❀Girl Named Ara

6.5K 383 3
                                    

Hii assalamu'alaikum🙌

---

How was your day?

---

Happy Reading!!!

---

Enjoyy guysss!!!

---


Flash back on

Siang cerah itu geo kecil diajak ke taman bersama sang bunda, bundanya yang tengah sibuk menyuapi aisyah makan membuat geo berjalan-jalan sendiri mengitari taman yang cukup ramai itu setelah mendapat izin hawa-sang bunda tentunya

Saat tengah memperhatikan sekeliling nya ia menatap ke arah seorang gadis yang tengah menangis berjongkok dengan kepala yang disembunyikan pada lipatan lengannya, kaki nya mendekat namun sebelum bertanya kenapa menangis? Seorang cowok lebih dulu menghampiri gadis itu

"Aaa bunda tolong araa" gadis itu terlihat berteriak dengan menangis

"Kamu kenapa?"pria itu bertanya dengan bingung melihat gadis itu

"Permen ara jatuh kak"jawab gadis itu menatap nanar permen yang sudah berbalut tanah dibawah kakinya

"Ayo beli permen baru? Aku yang traktir"ajak cowok kecil itu menarik tangan mungil gadis itu

"Wahh beneran? Mau! Mau! Ayo kak"gadis itu dengan antusias bangkit dari jongkoknya lalu menggenggam erat tangan mungil yang menariknya

Geo mengikuti langkah keduanya, sambil sesekali meminta maaf sebab tak sengaja menabrak seseorang dikarenakan jalan nya tidak hati-hati. Ketika kedua anak itu berhenti ia ikut berhenti, mengamati kedua anak kecil itu dari balik pohon mangga yang cukup besar

"Kita beli di sebrang sana saja!" pria itu menunjuk warung di sebrang, membuat geo mengerutkan alisnya tak setuju

"Ayo kakk"ajak gadis itu dengan antusias

"Kamu tunggu sini aja aku yang beli"titah pria kecil itu lalu menyebrang jalan dengan lihai

"Aku mau milih sendiri permen nya!"gadis kecil itu dengan nekat melangkah kan satu kaki nya masih menatap warung disebrang sana

"Kak aku mau mil-"

"Awasss!!"geo kecil dengan cekatan mengait lengan gadis itu yang hampir tertabrak sebuah motor, keduanya terjatuh dipinggir jalan

Belum sempat geo bangkit melihat gadis itu, bocah itu sudah lebih dulu di gendong oleh wanita yang sepertinya ibu gadis itu. Satu yang geo ingat gadis cantik itu memakai gelang berbandul bintang dan bulan

Flash back off

"Ini dari temen cowo saya waktu kecil pak"ucap zahra masih sibuk dengan gelang nya, geo kembali termenung

"Kamu Ara? Gadis kecil itu?"zahra melotot mendengarnya

"Bapak ngomong apa sih?"tanya zahra dengan raut bingung

"Waktu kamu kecil pernah ada tragedi dimana kamu hampir tertabrak lalu seorang pria kecil nyelamatin kamu?"ungkap geo dengan antusias

"Hah? Kayanya bapak bener deh"zahra terlihat mengangguk-anggukan kepala nya, sedangkan rizky tak ingin ikut campur memilih menatap langit

"Jadi kamu beneran ara?"tanya geo lagi memastikan

"Bukann! bukan! soal itu bapak bener soal angin malam gak baik, ternyata bener angin malam gak baik buktinya bikin bapak rada-rada halu"rizky hampir memyemburkan tawa nya mendengar itu, sedangkan geo mendengus kecil

"Mari pulang riz"ajak geo masuk ke mobil terlebih dulu

"Dih ngambek dia nona"kata rizky membuat zahra terkekeh

***

"Terimakasih pak, selamat malam hati-hati dijalan"pamit zahra setelah menutup pintu mobil hitam itu

"Sama-sama nona, kami pamit assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"zahra masih menatap mobil itu sampai tak terlihat baru berbalik memasuki kawasan apartemen nya

Ini tentang Zahra

Hidup sendiri di jakarta bukan keinginan nya, namun karena faktor ekonomi mengharuskan nya merantau jauh agar mendapat gaji yang dapat cukup untuk satu bulan nya. Anak pertama, perempuan, punya tiga adik terasa berat memang namun melihat perjuangan kedua orangtuanya ia tak bisa egois dengan leyeh-leyeh tidak bekerja keras

'Jangan tinggalin solat'
Ucapan ibunya yang selalu zahra ingat, dan yaps! Bisa dibilang sukses jalur langit itu memang benar-benar bisa terjadi. Kini ekonomi nya mulai stabil, kerjaan yang bagus dengan gaji yang lebih dari cukup, bos baik serta sahabat-sahabat yang sohib ia dapatkan setelah memperbaiki solat serta memperbanyak doa

"Iya buu zahra sehat kok alhamdulillah. Disitu gimana?"ini rutinitas harian nya setelah salat isya atau sebelum jam 9 ia selalu bertelponan dengan keluarga nya

"Alhamdulillah, sehat kabeh kok ora sah khawatir ra" (sehat semua kok gak usah khawatir ra)

"Udah makan malam ma?, zahra kirim 800 tadi sore. Gak bisa habis magrib soalnya ada acara tadi"

"Ya allah ra, sing wingi ge durung entek. Zahra nyimpen nggo zahra dewek aja di kirim mene kabeh"(ya allah ra, yang kemarin aja belum habis. Zahra nyimpen buat zahra sendiri jangan dikirim kesini semua)

"Hehe itu bonus dari bos zahra maa, tenang aja udah zahra atur kok hehe"

"Temenan?"(beneran?) Zahra mengangguk

"Yaudah maa tidur udah malem, salamin buat bapak sama adek-adek. Dibilangin ituu jangan main kepasar malem sampe malem banget"

"Iya iya siap ra, yawis mama tutup telpon ne. Jaga kesehatan ra"(iya iya siap ra, yaudah mama tutup telpon nya)

"Iya maa jaga kesehatan jugaa. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Tut..

Zahra tersenyum tenang, rasanya sangat menenangkan jika telah bertelponan dengan sang ibu. Capek dan lelahnya seolah menguap begitu saja. Mengulurkan lengannya menaruh HP pada nakas samping ranjang guna untuk mengisi daya ponselnya, zahra terbaring setelahnya. Menarik selimut sesudah memutar murotal surat al-mulk dari ponsel miliknya

Zahra tersenyum teduh, mengucap alhamdulillah sebagai penutup hari ini, ia pun mulai terlelap

02.00

Zahra terbangun segar, sudah hampir dua tahun ini ia selalu bangun untuk solat tahajud dan sekarang ia sudah seperti menjadikan solat sunah itu seperti wajib hukumnya, terasa berat jika tidak melaksanakannya

"Rabighfirliwaliwalidayawarhamhummakamarobbayanisoghiro"kedua telapak tangannya ia usapkan pada wajah

Sebener nya ada alasan ia merutinkan solat tahajud salah satunya berdoa agar impian nya segera tercapai, impian sejak dulu yang sangat ia idam-idamkan berharap allah segera berkehendak atas impiannya ini. Membuat sebuah cafe di desa nya






To be continue...

Helow^^





Gimana part kali ini???





See you next part guysss 🤜🤛

My CEO [Perfect Imam] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang