Part 21

4.2K 459 19
                                    

Amber mengetuk pintu kamar hotel dan menunggu pintu dibuka sambil merapikan penampilannya, dia tersenyum manis pada pria yang membuka pintu lalu masuk tanpa merasa ragu.

"Mengapa lama sekali?"

"Kenapa? Daddy sudah tidak sabar?"

"Menurutmu apakah daddy bisa bersabar setelah melihat foto yang kamu kirimkan tadi?" Mallory duduk di sofa, Amber tertawa lalu duduk dipangkuan daddy mertuanya, "Hanya foto sudah bisa membuat daddy begitu tidak sabar, bagaimana dengan aslinya?"

Mallory merangkulkan tangannya dipinggang istri putra bungsunya itu, "Aslinya akan semakin membuat daddy tidak sabar, apakah kamu tidak merasakannya?"

Amber tertawa, melepaskan rangkulan tangan di pinggangnya lalu berdiri, tanpa ragu dia membuka pakaiannya di bawah tatapan Mallory, tanpa selembar benangpun dia masuk ke dalam kamar mandi, tidak perlu waktu lama Mallory masuk menyusulnya juga tanpa satu lembar benang melekat di tubuhnya.

Amber bersandar di dada Mallory, mereka baru menyelesaikan pergulatan mereka dari kamar mandi sampai tempat tidur. Mallory sedang menerima telepon, pikiran Amber lari pada kejadian dua minggu yang lalu.

Malam itu Amber dan Qakley menginap di rumah orangtuanya, seperti biasa setelah bercinta dengan suaminya, suaminya pasti langsung tertidur meninggalkan Amber dalam rasa tidak puas. Amber haus, karena air minum di kamar itu habis, Amber memutuskan turun untuk mengambilnya, berpikir sudah lewat tengah malam dan semua penghuni rumah sudah terlelap, Amber turun tanpa merasa perlu memakai pakaian yang lebih sopan atau memakai pakaian dalamnya.

Amber melihat lampu ruang kerja Mallory masih terang, kakinya yang awalnya menuju ke dapur berbelok ke ruang kerja, melihat mertuanya masih sibuk memeriksa berkas sambil menekan puncak hidungnya, satu ide yang sudah dia pikirkan sejak beberapa minggu kelihatannya mungkin bisa dia jalankan, bahkan jika rencana ini berhasil maka dipastikan dia akan mendapatkan semakin banyak keuntungan.

"Malam dad, belum tidur?"

Mallory tentu saja terkejut dengan sapaan itu dan lebih terkejut lagi ketika melihat penampilan Amber yang menyapanya.

"Belum, masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan."

"Daddy mau kopi? Kebetulan aku mau membuat susu."

"Boleh jika kamu tidak keberatan."

Amber tersenyum dalam hati kelihatannya Mallory bukanlah pria yang bisa menahan godaan, disugguhi pemandangan yang membangkitkan gairah tentu saja tidak akan ditolak.

Amber melangkah masuk dengan membawa secangkir kopi, meletakkan di samping Mallor y dan tetap berdiri di sana, "Kelihatannya daddy sedang pusing? Daripada kopi bagaimana jika Amber bantu pijat."

"Kamu bisa?"

"Lumayan."

Mallory menyandarkan kepala di kursi tingginya, Amber berdiri di belakangnya, memijat pelan kening Mallory membuat pria itu memejamkan matanya. Amber melihat bagian bawah Mallory dan tersenyum, kelihatannya pijatannya membawa pikiran mertuanya lari ke mana-mana.

"Bagaimana?"

"Pijatanmu benar-benar enak."

"Senang daddy menyukainya."

"Mengapa kamu tidak tidur?"

"Aku haus dan tidak bisa tidur jadi turun untuk membuat susu hangat."

"Qakley mana?"

Amber menghela napas, "Dia tidur kelelahan."

Mallory membuka matanya, mengangkat kepalanya dan pandangannya bertemu dengan pandangan Amber yang sendu.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang