❀I Love He?

9.5K 492 8
                                    

Hii assalamu'alaikum🙌

---

How was your day?
---


Happy Reading!!!

---

Enjoyy guysss!!!

---


Pov isna

Setelah mengambil beberapa dokumen yang akan di tanda tangani, isna berjalan santai menuju lift. Sesekali menyapa karyawan yang juga menyapanya dijalan, setelah lift mengantarkan nya ke lantai 3 ia pun kembali berjalan menuju ruang ceo berada.

Setelah mengetuk pintu dua kali, ia pun membuka pintu berwarna hitam didepannya meski tak ada yang menyahutinya dari dalam, namun pemandangan didepannya membuat ia melongo dan diam kaku

"Ehem..misi saya mau mengantarkan dokumen pak"setelah menguatkan hati dan jiwa nya isna melangkah mendekat

Kedua orang yang sedang berpelukan didepannya itu seketika merenggangkan pelukan mereka setelah mendengar suara isna, salah satu dari mereka melebarkan kedua matanya melihat isna

"Astagfirullah maaf kak vano aisyah tidak sengaja tadi" permintaan maaf itu berasal dari salah satu orang yang berpelukan tadi

"Tidak apa-apa dek aisyah, lain kali hati-hati" ucapan vano terdengar datar menyiratkan perasaan kesal

Yapss! Yang isna lihat sedang berpelukan menurutnya tadi itu alvano dan gadis manis adik geo bernama aisyah

"Iy-"

"Saya permisi" Isna memotong percakapan itu setelah menaruh beberapa lembar berkas yang dibawa lalu menfoto dan mengirimnya ke nomor geo isna berbalik badan keluar dari ruangan yang terasa pengap itu dengan tergesa

"Eh isnaa tunggu"teriakan itu membuat isna malah semakin mempercepat jalan nya menuju lift di hadapannya

"Isnaa bisa denger saya kan?!"vano yang berhasil menyeimbangkan langkahnya dengan isna bertanya kesal

"Denger"jawab isna masih tergesa, mengapa jalan menuju lift terasa begitu jauh sekarang?

"Kalau gitu tolong berhenti dulu dan deng-"

"Ngapain lo tadi di ruangan pak geo?" Tidak! Tidak! Pertanyaan itu meluncur dengan bebas dari mulut nya

"Dek aisyah tadi hampir jatuh dan gak sengaja megang bahu saya, jadi saya reflek megang bahu dia biar gak jatuh"terang alvano menjelaskan, kini kedua nya berhenti saling menundukan pandangan dijarak yang sudah cukup dekat dengan lift

"Jijik banget dek dek apaan dekarboksilasi?!"cibir isna dengan dongkol, membuat alvano meliriknya lalu tersenyum kecil. Isna cemburu? Tanya nya dalam hati

"Cemburu bilang aja"pernyataan itu bernada biasa saja sih tapi bagi isna sebuah cibiran yang kentara

"Cemburu pala lo!"isna segera mengambil langkah kembali berjalan, namun perkataan alvano membuat langkahnya sedikit memelan dan terasa berat

"Dia aisyah yang mau di jodohin sama saya na"detik itu juga air mata menetes dari kedua mata isna, kenapa rasanya sangat sesak? Tuhan?

'Isnaaa isnaaa' itu kata yang isna dengar sebelum pintu lift tertutup

Sampai lantai bawah isna berlari menuju kamar mandi dengan isakan kecil dan air mata yang terus mengalir, meski badannya terasa menabrak seseorang ia tak berhenti dan meminta maaf sekarang fokusnya hanya mencari tempat bersembunyi untuk mengeluarkan tangisannya

Pov end

***

"Aisyah emang sering kesini sih kak na, waktu itu juga zahra hampir salah sangka" kata zahra setelah meminum jus alpukat miliknya

"Apa jangan-jangann pak vano sering kesini karena pengen lebih deket sama calon tunangannya itu?" Elina menyahut tak sadar membuat perubahan di raut wajah isnaa

"Yang jadi pertanyaan besar nya itu kenapa kak isna bereaksi kaya gitu? Kak isna suka sama pak vano?"pertanyaan dari risma  membuat isna terpaku dan bertanya pada hatinya juga pertanyaan yang sama

"Aku gak tau, di satu sisi kaya gak terima dia muncul lagi di hidup aku namun di satu sisi juga lebih gak terima dia sama cewek lain guys"jelas isna mengaduk minuman nya terlihat kusut dan lelah

"You love he?"pertanyaan elina membuat isna menatap gadis berambut pirang itu, terkejut

"No! Big no! A-aku hanya-" isna tak dapat melanjutkan kata-katanya. Pertanyaan elina terpatri dalam pikiran dan jiwa nya

"Kita bakal dukung apapun yang buat kak isna bahagia, tentang siapa nantinya kaka bakal bersanding biar jadi urusan allah aja. Tapi kalau kaka bener-bener suka sama pak vano aku cuma bisa saranin tanya hati sama pikiran kaka kebenarannya dan minta sama Allah petunjuk yang terbaik menurutnya"ujar zahra panjang lebar membuat isna menganggukan kepalanya pelan

"Kalau boleh tahu aisyah itu siapa ra?"tanya isna pada zahra

"Oh aisyah? Kata pak rizky sih dia adiknya pak geo"jawab zahra santai, membuat isna lemas seketika. Saingan nya ini cukup berat

"Wahh berat sih kalau gitu na! Tapi semangat! Kita dukung kok!"ujar risma memberi semangat yang di sahut zahra juga elina

"Ehhh diva ketinggalan berita apa nih?"diva yang baru datang duduk dengan santai di sebelah zara

"Pesen apa div? Enak banget baunya"tanya isna mengalihkan pertanyaan diva

"Ohh ini menu baru kak, ada sop iga sapi murah, banyak dan enak hihii"diva berujar dengan nada seperti mengiklan kan makanan kesukaan nya itu membuat keempat gadis itu terkekeh

"Enak banget kayanya div"tanya risma menghirup uap yang menggiurkan dari mangkok milik diva

"Bagi div kamu tau kan aku juga suka banget sop igaaa"elina dengan sigap mengambil beberapa iga dari mangkok diva dan memindahkan nya ke piring milik nya

"Aaa nggakkk beli sendiri sanaaa ini murah lohhh jangan ambil punya divaa aaa enggak" risma, isna dan elina tidak mengindahkan teguran diva dan malah asik terus mengambil iga dan kuah di mangkok diva

"Aaa kak zahra bantuinnnn, sop iga diva terancam inii"teriakan itu membuat orang-orang di kantin perusahaan tertawa kecil melihatnya, diva itu sangat menggemaskan apalagi jika sedang kesal

"Pak leale diva pesen sop iga nya lagiii tapi yang bayar risma, kak isna sama kak elinaaa"teriak diva memesan kembali

"Siap neng divaaa"jawab pak leale dari kedai miliknya

Diva menatap lemah mangkok di tangannya yang tinggal satu buah iga dan kuah nya yang sedikit, sedangkan ketiga gadis yang mengambil makanannya tertawa senang sambil menikmati sop iga mereka masing-masing

"Ini neng diva pesanannya"pak leale membawa semangkuk sop iga baru dengan uap mengepul

"Makasih pak uangnya minta ke kak isna, risma Sama kak elina yahh byee kak zahra diva duluan takut di minta lagiii"diva mengambil pesanannya sekaligus nampan pak leale lalu bangkit berpindah meja di pojok sendirian, tak ingin berbagi sop iga lagi

"Heh divaaa enak aja risma minta dikit kok tadi"ujar risma tak terima

"Divaaa uang kak elina di ruang kerja gak bawa uang lebih"teriak elina memanggil diva

"Aku jugaaa div"kata isna ikut-ikutan, melihat tak ada respon dari diva ketiga gadis itu mengarahkan pandangannya pada zahra yang masih asik dengan bakso dan jus alpukat miliknya membuat zahra mendongak

"Apa?"tanya nya kemudian

"Hehe bayarin dulu yah raa aku gak bawa uang lebih hehe"kata isna mewakili membuat zahra mendengus tak urung mengangguk kecil

"Yeayy kak zahra yang terbaik"kata risma lanjut memakan sop iga nya



To be continue...

Helow^^

Gimana part kali ini???

See you next part guysss 🤜🤛

My CEO [Perfect Imam] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang