❀Nyonya Altares

7K 371 8
                                    

Akhirnya setelah sekian lama huhuu


Serius ini baru nulis lagi setelah part sebelumnya


So, happy Reading semuaaa


***

Sudah satu minggu sejak Zahra menunggu Geo sampai pukul 11 malam, dan setelah tahu kabar bahwa pria itu telah di pulangkan dua hari lalu Zahra tidak berani menjenguknya. Bahkan terakhir kerumah sakit saat hari mengantarkan Geo kerumah sakit dan setelah nya ia tidak kesana lagi

Satu minggu ini kegiatannya sebagai sekretaris benar-benar padat, untung pak Rizky sigap mengambil alih pekerjaan Geo. Isna sudah kembali bekerja namun tidak ada kepastian saat ditanya hubungan perempuan itu dengan Alvano. Elina dan Diva tidak jadi menjenguk karena urusan mendadak keduanya

Jadilah Diva, Elina dan Zahra kini berdiri di depan sebuah rumah cukup mewah yang alamatnya dikirimkan oleh Alvano. Isna kembali izin dengan keterangan sakit akhirnya mereka bertiga sepakat untuk menjenguk setelah pulang kerja hari ini

"Ketuk Div" Titah Elina membuat Diva yang tengah memperhatikan sekitar rumah menatap kearah Elina


Ting..

Nong...


"Kalau ada bel kenapa harus ngetuk" Ujar Diva songong setelah menekan bel

"Haha" Kekeh Zahra melihat Elina yang mendorong pelan bahu Diva


Ceklek

"Sia-"

"Kak Isnaa" Sapa Zahra dan Diva setelah melihat Isna membuka kan pintu rumah, Isna terlihat terkejut ditempat nya

"Ka-kalian?"

"Ya ampun panas banget badannya" Keluh Diva setelah memeluk Isna

"Bawa masuk guys bawa masuk" Ujar Elina membuka lebar pintu rumah Isna lalu ke empat nya masuk seraya memapah tubuh lemah Isna

"Duduk dulu Kak" Zahra mendudukkan Isna ke salah satu sofa yang tersedia, memperhatikan raut wajah Isna yang memang pucat

"Udah minum obat?" Tanya Elina dan Isna mengangguk

"Kalian tahu darimana rumah ini?" Tanya Isna dengan suara lemas menatap satu persatu sahabatnya

"Pak Alvano" Ujar Diva, terlihat Elina menghela nafas pelan ia teringat kejadian semalam sebelum ia demam

Flashback on...

"Udah pulang Mas" Sambut Isna melihat Vano yang memasuki dapur

"Iya, assalamu'alaikum" Salam Vano mendekat kearah Isna yang tengah memindahkan masakan yang telah matang kedalam piring saji

"Waalaikumsalam" Isna mencium punggung tangan Vano setelahnya kening perempuan itu di kecup pelan oleh Vano membuat Isna tersenyum tipis

"Ayo makan dulu" Ajak Isna menaruh piring lauk terakhir setelahnya menyusul Vano yang duduk duluan

My CEO [Perfect Imam] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang