Part 1

12K 263 7
                                    


*****

Iring-iringan mobil sedan mewah mengiringi mobil seorang Menteri di sebuah negara bernama Paix ( nama negara fiktif) memasuki halaman rumah yang begitu luas, belasan penjaga berdiri tegap dan sangar pada tempatnya masing-masing sesuai protokol sang empunya rumah. Puluhan papan bunga bertuliskan ucapan selamat ulang tahun berjejer rapi di halaman rumah yang sangat megah itu, ucapan ulang tahun teruntuk putri dari sang Menteri yang kini tengah merayakan sweet seventeen-nya yang bagi kebanyakan remaja perempuan, itulah salah satu momen  paling penting saat usia remajanya.

Salah satu ajudan sang Menteri berlari tergopoh-gopoh membukakan pintu mobil dan mempersilahkan seseorang dari dalamnya keluar, "Nona sudah menunggu Anda Sir." ucap si pria berseragam serba hitam khas, dengan kepala menunduk. 

"Bagaimana dengan Istri saya?" tanya sang Menteri seraya mengancingkan kancing jasnya. Pria tampan berusia 44 tahun bernama Vincent Smith Abraham adalah mantan anggota militer yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, meskipun usianya hampir paruh baya namun dia masih terlihat sangat gagah dan tampan, begitu berwibawa dalam balutan setelan jas mahalnya menambah kesan elegan. Selain perawakannya yang sempurna, Vincent juga memiliki garis wajah tegas membingkai matanya yang tajam dengan netra cokelat gelap teduh. Sang Menteri benar-benar definisi pria sempurna bagi siapa saja yang melihatnya, dari segi fisik, jabatan, materi, bertambah sempurna dengan adanya istri dan putri cantik bernama Arabella yang kini tengah berulang tahun. 

"Nyonya sedang menenangkan Nona Arabella di dalam"

Vincent pun bergegas masuk dengan langkah lebarnya, diikuti beberapa ajudan yang selalu setia mengikuti dibelakangnya, pemandangan itu cukup menggambarkan betapa berkuasa dan berpengaruhnya pria berpangkat tinggi itu, terlihat dari bagaimana orang-orang di sekitar yang dia lewati menuju ke dalam rumah, tampak menundukkan kepala dan sedikit membungkuk memberi hormat.

"Apa yang Kau pikirkan? Bagaimana bisa Kau begitu terlambat?!" ujar seorang wanita berparas cantik yang sudah dipastikan dia adalah Ibu Menteri Pertahanan terlihat dari caranya berbicara pada Vincent yang santai. Wanita itu berpakaian rapi mewah dilengkapi aksesoris melengkapi penampilannya yang terlihat elegan menggunakan busana dari brand-brand ternama tentunya.

"Jangan membuat keributan Anna. Kau tahu, hidupku sudah bukan lagi milikku sendiri dan keluarga kita" Vincent menegaskan pada istrinya yang bernama Annastasia itu, jika posisinya sekarang sebagai seorang pejabat tinggi tentulah tanggung jawabnya bukan lagi keluarganya saja, tetapi juga negara, negara yang memberinya kepercayaan untuk mengemban tugas, negara yang memberinya tempat cukup tinggi.

"Aku mengerti, tetapi ini tidak mudah bagi Arabella"

"Itu karena Kau terlalu memanjakannya" ucapnya dengan gigi mengatup guna menahan intonasi suaranya agar tak terdengar tamu yang hadir, pria yang selalu memasang wajah tegas dan dingin sebagai seorang pemimpin itupun segera menyunggingkan senyum pada tamu-tamu putrinya yang telah hadir.

"Ayahhh!!" gadis bernama Arabella itu, lari berhambur memeluk ayahnya.

"Sayang. Maaf, Ayah membuatmu menunggu"

"Aku malu, teman-temanku sudah memasang wajah bosan karena Ayah terlalu lama" rajuknya seraya menoleh pada teman-temannya yang sudah tak sabar menunggu acaranya dimulai.

"Seharusnya Kau mulai saja tanpa Ayah hm?" pria itu mengusap lembut puncak kepala putrinya yang masih memasang wajah cemberut.

"Ini sweet seventeen-ku Ayah, bagaimana mungkin aku meniup lilin tanpa Ayah"

"Sudah, sudah, kasian teman-temanmu sudah menunggu lama" sela sang Ibu menengahi.

Akhirnya pesta mewah itupun dimulai, lantunan lagu selamat ulang tahun pun dinyanyikan, setelahnya Arabella memanjatkan doa, meniup lilin lalu memotong kue dan memberikan potongan spesialnya untuk sang kekasih yang sedari tadi setia berdiri di sampingnya. 

MeRona (THE END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang