03

148 7 0
                                    

          HAPPY READING

"Girls, muka gue udah syantik belum?." Ucap Celine.
"Udah kok, muka lo perfect." Balas Sheila.
"Bener banget apa kata Sheila. Lo itu cantik kece badai deh pokoknya. Kalau Langit liat, pasti dia bakal suka sama lo." Jelas Zia.

"Awwhh, lo berdua emang bestie gue yang paling the best." Ucap Celine dengan mengacungkan jempol nya.
"Eh ehh, si mata empat dateng tuh." Ucap Sheila. Celine pun menyeringai lalu mendekati Senja.

"Heh mata empat, mana buku pr lo?." Ucap Celine seraya menarik kerah baju Senja.
"Mau buat apa?." Balas Senja.
"Ya buat nyontek lah bego." Ucap Sheila.

Lalu Celine pun merebut tas Senja dan mengobrak - abrik tas Senja.

"Aku mohon jangan di gituin, nanti buku aku rusak." Ucap Senja seraya mencoba mengambil kembali tas nya.
"Diem lo." Balas Zia sambil menghempaskan tangan Senja.
"Akhirnya ketemu juga nih buku." Ucap Celine.

"Balikin buku aku." Ucap Senja seraya mencoba merebut buku nya.
"Diem! Pelit banget sih lo jadi orang." Ucap Sheila.

Masalah nya, bukan Senja tidak mau meminjamkan buku pr nya, tapi saat Celine dan temennya sudah selesai menyalin jawaban nya, mereka akan merobek jawaban Senja, dan mereka sudah melakukan itu berulang kali. Dan tidak sering juga Senja di marahi oleh guru nya karena di sangka tidak mengerjakan pr.

"Dasar emang, kalo punya ilmu tuh bagi - bagi jangan buat sendiri doang." Ucap Zia.
"Tapi kalau kalian nyontek terus kapan kalian bisa nya." Ucap Senja.
"Jadi lo ngatain gue bodoh, iya?." Bentak Celine.
"Bukan maksud-" belum selesai Senja bicara, tiba - tiba Sheila memukulkan tas nya ke kepala Senja dan membuat Senja jatuh dan kepala nya terbentur kursi.
"Lo bisa diem enggak sih! Berisik tau enggak!." Bentak Sheila.

Lalu seseorang datang menghampiri mereka.

"Balikin enggak buku nya Senja." Teriak seorang gadis bernama Syafa yang adalah teman baik Senja.
"Sok jagoan ternyata, punya nyali berapa lo sampe berani neriakin kita, heh." Ucap Celine seraya menekan keras bahu Syafa.
"Aku enggak takut sama cewek gila kayak kalian." Ucap Syafa dengan nada tinggi lalu merebut buku Senja dari tangan Celine.

"Lo yang gila!." Bentak Celine.
"Balikin enggak buku nya." Ucap Sheila seraya mencoba merebut buku Senja dari tangan Syafa.
"Enggak." Balas Syafa.

"Sini!." Bentak Sheila dan merebut buku Senja dari Syafa dengan kencang.
"Sekali lagi lo belain nih cewek, gue pastiin lo bakal nyesel." Ucap Celine.
"Aku enggak takut." Balas Syafa.
"Udah lah, enggak ada gunanya juga ngomong sama cewek idiot kayak dia, mending juga ke rooftop." Ucap Zia.
"Ke rooftop aja yuk, alergi gue lama - lama disini bareng orang miskin kayak lo." Ucap Celine seraya menyenggol bahu Syafa keras lalu pergi dari sana.

"Ya ampun Senja, pelipis kamu memar ." Ucap Syafa.
"Maafin aku ya, gara - gara aku kamu jadi berantem sama mereka." Balas Senja.
"Kamu enggak salah, mereka nya aja tuh yang ngeselin. Kamu nya juga malah diem aja enggak ngelawan." Jelas Syafa.
"Mau ngelawan kayak gimana fa, aku ngelawan juga enggak ada gunanya." Ucap Senja.
"Ya udah ayo ke UKS dulu buat ngobatin luka kamu." Ucap Syafa.
"Enggak usah, aku enggak kenapa - kenapa kok." Balas Senja.
"Udah ayo." Ucap Syafa seraya menarik tangan Senja.

LANGIT SENJA  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang