| Jenguk Camer |

39 6 0
                                    

*Rumah sakit*

Rasya berjalan tenang menuju ruangan aster dengan perasaan yang menggebu di benaknya, dia membuka pintu ruangan tersebut dan begitu melihat objek di depannya sedang makan dia sangat terkejut.

"Rasya" Panggil Mamahnya. Rasya tersenyum dan kemudian memeluk tubuh Mamahnya. Rasya menangis di pelukannya.

"Maafin Rasya mah.." Ucap Rasya dengan isakannya. Mamahnya mengusap punggung Rasya perlahan.

"Mamah baik-baik aja kok" Ucap Mamahnya. Rasya melepas pelukannya.

"Lo nggak masuk sekolah tadi?" Tanya Rasya ke Alvin yang sekarang sedang menyuapi Mamahnya. Alvin geleng kepala dan tersenyum.

"Kamu gimana sekolahnya? Baik-baik aja kan?" Tanya Mamahnya.

Rasya tersenyum ke arah mamahnya, ingin rasanya mengadu tentang hari ini yang sangat buruk tapi bahkan dirinya tak tega melihat Mamahnya yang masih terbaring di kasur rumah sakit.

"Everything is good" Bohong Rasya. Hiro terkekeh mendengarnya.

"Papah mana?" Tanya Rasya.

"Tadi nerima telepon, katanya dari guru sekolah kalian" Ucap Mamahnya. Rasya mengangguk paham.

"Ini...?" Tanya Mamahnya karena melihat kehadiran Hiro disana.

"Hiro mah... Temen... Rasya" Ucap Rasya. Alvin cengengesan mendengarnya, Hiro kemudian bersalaman dengan Mamahnya.

"Salam kenal Tante" Sapa Hiro.

"Salam kenal juga Hiro" Sapa balik Mamah Rasya.

......

°Hiro°

Hiro berjalan keluar rumah sakit diantar dengan Rasya.

"Lo beneran mau pulang sendiri?" Tanya Rasya. Hiro mengangguk.

"Yaps gue nggak apa-apa kok balik sendiri" Ucap Hiro. Rasya mengangguk paham.

"Mamah lo pulang kapan?" Tanya Hiro.

"Kemungkinan besok" Ucap Rasya. Hiro mengangguk paham.

"Kalo gitu, gue pamit ya"

"Bye"

Ucap Hiro yang kemudian pergi meninggalkan Rasya untuk pulang ke rumahnya.

......

*Rumah Hiro*

Hiro memasuki rumahnya.

"Hiro!!" Teriak Bunda seketika yang membuyarkan lamunan Hiro.

"Bundaaa" Kaget Hiro.

"Gimana tawaran Bunda waktu itu? Pada mau ikut BBQan?" Tanya Bunda.

Hiro berjalan menuju sofa dan kemudian duduk disana.

"Kayaknya bakalan ke tunda sampai lusa Bun" Ucap Hiro.

"Kenapa?" Tanya Bunda yang ikut duduk di sampingnya.

"Mamah tirinya Rasya kecelakaan semalem, udah siuman sekarang, tapi masih di rawat" Jelas Hiro.

"Yaampun... Nanti malem kita kesana jengukin ya!" Ajak Bunda.

"Bunda mau jengukin?" Tanya Hiro.

"Iya" Ucap Bunda. Hiro terkekeh dan kemudian memeluk Bunda.

"Kenapa ini?" Tanya Bunda karena Hiro tiba-tiba memeluk Bundanya.

"Hiro takut Bunda kenapa-kenapa dan nanti nggak ada lagi yang nemenin Hiro" Ucap Hiro sendu.

"Bunda akan baik-baik aja kok Hiro, selagi Hiro pun baik-baik aja" Ucap Bunda yang kemudian mencium pelipis Hiro.

.....

*Rumah sakit*

Bunda dan Hiro berjalan menuju ruangan aster dengan buah dan beberapa makanan untuk diberikan.

Hiro mengetuk pintu kemudian terlihat Rasya di balik pintu.

"Bunda?" Sapa Rasya terkejut yang kemudian menyalimi Bunda. Bunda tersenyum.

"Masuk Bun" Ucap Rasya yang Kemudian mempersilahkan Bunda dan Hiro masuk.

"Halo ini mamahnya Rasya ya?" Sapa bunda yang kemudian bersalaman.

"Iya, ini Bundanya Hiro?" Tanya Mamah memastikan.

"Kok tau?" Tanya Bunda heran.

"Tadi Rasya cerita dikit tentang Bunda" Ucap Mamah. Bunda tersenyum.

"Aku Luna" Ucap Bunda.

"Aku Delia" Ucap Mamah. Kemudian mereka berdua berbincang-bincang.

"Lo bawa Bunda kesini?" Tanya Rasya.

"Enggak, Bunda yang mau kesini karena mau jenguk camer" Goda Hiro. Rasya tersenyum ingin rasanya mencium pipi Hiro namun didepannya sekarang ada Mamah dan Bunda.

Kemudian seketika Papah Rasya menghampiri kita semua.

"Loh ada tamu?" Tanya Papah dengan logat Jepangnya.

Bunda menatap Papah Rasya terkejut, begitupun Papahnya Rasya.

"Ini Papah kamu Rasya?" Tanya Bunda. Rasya mengangguk.

"Hmm kalo gitu, Hiro pulang yuk! Ini udah malem" Ucap Bunda seketika.

Bunda dan Hiro bergegas keluar ruangan namun Papahnya Rasya menarik tangannya.

"Luna" Panggil Papahnya. Bunda menepis tangan Papahnya Rasya, dan segera pergi.

"Dia..." Tanya Mamahnya Rasya memastikan. Papahnya mengangguk.

"Bunda kenapa mah?" Tanya Rasya. Papahnya seketika berlari mengejar Bunda, Rasya menatap Mamahnya dan kemudian berlari mengekori Papahnya.

.....

°Hiro°

"Bun.. bunda" Panggil Hiro karena dirinya di tarik paksa dengan Bunda. Bundanya terhenti dari jalannya, kini mereka berdua sedang berada di pinggir jalan.

"Kenapa sih Bun? Ada apa? Bunda kenal sama Papahnya Rasya?" Tanya Hiro yang tak ada hentinya. Bunda meneteskan air matanya.

"Ayo kita pulang Hiro" Ucap Bunda yang menarik tangannya. Hiro menepis tangan Bunda.

"Bunda jelasin dulu!" Teriak Hiro yang kini ikut menangis.

"Luna" Panggil Papah Rasya seketika.

"Hiro ayo kita pulang!" Ajak Bunda yang menarik tangannya.

"Hiro?" Tanya Papah Rasya memastikan. Rasya seketika datang dengan ngos-ngosan dan menghampiri Hiro.

Bunda seketika terdiam.

"Namanya seperti saya, ichiroo" Ucap Papahnya.

"Apa dia.." Ucap Ichiroo yang terpotong.

"Cukup!" Bentak Bunda.

"Ayo Hiro kita pulang" Ucap Bunda yang menarik tangan Hiro tapi kemudian Papahnya Rasya menghalanginya.

"Jadi ini Hiro... Anak saya?" Tanya Ichiroo memastikan.

.....

Hayoo jadi Rasya, Hiro dan Alvin adek kakak?? Pantesan tanggal lahirnya nggak beda jauh... Awoakaoka

10/10 stuck with you |End✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang