❀Sah

7.7K 393 21
                                    

Komen kalian mood banget 😭

Dari sudut pandang Geo yah guys dia juga mungkin lagi terlalu pusing mikirin kesembuhan adik dan ayahnya makannya emosinya gak kekontrol gitu dan bicara seenaknya, soal dia yang paham agama dan kenapa malah deket-deket yang bukan mahramnya bakal dibahas di next part, mau plot twist gak? 😉 wkwk

Happy Reading semuaaaa....


***

Zahra segera menyadarkan diri kembali setelah melihat perempuan cantik itu dibawa oleh seorang suster dan Geo berlalu setelahnya. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar rawat inap ayah dan adik Geo

Setelah mengetuk pintu dua kali, Hawa terlihat setelah membukakan pintu untuknya. Zahra tersenyum tipis ke arah Hawa yang terlihat sedikit terkejut melihat nya, namun tak lama wanita berkerudung hitam itu tersenyum tulus dan memeluk Zahra erat

"Assalamu'alaikum bunda" Ucapnya membalas pelukan hangat itu

"Waalaikumsalam Zahra, MasyaAllah bunda masih gak percaya kamu disini"

"Zahra disini bun" Ujar Zahra menenangkan Hawa yang menangis kecil dipelukannya, setelah beberapa lama berpelukan Hawa membawa Zahra duduk di sofa yang disediakan diruangan besar itu

Zahra menatap dua ranjang rumah sakit yang diisi oleh Aisyah dan seorang pria paruh bayah seumuran Hawa. Masing-masing ranjang ukurannya cukup luas dan besar, tak heran sebab kamar ini berlabel VIP

"Keluarga Zahra apa kabar?" Tanya Hawa mengelus kepala Zahra sayang

"Alhamdulillah sehat semua bun"jawab Zahra tersenyum tipis menatap Hawa yang duduk di samping nya

"Alhamdulillah. Soal lamar-"

"Separah itu bun sampe harus dirawat satu minggu di rumah sakit?" Tanya Zahra mengalihkan pembicaraan dengan menatap dua pasien yang tengah tertidur di ranjang nya masing-masing

"Kecelakaan tunggal, supir suami bunda mengantuk jadi lah mereka kecelakaan. Supirnya meninggal namun Alhamdulillah Aisyah dan Fernan hanya beberapa luka saja"

"Kapan boleh dipulangkan?"

"Sekitar dua harian lagi kata dokter"

"Alhamdulillah kalau gitu"

Setelahnya hening, Hawa yang merasa canggung dengan suasana sekarang pun akhirnya memilih membuat secangkir teh untuk Zahra

"Terimakasih bun" Ucap Zahra mengalihkan perhatian dari ruangan besar itu ke arah teh yang disodorkan Hawa

"Sama-sama, diminum Ra" Zahra pun mengangguk dan menyesap sedikit teh hangat itu

"Maaf soal lamar-"

Ceklek

"Bun Ara minta sate ayam, kata dokter gak boleh tapi maksa. Ini Geo mau beliin buat dia, bunda ada titip sesua-"

Ucapan Geo terhenti setelah mengangkat kepala nya yang semula tertunduk menatap ponsel nya saat masuk tadi. Terkejut melihat keberadaan tamu di ruang inap ini

My CEO [Perfect Imam] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang