°Bara°
"Thank you lo udah dateng kesini"
Ucap Bara.
"Iya sama-sama kak, buka dong hadiah dari gue"
Perintah Alvin.
"Loh? Gua kira lo nggak mau gua liat"
Ucap Bara.
"Justru gue mau liat reaksi lo pas buka nih kado"
Ucap Alvin.
"Okay gua buka"
Ucap Bara. Kemudian membuka bungkusan kotak berukuran sedang, hadiah dari Alvin.
"Oh baju"
Ucap Bara ketika melihatnya, dan kemudian menyipitkan matanya ketika membaca tulisan baju tersebut.
"I'm gay and why?" Lantang Bara. Alvin tertawa terbahak "Sialan,, makan nih baju" Ucap Bara yang kemudian memeluk Alvin dengan ketiaknya.
"Kakk bau ketek lo"
Kesal Alvin.
"Biarin"
Ucap Bara. Kemudian suasana jadi canggung karena Bara yang masih memeluk Alvin. Mereka berdua saling bertatapan.
"Lo ganteng juga kak"
Goda Alvin.
"Lo mau jadi pacar gua?"
Goda Bara balik. Alvin menggangguk, mereka berdua tak ada hentinya saling menggoda.
"Syaratnya cium bibir gua, dan jadi pacar gua"
Goda Bara yang tak ada hentinya, Alvin terdiam. Bara nge-smirk. Bara melepas pelukannya, tapi kemudian Alvin menarik kerah baju Bara.
"Yang posisi atas cium duluan"
Ucap Alvin dengan nada serius. Bara memegang kepala belakang Alvin menggunakan kedua tangannya.
"Jatuh cinta sama gua berarti lo siap tersiksa"
Ucap Bara. Kemudian Bara melihat ke arah bibir Alvin yang merah muda. Bersiap untuk mengigitnya.
"Bara..."
Teriak Hiro seketika, yang membuat Alvin dan Bara menjadi mengganti posisi mereka secepatnya. Untungnya keburu.
"Lo tau? Tadi Rasya nyanyi"
Ucap Hiro excited
"Oh ya? Nyanyi lagu apa?"
Tanya Bara.
"Dandelions"
Jawab Hiro. Bara tersenyum dan kemudian melihat ke arah Alvin.
"Gue nggak pernah bohong Sama ucapan gue"
Bisik Alvin.
"Eh iya ro ikut gua yuk"
Ucap Bara yang kemudian membawa pergi Hiro dan meninggalkan Alvin sendirian.
.....
"Kenapa?"
Tanya Hiro heran.
"Enggak, eh iya Rasya mana?"
Tanya Bara mengalihkan topik.
"Di depan tadi di telepon Papahnya"
Jawab Hiro.
"Lo kenapa?"
Tanya Hiro sekali lagi.
"Enggak gua cuman seneng lo masih inget ulang tahun gua"
Jawab Bara.
"Of course, Lo udah gue anggap kayak kakak gue sendiri mana mungkin lupa"
"Oh iya bunda ngajakin makan-makan besok. Abis pulsek, lo mau?"
Ucap Hiro.
"Gua aja? Yang lain ikut?"
Tanya Bara.
"Ikut kalo mereka nggak sibuk"
Ucap Hiro. Bara mengangguk paham. Rasya seketika datang dengan wajah paniknya.
"Nyokap gue masuk rumah sakit" Ucap Rasya. Hiro dan Bara yang mendengar terkejut bukan main, dan langsung menghampiri Rasya.
"Kok bisa?"
Tanya Bara.
"Kecelakaan, tadi abis nganterin gue kesini"
"Gue tadi abis cekcok soal ini terus--"
Ucap Rasya dengan isakannya yang terpotong.
"Calm down, hei!!"
Ucap Hiro yang mencoba menenangkan Rasya, memeluk tubuhnya dan mengusap punggungnya perlahan.
"Kita anter lo ke rumah sakit ya"
Ucap Hiro yang masih mengusap punggungnya.
"Hei ini kenapa?"
Tanya Alvin seketika.
"Vin"
"Tadi gue ke rumah, dan gue kesini di anter mamah. Mamah kecelakaan abis nganterin gue"
Ucap Rasya menjelaskan.
"Hah?"
Teriak Alvin terkejut. Alvin kemudian terduduk dengan isakannya, air mata mulai membasahi pipinya. Hiro dan Bara yang melihat itu sedikit bingung, kenapa Alvin ikutan nangis juga?.
Alvin menghampiri Rasya dan menarik kaos bajunya.
"Kalo sampe terjadi apa-apa sama mamah, gue nggak akan pernah maafin lo!"
Ucap Alvin yang kemudian pergi meninggalkan rumah Bara. Hiro dan Bara Kembali bertatapan.
"Maksudnya?"
Tanya Hiro.
"Gue sama Alvin saudara tiri, yang kecelakaan nyokapnya Alvin. Sekarang anterin gue ke rumah sakit ya ro... Please"
Pinta Rasya. Hiro yang mendengarnya sedikit terkejut, dan kembali menatap Bara. Bara sama terkejutnya dengan Hiro tapi ada yang lebih penting yakni membawa Rasya ke rumah sakit.
.....
Woahhh!!! Ketauan nih kalo Abang adek!! Xixix lucu banget ya kalo pawat sama chimon jadi Abang adek awoakaoak😓💖
KAMU SEDANG MEMBACA
10/10 stuck with you |End✓|
Teen Fiction|Bxb genre| |Toxic language| |Bukan bahasa baku| Hiro, seorang laki-laki remaja yang hiperaktif, banyak tingkah, dan nggak tau malu ini, harus bertemu dengan Rasya Ketua OSIS yang super disiplin, dingin, dan tidak mudah ditebak. Melawan takdir dan...