan mengatur nafasnya.

Vanessa mengelus punggung Nick " Dia ada di kamar tamu. Tenanglah."

Jantung Nick hampir berhenti ketika mendengar kabar dari Vanessa. Nick sudah tidak peduli dengan kecepatan mobil yang dia gunakan, dan berani menerobos lampu lalu lintas. intinya ingin cepat tiba di rumah Vanessa

" Untung aku datang tepat waktu . Kamu tidak perlu khawatir. " Vanessa tersenyum getir melihat raut wajah khawatir Nick.

Tersadar akan itu, Vanes menggeleng dan menepuk pelan pipinya. " Ada apa? " Nick menatap Vanessa dan dijawab dengan vanes menggelengkan kepalanya.

Nick meminta izin pada Vanes " Aku ingin bertemu dengannya "

" Kamarnya ada di ujung sana. Pergilah. Mungkin dia merasa jauh lebih tenang lagi setelah melihatmu "

" Thanks Vanes " Nick melangkah maju dan ingin mencium kening Vanessa tapi diurungkan niatnya mengingat Vanessa sudah ingin menikah. Nick ingin menjaga perasaan pasangannya saja.

Didepan pintu, Nick menarik nafas lalu membuangnya pelan sebelum memegang handle pintu dan menariknya.

Perlahan pintu terbuka dan Nick melangkahkan kakinya masuk. Di sana didekat jendela berdiri seorang perempuan membelakangi pintu dengan memakai piyama.

Ya Nick tahu kalau Vanes tidak semodis itu dalam masalah fashion. Bahkan seluruh pakaiannya hanya berwarna monokrom, bertolak belakang dengan yang mengenakan baju nya saat ini . Dia sangat menyukai warna yang cerah melekat di tubuhnya.

" Maaf, apa aku mengganggu mu? " Nick menelan ludahnya setelah mengucap kalimat itu.

Wanita itu berbalik. Ya dia Arbei. Rambut sebahunya yang berwarna coklat dan poninya yang sedikit berantakan terlihat masih lembab. Sekilas merasa terkejut melihat Nick datang namun berikutnya ekspresinya kembali tenang.

Nick mencoba menutup pintu kamar dan tetep berdiri di tempatnya. Dirinya sangat takut jika memaksakan melangkah menuju wanita itu, Nick akan melakukan sesuatu yang lebih padanya.

" Kamu baik baik saja? " Tanya Nick tanpa melihat Arbei.

Tidak ada jawaban. Nick mencoba kembali menatap namun sekarang Arbei ada di hadapannya. Nick membelalakkan matanya tidak menyangka kalau secepat itu.

" Apa kamu berlari kesini? Penampilanmu berantakan sekali "

" Hah? "

Arbei maju selangkah lalu mencoba merapikan rambut Nick " Bahkan rambutmu terlihat berantakan seperti ini "

Nafasnya berhembus di wajah Nick. Sungguh Nick menahan nafsunya dengan susah payah. Nick memejamkan matanya mencoba meredam semuanya.

" Aku tidak apa apa " Jawabnya menatap Nick yang perlahan membuka matanya.

Mereka saling bertatapan. Ini kali pertama mereka saling melihat satu sama lain dengan sangat dalam dan tanpa ada pertengkaran.

" Bisa mengantarku pulang? Mobilkuuuuu ------- " Arbei menggantungkan kalimatnya

" Tentu bisa. Aku akan mengantarmu. " Nick tersenyum sangat manis.

Kekhawatiran yang Nick rasakan perlahan sirna. Tapi tetap saja ada yang mengganjal. Dirinya ingin mengetahui penyebab hal seperti ini terjadi.

The Last Love  (  A R B E I  ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang