[Semua karakter, tempat, organisasi, agama, dan kejadian dalam cerita ini adalah fiksi]
●●●
Hari ini Andra masuk ke sekolah. Dia tak terlambat hari ini, justru dia datang sangat pagi. Dia tak mengendarai motornya, Indah yang mengantarnya tadi. Ini hari terakhirnya bebas, jadi dia benar-benar ingin menghabiskan waktu.
Dilihatnya Nara yang baru saja memasuki kelas. Gadis itu langsung menghampirinya ketika melihat dirinya masuk sekolah. Nara duduk di sebelahnya sembari menatapnya dengan serius. Andra hanya menatapnya tanpa bisa berkata-kata.
“Kamu ke mana aja? Tiga hari gak ada kabar, aku telpon gak diangkat, di chat gak dibales. Kamu ngehindar lagi dari aku? Aku ada salah sama kamu?”
Andra menatap gadis yang memberinya pertanyaan beruntun. Entah kenapa dia suka. Pacarnya mengkhawatirkan dirinya. Dia menyukainya.
“Maaf”
“Tapi kamu gapapa, kan? Waktu itu kata bu Puja kamu sakit” tanya Nara sembari memperhatikan wajah Andra yang masih tersisa sedikit bekas luka.
“Gue—“
“Aku, kita kan pacaran” sahut Nara pelan.
“Aku gapapa” jawab Andra tersenyum tipis.
Nara pun tersenyum. Bel masuk berbunyi tanda pelajaran akan dimulai. Gadis itu berdiri dari duduknya.
“Ya udah, aku balik ke bangkuku dulu”
Andra langsung menahan tangan gadis itu. Dia menarik Nara untuk kembali duduk.
“Di sini aja”“Terus Jovan?” tanya Nara bingung.
“Biar pergi” jawab Andra dengan mudahnya.
Nara tersenyum. Akhirnya dia satu bangku dengan lelaki ini lagi walau harus mengusir Jovan. Dia sangat rindu dengan lelakinya ini. Tiga hari tanpa kabar dari lelaki ini membuatnya akan mati karena khawatir rasanya. Dia begitu khawatir karena memikirkan bagaimana jika Andra sakit seperti waktu itu dan tak ada yang mengetahui.
Pembelajaran berjalan lancar walau Andra hanya meletakkan kepalanya sembari memejamkan mata tanpa memperhatikan guru. Hingga bel istirahat berbunyi, barulah waktu itu dia membuka matanya. Dilihatnya Puja menghampiri dirinya seusai pelajaran.
“Andra, saya mau bicara sama kamu” ucap Puja dengan serius.
“Saya gak” jawab Andra sembari menegakkan badannya.
Dia berdiri dan menggenggam tangan Nara, mengajaknya untuk pergi dari kelas. Namun gadis itu menahannya. Ditatapnya Nara yang juga menatapnya.
“Bu Puja mau ngomong sama kamu, kamu ikut bu Puja dulu, ya” ucap Nara sembari menganggukkan kepalanya.
“Gak mau” tolak Andra tanpa basa-basi.
“Andra, cuma bentar, kok. Iya, kan, bu?”
“Iya, sebentar aja”
Lelaki itu menghela nafasnya. Dia menatap Puja yang benar-benar mengacaukan harinya. Dengan tetap menggenggam tangan Nara, lelaki itu mengikuti Puja menuju ruang BK. Puja menyuruh Nara untuk menunggu di luar karena ada pembicaraan yang tak boleh diketahui orang lain karena bersifat pribadi.
Di dalam, Pak Sarwo juga ada di sana. Mereka duduk di sofa sembari memperhatikan Andra. Ini bukan hanya sebuah bahan gurauan para murid tentang Andra yang menjadi murid kesayangan Pak Sarwo. Itu memang benar adanya. Lelaki itu satu-satunya murid yang sangat diinginkan untuk dilihat kesuksesannya di masa depan. Pak Sarwo sangat ingin melihat itu dari Andra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga
Novela JuvenilIni sebuah kisah. Tentang tiga manusia yang melalui berbagai rintangan dalam perjalanan hidupnya. Arti Keluarga masih menjadi tanda tanya besar yang belum dapat mereka pecahkan. Mereka kehilangan rumah untuk pulang. Namun, mereka menemukan 'rumahnya...