Kim Jiho merupakan seorang aqua mediocris paling lemah dalam kasta terendah di Mediocris Villa. Yang mana ia juga mendapat hukuman dari sang Kaisar karena telah melakukan berbagai tindakan pelanggaran.
Kim Jiho diasingkan ke Bumi. Ia diharuskan unt...
Karena di sini aku pakai beberapa istilah dari bahasa Latin, jadi aku udah siapin beberapa terjemahan kosa kata yang sering muncul di cerita ini. Translated by Google. Jadi kalau ada terjemahan kata yang salah, mohon bantuannya untuk dikoreksi, ya^^
Terima kasih :)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💫 💦 💫
Untuk bertahan hidup, merupakan hal yang wajar jika kita tetap berjuang—menghadapi berbagai rintangan yang ada, dan terus mencari jalan keluar tiap kali ada masalah yang menimpa.
Akan tetapi, bertahan hidup bukanlah satu-satunya tujuan Kim Jiho, sosok aqua mediocrisyang paling lemah dalam kasta terendah di Mediocris Villa.
"Sudah jam segini. Kenapa masih belum pergi juga, Jiho? Kamu lupa kalau area flos mediocris itu hanya dihuni oleh para mediocris yang suka mengomel—maksudku, mengkritik rutinitas orang lain?"
Kim Jiho, perempuan yang lebih kerap disapa sebagai Jiho itu menoleh ke sebelah kanan. Yang mana tepat di sebelahnya, sosok lelaki dengan setelan berwarna hijau baru saja duduk. Tangan kanan lelaki itu tampak asyik memainkan ranting pohon.
"Tidak semua. Kalau kamu lupa," sahut Jiho. "Lagi pula, aku sudah menyelesaikan tugasku," lanjutnya lagi.
Jiho melepas alas kaki yang dikenakan. Ia menurunkan kedua kaki dari bebatuan lalu memasukkannya ke dalam sungai. Perempuan itu bahkan membiarkan bagian bawah gaunyang dikenakan ikut basah terkena aliran air sungai.
"Omong-omong, kamu dapat pakaian aneh seperti itu dari mana?" tanya Jiho. Ia kembali menoleh melirik ke arah lelaki tersebut. Kedua alisnya tampak bertaut dengan jelas.
Sementara itu, lelaki tersebut menaikkan sudut bibirnya. "Aku singgah ke alam—di mana para manusia tinggal. Bagus 'kan, Jiho?" tanyanya. "Pemilik tokonya bilang, setelan jas ini cocok denganku."
Jiho sama sekali tidak menanggapi jawaban tersebut. Padahal, Jiho sendiri yang bertanya terlebih dahulu.
"Sebenarnya, Bumi itu tempat yang baik. Aku rasa, alih-alih kamu mencoba untuk tinggal di Palatium ... bagaimana kalau kamu mencoba untuk tinggal di Bumi dulu? Di sana terdapat industria yang bisa kamu serap. Dengan begitu, vi kamu pun secara otomatis akan bertambah."
"Xu Minghao."
"Iya?"
Jiho menyibak rambutnya ke belakang telinga, menatap lelaki bernama Minghao itu dengan dahi yang tampak berkerut.
"Kalau ada cara yang mudah, kenapa harus memilih yang sulit?" Jiho beralih memungut pantofel yang terletak di sebelah bebatuan yang saat ini diduduki oleh Jiho dan Minghao. "Aku harus kembali sekarang. Bagaimanapun juga, aku masih harus memikirkan cara supaya aku bisa masuk ke Palatium."
Minghao berdiri dari duduknya usai Jiho mengenakan kembali pantofel tersebut. "Tadinya aku berencana untuk mengajak kamu minum teh denganku di hutan. Tapi aku rasa, dengan situasi yang sekarang ini ... kamu pasti akan menolak ajakan dariku, bukan?" gurau Minghao. Lelaki itu bahkan tertawa di akhir kalimatnya. Hal tersebut membuat Jiho pun ikut tertawa.