Dari judul keknya kalian udah gak siap baca part ini? Wkwk
So?!
Happy Reading semuaaaa
***
Zahra mengambil boneka landak yang terjatuh kala tubuh lemah Geo diangkat beberapa orang kedalam ambulans. Mengaku sebagai kerabat membuat Zahra bisa ikut masuk dan duduk disamping tubuh Geo yang kini sedang dipasangi beberapa alat medis sebagai pertolongan pertama. Air mata Zahra tidak berhenti mengalir, tangan kiri nya menggenggam boneka landak dengan erat sedangkan tangan kanannya mengambil ponsel dari tas dan mencoba menghubungi nomor bunda Hawa dengan tangan gemetar
"Mbak nya minum dulu, tenangin diri dulu" Ucap salah satu petugas kesehatan itu menyodorkan sebotol air mineral padanya
"Terimakasih" Ucap nya lalu menaruh ponsel nya kedalam tas dan meminum air kemasan yang diterimanya
"Terimakasih bapak-bapak atas bantuannya kami permisi dulu" Ujar petugas kesehatan yang masih didepan pintu belakang ambulans, seluruh orang disitu mengangguk kan kepala mereka
"Terimkasih" Ucap Zahra pelan
15 menit kemudian...
Setelah berperang dengan jalanan yang ramai, susahnya menghubungi Hawa namun akhirnya berhasil ia kabari kini ambulans sampai didepan pintu masuk rumah sakit. Tiga orang sekaligus Zahra keluar dari ambulans dan mereka mulai melakukan tugas nya mengangkat brankar yang Geo tiduri dan semuanya mulai berlarian dilorong rumah sakit
Karena tenaga Zahra terkuras sehabis menangis tadi larinya tidak se kencang para petugas medis membuat nya sedikit tertinggal jauh di belakang, namun sekuat tenaga ia mencoba untuk tetap menjangkau kemana perginya para medis membawa tubuh lemah Geo
Brugh
"Astagfirullah" Gumam kedua insan yang saling bertubrukan itu, Zahra mengusap mata basahnya lelah lalu mengambil boneka nya yang terlempar dilantai sedikit jauh
"Maaf saya benar-benar tidak sengaja" Ucap seorang pria yang tadi bertabrakan dengannya
"Nggak papa, maafkan saya juga karena tidak hati-hati" Ujar nya juga sedikit menunduk untuk membersihkan celana nya yang sedikit kotor
"Kamu... Nggak papa?" Tanya pria didepannya lagi, membuat Zahra mendongaksetelah nya berujar istighfar dalam hati karena sempat saling menatap dengan sang lawan bicaranya
Kedua nya lalu saling menundukkan pandangan lalu mengedarkan pandangan juga, merasa canggung sekaligus gugup secara bersamaan
"Saya tidak apa-apa, maaf saya permisi dulu" Pamit Zahra berniat berlalu dari sana
"Eh-tunggu"
Waktu seolah berhenti berjalan, orang yang berlalu lalang terlihat sangat cepat berjalan kala pria berjas dokter itu menahan kepergian Zahra dengan memegang lengan nya
"Maaf?" Ujar Zahra sedikit memundurkan diri menjauh membuat dokter itu berdiri canggung setelahnya
"Astagfirullah maaf maaf, i-itu tangan kamu terluka" Kata dokter itu menunjuk punggung tangan Zahra yang tergores entah karena apa
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO [Perfect Imam] End
SpiritualApa yang terpikir saat mendengar profesi seorang wanita yang menjabat sebagai sekretaris CEO? tubuh ramping? sexy? rok diatas lutut? high heels? rambut bergelombang? baju ketat? hilang kan pikiran itu! karena disini kalian akan membaca kisah sekreta...