Part 4

6.9K 559 35
                                    

Apa yang dibayangkan atau ditakutkan Lily soal rekan kerjanya di HC ternyata diluar perkiraannya. Setelah urusan administrasi selesai, Lily diantar salah satu anak buah Stella ke lantai dimana divisinya berada. Dia diperkenalkan pada Levon, direktur keuangan yang langsung memanggil Agustine manager yang ada di bawahnya untuk mengajarkan dan membimbing Lily.

Agustine menunjukan Lily meja kerja yang akan dia tempati, memberikan beberapa dokumen untuk dipelajari, sebelum itu Lily juga diperkenalkan pada tim yang ada di bagian Agustine.
Lily duduk mempelajari berkas yang diberikan padanya, dia mengumpulkan hal-hal yang ingin ditanyakannya karena melihat semua orang sedang sibuk, namun tidak diduga waktu makan siang Harry staff yang duduk di sampingnya berdiri dan mengajak Lily juga yang lain untuk istirahat.

Saat makan siang di kantin itulah Lily tahu minggu depan akhir bulan dan kebiasaan di sana semua pekerjaan rutin harus selesai sebelum mereka harus menyelesaikan laporan bulanan. Karena itu mereka semua sibuk tapi mereka mengatakan pada Lily untuk tidak ragu bertanya atau mengganggu mereka karena mereka juga berharap Lily bisa cepat menyesuaikan diri dan membantu pekerjaan mereka.

Setelah makan siang Lily menghadap Agustine, menanyakan semua yang ingin dia tanyakan terkait berkas yang tadi diberikan padanya. Setelah selesai Lily kembali ke mejanya, diiringi senyum puas Agustine.

"Mengapa tidak dari dulu-dulu, kamu mencarikan staff seperti ini." Kata Agustine ketika Stella menghubunginya.
"Aku menemukan berkasnya di tumpukan pelamar lama, baguslah jika dia cocok bekerja di sana. Setidaknya atasanmu tidak terus melaporkanku jika tempatnya kekurangan orang potensial."
"Wajar saja dia terus mengeluh, setahun ini proyek yang harus kami urus keuangannya terus bertambah dan kami benar-benar kewalahan."
"Kalau begitu pastikan staff baru itu dilatih dan didik dengan benar."
"Tenang saja, tidak sampai sehari, aku sudah dibuat kagum dengan pengamatan dan analisanya."
"Hati-hati jika di dengar oleh tim analisa, bisa-bisa dia langsung di tarik ke sana."
"Tega sekali kamu melakukan itu pada kami." Stella tertawa dia hanya menggoda Agustine, tentu saja dia tidak boleh atau lebih tepatnya tidak bisa memindahkan tanpa ijin dari Josh, orang yang mengatur penerimaan Lily.

Sebagai staff senior dan dengan jabatannya sekarang, dia tidak perlu bertanya alasan wakil CEO mereka saat mengirimkan satu berkas lamaran dan meminta dia mengatur wawancara formal.
Stella tahu Josh mengikuti wawancaranya, dia akui Lily seorang yang memang layak bergabung di HC dilihat dari bagaimana dia menjawab pertanyaannya, hanya saja belum juga dia melanjutkan, Josh sudah meneleponya, memintanya menerima Lily di bagian keuangan.
Sekarang Agustine yang juga terkenal tegas, bisa langsung memuji Lily, kelihatannya wanita itu memang memiliki pesona yang tidak terlihat.

***

Sudah seminggu Lily bekerja di HC, dia senang dan nyaman bekerja di HC bukan disebabkan suasana kerjanya tapi juga karena pekerjaannya, juga rekan-rekan kerjanya. Dia bangun dengan semangat untuk ke kantor dan pulang walau dengan lelah tapi hatinya dipenuhi rasa bahagia dan tenang. Dia baru melewati memasuki lift ketika ada suara yang memintanya membantu menahan pintu lift.
Betapa terkejutnya Lily ketika pria yang masuk dengan membawa koper tua besar melihatnya lalu berkata, "Kamu wanita malam itu. Akhirnya aku menemukanmu."
Lily tidak terlalu mengingat wajah pria malam itu, tapi melihat pria berkacamata tebal dengan rambut berantakan di depannya berkata begitu, tentu saja dia terkejut.

"Mengapa mencariku?" Kata Lily setelah rasa terkejutnya hilang.
"Karena saya ingin bertanggung jawab dengan kejadian malam itu."
"Tidak perlu, itu bukan kesalahan anda."
"Kelihatannya ini bukan tempat yang cocok untuk kita mendiskusikan masalah itu. Saya ke unit anda atau sebaliknya?"
"Anda pindah di sini?"
"Ya, biaya sewa di sini lebih murah."
"Saya rasa tidak ada yang perlu didiskusikan lagi." Pintu lift terbuka dan Lily melangkah keluar, pria itu mengikutinya.
"Mengapa mengikutiku?" Lily mulai merasa tidak nyaman, walau entah mengapa saat pria itu mengatakan akan bertanggung jawab tadi, ada desiran halus dalam hatinya.
"Aku tidak mengikutimu tapi unitku juga di lantai ini."
Lily diam, pria itu diam menunggu, akhirnya Lily melanjutkan langkahnya dan membuka pintu kunci apartementnya tanpa menoleh lagi.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang