Ini sudah minggu kesekian Jiho tinggal di Bumi. Industria yang berhasil diserap olehnya nyaris setengah bagian dari liontin tersebut.
Sebenarnya, Jiho kerap kali berusaha untuk menyerap industria yang ada pada Jaehyun. Akan tetapi Jaehyun selalu saja menghindar. Atau parahnya lagi, Jaehyun dengan sengaja membiarkan Jiho melakukan aksinya dengan sia-sia.
Mengingat hal itu, Jiho berdecak. Bahkan tanpa sengaja ia memukul meja kasir. Hingga menimbulkan suara dentuman yang cukup keras.
"Ada apa, Ji?" tanya Miyeon.
Spontan, Jiho menoleh menatap Miyeon. Ia meringis lalu meminta maaf pada Miyeon, alih-alih memberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan Miyeon barusan.
"Kak, bahan perlengkapan mandi ada di sebelah mana, ya?"
Jiho dan Miyeon kompak mengalihkan atensi, melihat ke arah gadis berseragam yang baru saja masuk ke dalam toserba.
"Ada di rak kedua dari ujung sana, Dek," sahut Miyeon sembari menunjuk ke arah yang dimaksud. "Biar Kakak bantu, ya," ujar Miyeon kemudian.
"Eh? Ga usah, Kak. Gapapa," katanya lalu beranjak dari sana.
Miyeon pun kembali menoleh menatap Jiho. "Ji, aku mau cerita sesuatu."
Jiho menautkan alis menatap Miyeon. Tatkala ia hendak mempersilakan Miyeon untuk bercerita, gadis tadi tiba-tiba saja datang menghampiri.
Jiho pun segera menghitung total barang belanjaan gadis itu.
"35 ribu."
Gadis itu merogoh saku seragamnya lalu menyodorkan selembar uang kertas kepada Jiho. Setelah itu, Jiho langsung mengembalikan sisa kembalian uang tersebut.
"Terima kasih," ucap Jiho sembari memamerkan senyumnya.
Gadis itu membalas ucapan terima kasih Jiho, dan ikut memamerkan senyuman. Lalu, ia pun bergegas keluar dari sana.
"Tadi kamu mau cerita apa, Miyeon?" tanya Jiho.
Miyeon terdiam sebentar. Tatapannya menatap Jiho dengan sedikit rasa sangsi dalam diri.
Menyadari hal itu, Jiho tertawa pelan. "Kalau kamu ragu, kamu ga perlu cerita. Tapi kalau kamu cerita, aku bakalan dengerin cerita kamu, kok."
Miyeon berdeham. "Sebenarnya sebelum kamu kerja di sini, aku udah terima salah satu orang," ungkap Miyeon. "Bukan aku, sih, tapi Mama."
"Oya?" Jiho melirik sebentar ke arah Eunwoo yang berdiri di belakang Miyeon. Jika memang begitu, kenapa Eunwoo tidak pernah memberitahukan hal tersebut pada Jiho?
"Itu privasi kehidupannya Miyeon. Jadi aku tidak bisa memberitahukan hal itu padamu," kata Eunwoo, yang langsung paham dengan arti dari lirikan Jiho barusan.
"Setelah dua hari kerja, dia tiba-tiba ga datang lagi. Jadi aku pikir mungkin dia memang udah ga mau kerja di sini lagi. Walaupun baru dua hari, tetap aja aku pengen bayar usahanya untuk dua hari itu. Tapi dia ga pernah muncul lagi setelah dua hari itu," ungkap Miyeon. "Tapi semalam, dia tiba-tiba datang ke sini. Dia minta maaf dan tanya ke aku, aku masih butuh pekerja atau enggak."
"Kamu jawabnya gimana, Yeon?" tanya Jiho.
Miyeon terdiam sebentar. Kemudian ia menghela napasnya. "Aku terima," jawab Miyeon. "Maaf. Pasti kamu ga--"
"Aku sama sekali ga masalah, kok. Aku masih bisa cari pekerjaan lain."
Miyeon mengerutkan dahi menatap Jiho. "Kamu ga harus cari pekerjaan lain. Aku cerita cuma memang karena pengen kasih tau kamu aja. Dan lagi, kamu tau sendiri 'kan ... buat ngatur semua barang-barang itu, seenggaknya kita butuh satu pekerja lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scintilla Amoris (Completed)
FantasyKim Jiho merupakan seorang aqua mediocris paling lemah dalam kasta terendah di Mediocris Villa. Yang mana ia juga mendapat hukuman dari sang Kaisar karena telah melakukan berbagai tindakan pelanggaran. Kim Jiho diasingkan ke Bumi. Ia diharuskan unt...