Part 26

3.9K 444 19
                                    

Amber dan suaminya pergi ke klinik untuk pemeriksaan kandungan rutin, hari itu mereka juga ingin pergi melihat kamar rawat yang bisa mereka pilih saat melahirkan nanti. Tentu saja Amber ingin yang terbaik, "Apakah ini kamar kelas tertinggi untuk pasien melahirkan?" tanya Amber.

"Masih ada satu tipe kamar diatas kamar ini, tapi saat ini tidak bisa dilihat karena sedang digunakan."

"Kami hanya ingin melihatnya, tidak akan mengganggu paisen yang ada di sana." kata Qakley yang sejak mengetahui Amber hamil merasa bahagia sampai semua keinginan Amber dia penuhi bahkan saat dia harus pergi ke luar kota, dia akan menitipkan Amber di rumah orangtuanya. Saat diketahui jenis kelamin bayi dalam kandungannya berjenis kelamin laki-laki maka bukan hanya Qakley yang senang tapi Mallory langsung memberi hadiah perhiasan mahal pada Amber juga semakin protektif pada menantu kesayangannya itu.

"Maaf, salah satu pelayanan kami adalah menjaga privasi pasien dan keluarganya. Jika anda berdua ingin melihatnya, bisa kami aturkan saat kamar sedang kosong, selain itu saat waktu kelahiran nyonya, kamar tersebut juga sudah dipesan."

"Hanya ada satu kamar?" Amber melihat brosur yang ada di tangannya, di sana ada foto kamar VVIP yang dimaksud oleh petugas klinik itu.

"Ya, hanya ada satu kamar. Kami juga tidak pernah menyangka jika kamar VVIP itu akan sangat diminati, tapi kami tidak bisa menambah kamar tipe itu lagi mengingat kamar yang ada saja juga harus dipesan sejak awal."

Qakley melihat pada istrinya, "Kamu mau di kamar itu?"

"Kelihatannya kamar itu cukup nyaman, mengingat setelah melahirkan pasti akan banyak yang datang mengunjungi juga memberi hadiah, kamar lainnya pasti akan sesak saat menerima tamu dan akan membuat putra kita merasa tidak nyaman nantinya." Perkataan Amber membuat petugas klinik hanya bisa memandangnya tanpa ekspresi. Petugas itu sejak awal sudah melihat jika calon pelangannya kali ini adalah wanita sombong dan angkuh, dia tahu siapa keluarga Mallory , jika dibandingkan dengan pasien yang sekarang sedang menempati kamar VVIP saat ini terlihat sekali perbedaannya padahal yang sedang menempati kamar itu sangat ramah juga baik, awalnya bahkan pasien itu hanya menginginkan kamar biasa tapi suaminya yang bersikeras tapi juga tidak memaksa karena mereka memilih melahirkan secara normal, secara otomatis mereka sulit untuk menentukan kapan harus menempati kamar itu jadi semua diserahkan pada situasi dan kondisi yang ada. Betapa bersyukurnya klinik, ketika kemarin dulu keluarga itu datang dan kamar VVIP sedang kosong sehingga bisa langsung diberikan pada mereka.

"Tenang saja, aku akan minta daddy untuk menguruskannya, aku yakin daddy pasti punya cara supaya kamu bisa menempati kamar itu."

Amber langsung tersenyum, petugas itu hanya menggeleng pelan. Dia sudah sering menghadapi keluarga kaya dan sombong jadi Amber dan suaminya hanya salah satu dari yang sudah sering dia temui.

Mereka akan meningggalkan lantai di mana ruang VVIP berada, menunggu lift dan ketika pintu lift terbuka Qakley langsung mengenali dan menyapa pria yang keluar dari dalam lift.

"Tuan Vernon?" katanya.

Josh melihat Qakley dan Amber, tentu saja dia mengenali siapa yang menyapanya, "Oh.... tuan Qakley. Apa kabar?"

"Baik, saya sedang mengantar istri saya untuk pemeriksaan kandungan sekaligus untuk memilih kamar untuk melahirkan nanti. Anda sendiri kemari untuk......"

"Mengunjungi teman yang melahirkan." Kata Josh tanpa merasa perlu mengatakan siapa teman yang akan dia kunjungi.

"Apakah istri tuan Houston?"

Josh hanya tersenyum, mereka memang memberitakan kelahiran putra pertama dari Tom tetapi tidak mengatakan di klinik mana supaya Lily bisa berisitirahat dan juga tidak mengganggu pasien lainnya dengan kiriman hadiah atau bunga yang sekarang sudah memenuhi gedung kantor HC dan lantai di mana kantor dia juga Tom berada.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang