6 part menuju ending nih><
Happy Reading all...
***
"Ngapain kita bengong disini?" Tanya Diva menatap kedua temannya bingung
"Mau nyamperin Isna? Pasti gak dibolehin izin banyak orang gini" Ujar Elina seraya mendudukkan diri disalah satu kursi
"Terus gimana?"tanya Diva tidak jelas
"Gimana apanya? Ya balik kerja lah" Jawab Zahra lalu menarik lengan Elina untuk keluar kantin
"HEH KOK NINGGALIN DIVA SIH?" teriak Diva tidak terima lantas mengambil tas selempang nya lalu mengejar Elina dan Zahra yang semakin jauh
3 hari kemudian..."Kak Isna belum sehat?" Tanya Zahra memasuki ruang produksi menatap meja kerja Isna yang kosong tiga hari ini
"Gatau, di telefon handphone nya mati dan kita juga gatau Isna dimana sekarang. Kemarin kan ke apartemen nya tapi katanya udah pindah bahkan dari dua bulan lalu" Ucap Elina yang masih sibuk dengan pekerjaannya
"Apa tanya pak Vano aja ya kak?" Tanya Zahra menimang-nimang ponselnya
"Serius nanya! Pak Vano sama Isna beneran udah sah?" Tanya balik Elina mengalihkan perhatiannya dari komputer
"Zahra gatau" Gumam Zahra bingung sendiri
Isna tidak ada kabar sejak insiden pingsan di kantin tiga hari lalu, soal Geo juga tidak ada kabar lagi sejak ia mengobrol berdua ditaman rumah sakit. Ia anggap sudah tidak ada harapan lagi untuk dilanjutkan ditambah ucapan Geo langsung yang ingin mengakhiri nya membuat Zahra tidak mau terlalu memikirkan pria itu lagi. CEO nya itu belum juga berangkat bekerja meski ada berita keluarga nya yang dirawat telah dipulangkan kemarin. Sekali lagi Zahra gak mau terlalu peduli
"Woy!"
"Astagfirullah"
"Hehe ngelamun mulu sih kak Zahra" Tegur Diva sambil cekikikan jahil
"Jangan jail deh Div!"
"Iya iya maaf,
Makan siang yuk" Ajak Diva mengulas senyum manis seraya merangkul lengan Zahra mengajaknya keluar diikuti Elina dibelakang mereka
"Kamu gak dikabarin Isna Va?" Tanya Elina menyamakan jalan mereka
"Gak ada Kak, kakak dikabarin kak Isna emang?" Tanya Diva balik membuat Elina menggeleng
"Nggak juga"
"Eh eh eh" Diva menghadang jalan Zahra dan Elina membuat kedua perempuan itu mengangkat alis mereka bingung
"Gimana kalau kita tanya pak Vano?"lanjut Diva tersenyum menggoda"Yang kemarin bawa Isna beneran pak Vano bukan sih?" Tanya Elina masih linglung sekaligus masih tidak percaya
"Kita buktikan?" Tanya Diva menyodorkan layar ponselnya yang sedang menghubungi nomor Vano membuat Zahra dan Elina terbelalak kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO [Perfect Imam] End
SpiritualApa yang terpikir saat mendengar profesi seorang wanita yang menjabat sebagai sekretaris CEO? tubuh ramping? sexy? rok diatas lutut? high heels? rambut bergelombang? baju ketat? hilang kan pikiran itu! karena disini kalian akan membaca kisah sekreta...