❀Tata Cafe

6K 349 2
                                    

Hii assalamu'alaikum🙌

---

How was your day?
---

Happy Reading!!!

---

Enjoyy guysss!!!

---


"You'r so beautiful"

Deg

Zahra sedikit tersentak mendengar pujian tiba-tiba dari Isna, lantas tersenyum malu setelah digoda staf wanita lain di panggilan video yang masih berlangsung. Jika kalian berfikir Staf wanita dan pria yang berada dalam panggilan maka kalian salah, panggilan video seperti ini memang biasa dilakukan hanya saja tak boleh di gabung aturannya

Zahra tipikal wanita yang gak terlalu suka di puji takutnya setan malah membisiki nya untuk terlalu berbangga diri, namun terkadang butuh sebuah pujian sebagai motivasi untuknya bersemangat di suatu hari, kalian gitu juga??.

Panggilan silaturahmi berlangsung sekitar lima menit lamanya, lalu ditutup dikarenakan kesibukan masing-masing. Zahra kembali menatap pantulan dirinya di cermin rias, setelahnya bangkit dari kursi yang ia duduki lalu beranjak menuju pintu karena ada yang mengetuk nya tadi

"Kak Zahra dipanggil ibu, disuruh kebawah"kata sang adik menampilkan senyum manisnya

"Okey dek, Terimakasih ayok kebawah"ajaknya lalu merangkul Clarin setelah menutup kembali pintu kamarnya

Di tangga menuju lantai bawah ia banyak mengobrol hal-hal random sama Clarin, tak sedikit juga Zahra tertawa kecil mendengar celotehan gadis berumur tujuh tahun itu

"Ibu..." Panggil Zahra setelah sampai di ruang tamu yang mulai ramai

"Ayok salat dulu udah hampir telat ini loh" Ajak sangat ibu yang memang duduk memangku mukenah miliknya

"Bentar Zahra ambil mukenah dulu" Ucap Zahra lalu berlalu menuju kamarnya lagi

"Itu peci nya dipakai dong" Suara ibu terdengar kala Zahra berjalan menuju ruang tamu setelah mengambil mukenah nya, sang adik, Izam terlihat mengangguk kecil mendengar ucapan ibu

"Ayok bu berangkat" Ajaknya merangkul sang ibu keluar rumah, ayahnya sudah duluan berangkat bersama Iva dan Clarin

Zahra, ibu dan Izam berjalan kaki menuju Masjid tujuan mereka, takbir terus berkumandang di mana-mana membuat Zahra tak henti mengucap syukur dalam hati karena masih diberi kesempatan untuk bertemu hari kemenangan ini. Setelah hampir lima menit berjalan, mereka sampai dihalaman Masjid yang mulai ramai. Izam berlalu setelah pamit pada ibu menuju bagian khusus pria sedangkan Zahra dan ibu segera berjalan menuju bagian Masjid khusus wanita

"Sekarang beda banget bu Masjid nya" Celetuk Zahra setelah memasuki Masjid besar yang sudah mulai ramai

"Iya kan beberapa kali di renovasi" Kata sangat Ibu lalu membentangkan sajadah nya setelahnya mendudukkan diri diatas sajadah

"Bisa nampung banyak orang sekarang, ma syaa Allah" Decak kagum Zahra terdengar kala matanya menatap sekeliling, dulu hanya beberapa orang saja yang dapat di tampung di dalam Masjid untuk salat hari raya namun sekarang sudah banyak sekali orang yang dapat salat didalam Masjid

"Gimana perkembangan cafe impian kamu ra?" Tanya ibu menatap Zahra yang tengah mengenakan mukenah nya

"Alhamdulillah udah mulai dibangun bu, Zahra ngambilnya arsitek yang bisa bangun nya dengan cepat" Jawab Zahra tersenyum senang, ikut menatap sang ibu setelah selesai memakai mukenah nya

My CEO [Perfect Imam] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang