Part 59

2.8K 348 71
                                    

"Mengapa melamun?" Tom bertanya karena melihat Lily duduk termenung di ruang keluarga saat dia baru pulang.

Lily menoleh, tersenyum sambil berdiri untuk menyambut kepulangan suaminya, "Hanya merasa waktu begitu cepat berlalu, tidak ada lagi teriakan dan omelan yang dulu setiap hari selalu terdengar.

"Merindukan mereka? Panggil mereka pulang dan menginap di sini atau mommy mau daddy mengeluarkan perintah untuk mereka  kembali tinggal di sini."

Lily tertawa, "Mereka sudah besar, punya kesibukan sendiri dan membuat mereka kembali tinggal di sini hanya akan membangkitkan rasa cemburu dan iri daddy karena merasa tidak diperhatikan mommy."

Tom tertawa. Ted putra sulungnya sudah dewasa, membantu di perusahaan dan tinggal di penthouse miliknya. Illia sedang melanjutkan pendidikan bisnisnya di London, tetap bertahan tidak ingin bekerja di HC, dia memilih mencari pekerjaan yang tidak berhubungan dengan HC dan berencana untuk membuka usaha konsultan jasa keuangan. Helen juga masih melanjutkan pendidikannya dan tinggal di asrama atau kadang dia pulang ke penthouse miliknya jika dia ada keperluan di luar dan pulang saat jam asrama sudah berakhir. Tim si bungsu kesayangan juga tinggal di asrama sekolah, dari ketiga saudaranya dia yang paling sering pulang apalagi jika dia merindukan mommynya.

Dari keempat anaknya Tom dan Lily paling sering dibuat kesal oleh Helen yang sejak kecil sudah tertarik pada balap motor. Walau dia menempuh pendidikan bisnis tetap saja jika ada kesempatan dia akan menonton atau bahkan ikut balapan di arena, akhirnya daripada dilarang dan Helen melakukan tanpa sepengetahuan mereka, Lily melakukan kompromi dengan putri bungsunya itu, dia boleh ikut atau menonton langsung, hanya saja harus melapor lebih dulu sebelum melakukannya. Kompromi itu membuat Helen senang, dia tidak suka membohongi mommynya, tapi dia juga menyukai hobbynya dan tahu batasannya.

Lily menghela napasnya, "Biarkan saja mereka menikmati kehidupan masa muda mereka, selama mereka tahu batasannya itu juga bagus untuk melatih kemandirian mereka.

"Ya, mommy temani daddy saja. Oh ya, minggu depan daddy mau ke Jepang, mommy mau ikut?"

Mata Lily langsung berbinar-binar, salah satu yang dia suka anak-anaknya sudah mandiri adalah dia bisa kapan saja ikut Tom melakukan perjalanan bisnis. "Sama Ted?"

"Ted masih akan mengurus proyek Jerman sampai bulan depan jadi kali ini daddy pergi sendiri. memangnya kalau Ted ikut, mommy tidak mau ikut?"

"Siapa yang mengatakan begitu? mommy hanya bertanya karena jika dia ikut mungkin mommy mengajak Helen atau Tim untuk menemani mommy."

Tom tertawa, Lily tidak akan mengganggu pendidikan anak-anaknya hanya untuk menemaninya berjalan-jalan, tapi mendengar nama putri bungsunya disebut Tom mengingat sesuatu yang harus disampaikan pada Lily.

"Aku hampir lupa menyampaikan padamu, Helen mengatakan pada Illia jika dia akan ikut studi banding ke London, dia minta Illia meluangkan waktu untuknya selama dia di sana."

"Daddy tahu  dari Helen, Illia atau Ted?"

"Tentu saja Ted yang mendapat informasi itu dari Illia."

"Dan pelaku utama belum mengatakan pada kita."

"Kurasa akhir minggu ini dia akan pulang untuk menyampaikan kabar itu secara langsung."

"Bela dan terus manjakan putri bungsumu itu, apakah daddy ada yang ingin disampaikan pada mommy?"

Tom langsung tertawa, dia tahu dia atau anak-anaknya tidak akan bisa membohongi Lily, "Daddy baru mau mengatakan pada mommy setelah semua pasti."

"Bukan setelah barang tiba dan parkir di garasi lalu pemiliknya akan segera pulang untuk mencoba dan membawanya pergi."

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang