23. Mencoba Kembali

46 14 30
                                    

Jaehyun menidurkan Jiho ke tempat tidurnya. Ia meringis menyadari bahwa saat ini, Jiho masih mengenakan gaun biru yang basah itu, juga handuk tebal yang sengaja dipakaikan Jaehyun ke tubuh Jiho.

Namun beberapa saat setelahnya, ia menyadari bahwa Jiho bukanlah manusia seperti dirinya. Ia ingat, terakhir kali--kala Jiho berjam-jam berada di air, besoknya Jiho tetap baik-baik saja.

Jaehyun sadar. Seharusnya, ia mengkhawatirkan dirinya terlebih dahulu, baru Jiho.

Akan tetapi wajah pucat Jiho saat ini, benar-benar mengganggu pikiran Jaehyun.

"Kamu kenapa main air terus, sih, Ji?" Jaehyun menggerutu.

Lelaki itu menyugar rambutnya ke belakang dengan kasar. Mengingat fakta bahwa Jiho itu bukanlah manusia, Jaehyun bingung harus melakukan pertolongan apa dulu.

"Apa gue kasih industria aja kali, ya?" Jaehyun bergumam. Perlahan, Jaehyun beranjak menghampiri Jiho. "Tapi Jiho 'kan masih ga sadar. Memangnya bakalan ngaruh? Ah! Terserah, deh! Gue ganti baju dulu."

Jaehyun beranjak menjauhi Jiho. Ia melirik sebentar ke arah Jiho lalu membuka pintu lemari pakaiannya.

Usai mengambil baju dan celana ganti, Jaehyun bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Membiarkan Jiho terbaring di tempat tidurnya dalam keadaan basah.

Beberapa menit telah berlalu.

Jaehyun telah selesai berganti pakaian semenjak beberapa menit yang lalu. Ya, Jaehyun hanya sekadar berganti pakaian saja. Sebab, pikirannya masih saja dikacaukan oleh keadaan Jiho saat ini.

Ia cukup sadar, bahwa wajah Jiho kian memucat. Bahkan bibir Jiho pun terlihat agak memutih.

"Jiho." Jaehyun menepuk pelan pipi Jiho. Akan tetapi, tidak ada respons apapun dari Jiho.

Lelaki itu menghela napasnya. Lalu, ia mengelap wajah Jiho dengan begitu hati-hati menggunakan handuk putih mini, yang sengaja diambilnya usai berganti pakaian.

Ia kemudian menoleh melirik ke arah jam dinding. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 2 lewat 10 menit.

"Jiho, maaf ...," ujar Jaehyun. Ia membungkuk--mempertipis jaraknya dengan Jiho.

Well, bagaimanapun juga ... Jaehyun harus mencobanya terlebih dulu. Jika dengan memberikan industria tidak berhasil juga, Jaehyun akan mencari cara lain.

Jaehyun mulai menempatkan bibirnya di bibir Jiho. Awalnya, itu hanya sekadar kecupan saja. Entah mengapa, Jaehyun mendadak ragu. Ia merasa bahwa hal yang dilakukan olehnya saat ini, bukanlah hal yang tepat. Sebab selama ini, keduanya selalu melakukan hal itu dalam keadaan sama-sama sadar. Namun setelah berperang dengan pikirannya sendiri, alhasil Jaehyun memilih untuk tetap melanjutkannya.

Untuk hal yang dilakukan pada Jiho saat ini, Jaehyun akan meminta maaf nanti.

Jaehyun mengerjap sebentar lalu memejamkan matanya kembali. Ia kian memperdalam ciumannya. Dan tiba-tiba saja, Jaehyun dapat merasakan sesuatu yang asing menjalar ke dalam dirinya. Menyadari hal itu, Jaehyun pun langsung menghentikan ciuman tersebut.

"Jiho? Kamu udah gapapa?" tanya Jaehyun kala melihat Jiho yang saat ini sedang mengerjap.

Sementara itu, Jiho berusaha untuk duduk. Kemudian, ia memperhatikan tubuhnya. Usai melihat gaun dan handuk tebal yang membalut tubuhnya, Jiho menoleh menatap Jaehyun.

Jiho ingat, tadi sewaktu hendak mencoba kembali ke Mediocris Villa ... tubuhnya mendadak terhempas jatuh. Itu karena Jiho bertekad, bahkan mempertaruhkan industria yang dimiliki olehnya untuk mencoba kembali ke Mediocris Villa.

Scintilla Amoris (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang