08. Bekal dan Luka

2 0 0
                                    

[Semua karakter, tempat, organisasi, agama, dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi]

●●●

Hari demi hari berlalu. Si Troublemaker Ganteng semakin rajin menghilangkan alfa di absensinya, walau dia datang sesuka hatinya dan tak pernah memperhatikan pelajaran. Lelaki itu masih tak membawa apa pun ketika sekolah. Dia hanya datang untuk mengisi absensi saja sepertinya. Hari-harinya di kelas hanya tidur, bermain ponsel, dan sesekali menjahili guru yang sedang mengajar agar dirinya diusir dari kelas.

Sebagai teman sebangku, Nara sering mendapati aroma tubuh Andra yang campur aduk. Seperti bau yang menyegarkan dengan campuran rokok dan bau yang tak diketahuinya. Gadis itu selalu penasaran apa saja yang teman sebangkunya lakukan ketika di luar sekolah. Walau dirinya sudah menyatakan bahwa dia berteman dengan lelaki ini, tapi hingga saat ini pun dia tak pernah bertukar nomor ponsel sekali pun.

Terkadang, Nara merasa kasihan dengan teman sebangkunya saat beberapa guru terlihat mengincarnya untuk dijadikan bahan olok-olokan. Gadis itu merasa heran kenapa teman sebangkunya sama sekali tak bereaksi dengan semua lelucon yang melewati batas. Dirinya saja merasa jengkel meski bukan dia yang dijadikan bahan lelucon.

“Kalian jangan jadi abadi dan gak tau diri. Contoh aja kakak kelas kalian yang sudah sukses” tutur seorang guru wanita yang terkesan menyindir.

Nara melirik teman sebangkunya yang sedang membenamkan wajahnya di antara lengannya sedari tadi. Satu hal yang diketahuinya, teman sebangkunya itu tidak benar-benar tidur. Kenapa dia bisa tahu? Karena wajah lelaki itu tidak tampak seperti orang yang baru saja tidur saat bangun. Pasti lelaki itu mendengar semua hal yang dikatakan gurunya.

“Ok, Andra. Coba deskripsikan diri kamu pake bahasa Inggris” titah guru itu.

Nara pun mendelik tak percaya. Dia menoleh pada guru dan teman sebangkunya bergantian. Guru itu benar-benar menjengkelkan. Terlihat sekali jika wanita yang mengajar pelajaran Bahasa Inggris itu sedang mencoba menyudutkan Andra. Nara menoleh pada Andra yang menegakkan tubuh lalu berdiri.

I don’t know about myself, but I know one thing about you. You’re just lazy person being a stupid teacher

Kalimat itu terdengar tepat dan menusuk hingga membuat orang yang dimaksud naik pitam. Andra benar-benar mengatakannya langsung tanpa menyindir wanita tersebut. Jovan tampak menahan senyumnya mendengar ucapan Andra.

Tapi ketahuilah, tak ada yang salah dengan apa yang diucapkan lelaki itu. Wanita itu memang pemalas. Dia selalu memberi tugas tanpa menjelaskan apa pun pada muridnya. Dia selalu duduk di kursinya dan bermain ponsel tanpa memedulikan anak didiknya. Ya, mungkin itu pantas dia dapatkan.

Bel istirahat berbunyi tepat saat wanita itu ingin mengusir Andra dari kelas. Wanita itu pergi dengan kekesalan yang tiada tara. Beberapa anak tertawa ketika sang guru keluar dari kelas. Banyak yang setuju dengan apa yang diucapkan si Troubkemaker Ganteng itu. Mereka justru lanjut menggosip tentang keburukan-keburukan wanita itu.

Andra meninggalkan kelas dan menuju tempat favoritnya. Duduk di bawah pohon yang begitu teduh. Tatapannya kosong memandang rumput di hadapannya. Hingga dirinya dikejutkan oleh keberadaan Nara yang entah sejak kapan sudah duduk di sampingnya. Lelaki ini mulai berpikir apakah teman sebangkunya itu benar-benar manusia atau hanya makhluk halus yang sedang menyamar. Gadis ini selalu datang tanpa disadarinya.

KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang