Part 9

6.2K 569 35
                                    

Agustine terkejut ketika Lily datang menghadapnya, dia belum sempat bertanya tapi melihat wajah Lily yang merah dia berpikir Lily sedang sakit, apalagi Lily minta ijin untuk pulang lebih awal.

Lily bersyukur Agustine berpikir dia sakit dan menyimpulkan jika tadi dia pergi ke klinik kantor dan sekarang ijin pulang untuk istirahat, Lily tidak meralat perkataan Agustine, karena memang dia memang akan pergi ke dokter.

Lily segera mengambil tasnya, berpamitan dengan rekan-rekannya yang juga berpikir dia sakit. Setelah itu dia pergi menuju tempat parkir yang tadi dikatakan oleh Tom.

Tiba di tempat parkir, dia baru akan mulai mencari, ketika sebuah mobil yang berada persis menghadap pintu, memberi tanda. Lily melihat nomor plat mobil itu dan tersenyum ketika Tom tidak merasa perlu turun membuka pintu untuknya, pria itu hanya membuka jendela sisi penumpang depan untuk membuatnya tahu harus duduk di mana.

"Mereka tidak mempersulitmu?" tanya Tom ketika Lily sudah duduk dan tanpa ragu dia memasangkan sabuk pengaman untuk Lily.

"Tidak, malah karena contohmu tadi mereka pikir aku sakit dan tadi setelah dari tempat Stella aku ke klinik, sekarang ijin untuk pulang istirahat."

"Hahahaha..... apakah mereka yang bodoh atau mereka telah terpesona denganmu sehingga begitu kuatir sampai tidak bisa membedakan sakit atau tersipu?"

"Kalau menurutmu mereka bodoh, mengapa tetap memperkerjakan mereka?"

"Benar juga, artinya jawabannya yang terakhir." Jawab Tom sambil tertawa, lalu berkata, "Hari Sabtu aku ingin mengajakmu menemui seseorang."

"Siapa?"

"Bolehkah jika kujawab kejutan?"

"Kalau itu jawabanmu, aku tidak mau pergi denganmu."

"Hahaha.... Sudah kuduga itu akan menjadi jawabanmu. Temani aku menjenguk Houston Sr, jangan kuatir dia akan menolakmu karena aku lebih kuatir dia akan menjadikanmu istrinya."

"Istrinya? memangnya berapa usianya?"

"81 tahun, dia bukan mencari pendamping hidup tapi mencari orang yang bisa menguasai hartanya karena dia tidak rela hanya memiliki aku sebagai pewarisnya."

Kali ini Lily yang tertawa, "Kelihatannya hubungan kalian sangat dekat sampai bisa bercanda seperti itu."

"Tunggu kamu bertemu dengannya, kamu akan tahu betapa harmonisnya hubungan kami."

"Kudengar dia yang membesarkanmu?"

Tom mengangguk, "Tepatnya dibantu pengasuh."

"Kapan-kapan aku ingin mendengar cerita tentang masa kecilmu."

Tom tersenyum, "Aku juga ingin mendengar cerita tentang masa kecilmu. Kurasa kita memerlukan waktu yang lama untuk cerita-cerita itu?"

"Mengapa?"

"Karena aku ingin kita menceritakannya dengan perlahan sampai membutuhkan sepanjang sisa usia kita untuk itu."

Lily tertawa, "Apakah kamu sedang merayuku?"

"Tidak, aku sedang melamarmu." Jawab Tom sambil meraih tangan Lily untuk digenggamnya.

"Mana ada orang melamar dengan cara seperti itu."

"Jadi kamu mau dilamar dengan cara bagaimana?"

Lily menggeleng, "Tidak tahu, aku belum pernah di lamar."

"Memangnya kamu berharap di lamar berapa kali?" Nada Tom penuh dengan rasa cemburu membuat Lily sadar jika kata-katanya salah dan memicu rasa cemburu pria yang sedang menyetir.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang