"Pemirsa, sudah 9 bulan lamanya. Jason Maghira. Siswa SMA Perisai Bintang hilang bak ditelan bumi. Hingga kini kepolisian Tangerang Selatan belum bisa memastikan keberadaan siswa tersebut. Beberapa netizen di media sosial, juga mengaitkan kasus hilangnya Jason Maghira dengan kepala sekolah SMA Perisai Bintang. Yang ditemukan tewas dibunuh..."
Sebuah ruangan kepala sekolah yang begitu mewah dan antik, nampak seorang anak tengah menonton TV sambil duduk di atas meja kepala sekolah di sana. Pandangannya begitu serius, sembari dia tengah menunggu seseorang di ruangan itu.
Raut wajahnya datar, ketika menonton siaran berita yang mengabarkan sekolahnya itu. Ditambah lagi, ruangan dia berada saat itu. Adalah tempat dimana kepala sekolah sebelumnya terbunuh secara tragis.
Entah berapa lama, dia menunggu sambil menonton acara berita itu. Hingga nggak lama, pintu ruangan terbuka dan seorang wanita berambut pendek seleher berjalan masuk ke dalam. Beda dari kebanyakan orang, wanita itu tampaknya selalu diikuti seekor kucing. Ia terkejut melihat anak itu tengah berada di ruangannya.
"Congratulations, you're finally the headmaster." Ucap anak itu dengan pandangannya tetap fokus ke arah TV.
"Meeehnng..." Meong kucing itu seakan menyapa anak tersebut.
"Hai, Robin." Sapa anak itu, pada kucing persia dengan dominan abu-abu itu.
"I didn't expect it would take so long to get to this position. You know.." Kata si kepala sekolah baru itu. Sambil berjalan menuju mejanya.
Anak itu pun bangkit, dan mengitari ruangan kepala sekolah itu sejenak.
"Oh? Masih ngikutin berita dia rupanya!." Kata wanita itu sambil duduk di depan mejanya, dengan pandangan mengarah ke TV. "What? Did you find him yet?."
Anak itu terdiam sejenak. Tubuhnya membalikkan wanita itu sambil memandangi foto-foto portait para kepala sekolah terdahulu.
"Sort of." Singkat anak itu.
"What do you gonna do about it?." Tanya wanita itu sambil buka-buka file dokumen di mejanya.
"Payback?." Ucap anak itu, sambil berbalik menghadap wanita itu.
"You know what, your last work still need some improvement. So messy, the cops could smell it. You know?. " Ujar wanita itu. Hingga nggak lama dia bangkit dari sana, sambil bawa beberapa file dokumen buat keluar lagi dari ruangan itu. "If you really wanna join the family, you have to practice a lot! Whatever you do later, I will keep an eye on you. Feel free to ask, okay?."
"Thank you, Coin." Kata anak itu.
"Ms. Corinna!. We're at school!." Corinna peringatkan anak itu. Ia pun berjalan menuju pintu setelahnya. Sambil mengajak Robin. Namun langkahnya terhenti saat tangannya menyentuh daun pintu. "Ngomong-ngomong, kamu yakin nggak mau naik kelas?. I can handle it easily you know, even dengan nilai dan absensi kamu semester kemarin anjlok karena dia."
"Gapapa, biarin aja. That's my plan tho." Ungkap anak itu.
"Ow? Really? Hm, I can't wait to see it!." Kata Corinna lagi. "Just a reminder, Marlon is now King, replacing Radit. So...mungkin dia bakal amat sangat merepotkan nantinya. Especially to you, since he..."
"Meenghhh..," meong Robin sambil menggaruk-garuk pintu.
"All right, I have to go to a meeting sama yayasan. Next time you go to school, try to take off your glasses. You look handsome without it. You know!" Ucap Corinna sambil membuka pintu. Dengan cepat Robin keluar dari sana disusul dirinya. "Liburan masih sisa seminggu lagi. Enjoy your holiday... Oliver!."
Oliver nggak jawab ucapan Corinna itu. Pandangannya kembali lagi ke siaran TV dengan tatapan yang tajam dan penuh...kebencian?.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Get You 2 [THE END]
Teen Fiction[BL LOKAL 18+] [JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN CERITA INI YAAA..!!] {Disaranin baca Till I Get You dan Till I Get You: Friendly Fire dulu yaa} Semenjak Adrian gabung ke tim basket sekolah, Rafky makin yakin kalau pacarnya itu bisa bantu di...