Part 47

2.9K 409 25
                                    

Raut wajah ditekuk dengan mata masih terlihat jejak air mata di wajah Illia, membuat Lily melihat pada Tom yang keluar dari ruang kerjanya sambil menggendong ratu kecil itu.

"Mengapa menangis?" tanya Lily. Illia yang melihat Lily langsung mengulurkan kedua tangannya dan isakan yang tadi terdengar kembali terdengar.

"Dia menangis karena tidak melihat dirinya difoto resepsi pernikahan kita." Jawab Tom sambil mengelus kepala yang sedang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Lily. Lily tertegun dengan jawaban Tom sebelum tertawa, membuat isakan Illia berubah menjadi tangisan.

"Illia belum lahir saat itu, bagaimana bisa ada difoto?" tanya Lily, tentu saja ditujukan pada balita dalam gendongannya, walau dia tahu Illia tidak akan mau mendengarkannya karena sedang kesal dan bersedih.

"Illia jangan menangis lagi, daddy akan minta uncle Hans untuk memasukkanmu ke dalam foto itu." kata Tom. Dan manjur untuk meredakan tangisan Illia tapi dia tetap mengabaikan daddynya, tetap menyembunyikan wajahnya.

"Sekalian saja kamu minta Hans membuatkan template buat tambahan lainnya jika nanti diperlukan." Kata Lily.

"Betul juga." Jawab Tom sambil mengeluarkan telepon genggamnya dan menghubungi Hans sambil berjalan kembali ke ruang kerja, Lily hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah suami dan putrinya.

Illia akan mengabaikan Tom, alasan itu yang membuat Tom akan melakukan apapun untuk menyenangkan ratu kecil itu, termasuk melakukan hal yang tidak masuk akal.

Lily berbisik pada Illia, "Daddy sudah kembali ke ruang kerja." Kepala kecil itu menoleh atau lebih tepatnya mengintip, setelah memastikan daddynya tidak ada di sana, kepala itu terangkat.

Lily menghapus jejak airmata putrinya, "Itu foto waktu kamu belum lahir, mengapa kamu memaksa harus ada di sana?"

Illia menjawab dengan tatapannya, beruntung Lily sudah terbiasa atau lebih tepatnya bisa memahami pemikiran anak-anaknya.

"Illia kesal dari semua foto keluarga, foto itu tidak ada Illia?" tanya Lily. Kepala Illia mengangguk membuat Lily tertawa, "Tunggu kamu besar maka kamu pasti akan menyesal karena hal itu kamu merasa kesal dan membuat daddymy mengedit foto." Lily tidak merasa perlu menjelaskan karena pemikiran Illia tidak salah, jadi dia hanya menertawakannya.

Selama dua hari Tom diacuhkan oleh Illia, sampai hari Tom membawa foto hasil editan, di mana Illia ada di dalam foto itu. Jika Illia melihat foto itu dengan bahagia, Ted dan Lily memandang foto itu dengan bingung.

"Dad, dari foto ini apakah artinya aku lebih muda dari Illia?" tanya Ted.

"Hanya foto untuk menyenangkan adikmu. Karena tidak mungkin mengganti fotomu dengan foto Illia waktu bayi, jadi uncle Hans memasukkan foto terbaru Illia."

"Mengapa tidak mengganti foto dirimu yang menggendong mereka berdua?" tanya Lily.

"Awalnya mau begitu tapi Illia pasti tetap tidak terima karena pakaianku berbeda jadi terpaksa harus begini."

Lily menoleh pada Ted, "Tunggu Illia besar, kamu ceritakan kejadian ini padanya, mommy yakin dia akan malu dan mengomel."

Ted tertawa, "Benar juga, aku pasti akan mengingatkannya nanti."

***

Surat panggilan Amber untuk menjadi saksi dalam kasus Mallory disampaikan melalui pengacara Amber, tentu saja pengacara itu langsung menyampaikan pada Amber dan meminta kliennya untuk memenuhi undangan itu.

Kemarin Julius baru mengatakan padanya jika dia akan melakukan perjalanan bisnis ke Jepang, menawarkan Amber untuk ikut bersamanya yang tentu saja tidak akan ditolak oleh Amber. Namun kabar dari pengacaranya hari ini membuat Amber memikirkan ulang rencananya ikut dengan Julius ke Jepang, minggu lalu Julius mengatakan jika rencananya untuk menghancurkan HC harus tertunda. HC membutuhkan suntikan dana ternyata hanya rumor, Julius juga baru menerima beberapa penawaran dan proyek yang harus ditanganinya secara langsung, termasuk perjalanan bisnisnya ke Jepang juga karena proyek yang harus dia tangani.

Nice To Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang