10/10 stuck with you |End✓|

| Trauma |

*15 menit kemudian*

Hiro telah berhenti dari tangisannya, Hiro terbangun dari dekapan Rasya, Hiro menatap Rasya yang juga menatapnya.

"Lo udah baik-baik aja?"

Tanya Rasya. Hiro tersenyum paksa.

"Ada hal yang perlu lo tau ca!"

Ucap Hiro.

"Apa? Tentang kenapa lo nangis?"

Tanya Rasya. Hiro mengangguk.

"Okay, just tell me!"

Ucap Rasya.

"Tapi gue--"

Ucap Hiro yang terpotong.

"Gue akan dengerin, dan gue akan terima apapun itu ceritanya"

"Lo nggak usah takut untuk cerita!"

Ucap Rasya yang memegangi tangan Hiro yang bergemetar.

Hiro menarik napasnya dan membuangnya perlahan.

"Gue punya trauma"

Ucap Hiro. Rasya terdiam menyimak.

>>>> 13 tahun yang lalu

"Ayah, hio mau main keluar"

Ucap bocah kecil manis yang sedang memegangi susu kotak di tangannya, bernama Hiro.

"Iya Hiro, main sama ayah ya"

Ucap laki-laki setengah paru baya yang Hiro sebut Ayah.

"Bunda kenapa sih ayah masih kelja, padahal kan ini hali libul?"

Tanya Hiro.

"Bunda kan kerja buat Hiro, biar Hiro bisa sekolah, bisa beli susu kotak"

Ucap Ayah dengan senyumannya.

"Tapi ayah juga kelja, kenapa bunda nggak sama kayak ayah?"

Tanya Hiro heran.

"Ayah sama bunda kerja di tempat yang beda nak!"

"Nanti kalo udah besar, Hiro bakalan ngerti kok!"

Ucap Ayah. Hiro terdiam.

"Yaudah ayo kita main"

Ucap Ayah lagi mengusap rambut Hiro pelan. Hiro langsung menyeringai dan berlari semangat menuju taman.

.....

*15 menit kemudian*

"Es krim, es krim"

Teriak seorang laki-laki yang sedang berjualan.

Hiro dan Ayah sedang bermain bola sepak, mereka berdua saling mengoper satu sama lain.

Bughh

Tendangan Ayah yang tak bisa di raih Hiro, membiarkan bola memasuki rumah tua yang sangat besar dan kosong.

"Hiro, Ayah mau beli ice cream dulu. Hiro mau?"

Ucap + tanya Ayah.

"Mau ayah"

Ucap Hiro semangat.

"Hiro mau rasa apa?"

Tanya Ayah.

"Vanila, Hio mau vanila ayah"

Ucap Hiro semangat.

"Yaudah tunggu disini ya"

Ucap Ayah.

"Tapi Ayah bolanya ke sana"

Ucap Hiro yang menunjuk ke arah rumah kosong tersebut.